Assalamualaikum, Playmates. Salam sehat untuk semua, ya. Alhamdulillah kajian kedua POMG di sekolah si cikal berjalan lancar. Rencananya tema yang akan disampaikan adalah Peran Orang Tua dalam Pendidikan Karakter Positif Anak Usia Dini. Namun, ternyata pembahasan belum sampai ke sana, baru jenis-jenis watak saja.
Jumat pagi itu lebih hectic dari biasanya karena si bungsu ikut ke sekolah. Untungnya, tidak ada drama yang berarti jadi kami bisa datang tepat waktu. Setelah menunggu sebentar di depan kelas, saya bersiap menuju aula serbaguna tidak jauh dari sana.
“Hayu, Mam Nada,” ajak Mama Baim yang kerap mengikuti kajian juga.
“Hayu, Mam,” kataku sambil menuntun si kecil.
Menjelang pukul delapan, ruangan telah ramai oleh mama-mama sholiha, aamiin. Seperti biasa saya menuju ke bagian agak belakang dan berpisah dengan Mama Baim. Saya duduk dekat Mama Alesha, seorang sahabat semenjak sekolah dasar.
Saya sudah mengantisipasi agar si bungsu tidak bosan selama kajian berlangsung. Ya, apalagi kalau membiarkannya menonton kartun di ponsel. Hal yang jarang saya lakukan. Dan, itu memang terbukti ampuh.
Selama kajian dia tidak mengganggu. Hanya menjelang acara berakhir, anak berusia tiga tahun itu mulai merasa bosan dan merengek minta keluar ruangan. Untungnya masih bisa dibujuk sehingga saya bisa mengikuti kegiatan sampai akhir.
Saya memang bisa menyimak dengan baik apa yang disampaikan oleh Dr. Fenti Inayati, S.Pd.I., M.Ag., tetapi saya tidak bisa mencatat apa pun atau sekadar men-screenshot materi yang disampaikan karena ponselnya kan dipegang si bungsu.
Untungnya, apa yang disampaikan berdasarkan pembahasan watak anak dari akun Youtube dr. Aisyah Dahlan sehingga saya berniat akan menontonnya untuk dijadikan bahan tulisan. Lebih untungnya lagi Mama Baim memberikan link-nya jadi saya tidak repot-repot mencari.
Related:
1. Kalam Allah perihal watak
QS. Al-Isra’ Ayat 84
قُلْ كُلٌّ يَّعْمَلُ عَلٰى شَاكِلَتِهٖۗ فَرَبُّكُمْ اَعْلَمُ بِمَنْ هُوَ اَهْدٰى سَبِيْلًا ࣖ
84. Katakanlah (Muhammad), “Setiap orang berbuat sesuai dengan pembawaannya masing-masing.” Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalannya.
Berdasarkan ayat di atas setiap orang itu berperilaku sesuai wataknya. Dan, tidak ada watak yang lebih baik dari watak lainnya. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan. Hanya Allah-lah sang pemilik kesempurnaan.
2. Perkembangan Ilmu Pengetahuan Mengenai Watak
- Hippocrates tahun 300 SM
Mengembangkan teori tentang ciri-ciri tempramen turunan. - Gallen 149 M
Fisiologi Romawi yang mengusulkan teori kepribadian yang dipengaruhi oleh cairan tubuh. - Florence Littauer
Teori dari Littauer-lah yang kini dijadikan pegangan para ahli. Dia menyebutkan bahwa watak itu diturunkan secara genetik.
3. Mengenali Lebih Dalam Tentang Watak Anak
Q.S As-Syams 8-9
فَاَلۡهَمَهَا فُجُوۡرَهَا وَتَقۡوٰٮهَا
8. maka Dia mengilhamkan kepadanya (jalan) kejahatan dan ketakwaannya
قَدۡ اَفۡلَحَ مَنۡ زَكّٰٮهَا
Qad aflaha man zakkaahaa
9. sungguh beruntung orang yang menyucikannya (jiwa itu)
Dua ayat tersebut selaras dengan teori kepribadian yang berlaku sekarang. Bahwasannya watak itu adalah bawaan. Setiap anak memiliki kecenderungan untuk berbuat baik dan buruk. Namun, kita sebagai orang tua bisa mengarahkannya untuk menajamkan kekuatannya.
3.1 Permainan untuk Mengetahui Watak Anak
Ada sebuah permainan sederhana yang bisa menggambarkan watak anak, yaitu permainan peran. Kita menawarkan pada anak ingin menjadi apa mereka. Apakah ingin menjadi penonton, penulis skenario, sutradara, atau artis.
Setelah anak memilih. Minta mereka memilih lagi karena watak itu ada yang asli ada yang turunan. Tes ini bisa juga untuk menentukan watak orang tua, ya, karena pada dasarnya watak itu sama saja, baik pada anak atau pun orang dewasa.
- Jika anak memilih menjadi penonton, wataknya berarti phlegmatis.
- Jika anak memilih menjadi penulis skenario, wataknya berarti melankolis.
- Jika anak memilih menjadi sutradara, wataknya berarti korelis.
- Jika anak memilih menjadi artis, wataknya berarti sanguinis.
3.2 Jenis-jenis Watak
Watak secara umum dibagi menjadi empat, yaitu phlegmatis, melankolis, korelis, dan sanguinis. Sebelum mengenali watak anak, ada baiknya kita juga mengenali watak kita sendiri agar ke depannya lebih mudah dalam memahami si kecil.
3.2.1 Phlegmatis
Phlegmatis ini adalah watak anak yang dalam permainan peran memilih menjadi penonton. Mereka tipe pengamat dan hasratnya damai.
Kekuatan:
- Senantiasa berhasrat damai, diplomatis, tenang dan praktis
- Senang dengan pekerjaan rutin, dapat diandalkan, mengerjakan sesuatu dengan rileks dan mencari cara mudah
- Menghindari konflik
- Humoris (kadang garing)
- Suka mengerjakan suatu hal dalam satu waktu.
Kekurangan:
- Sulit mengambil keputusan
- Sering kurang antusias
- Tekad baja tersembunyi
- Mudah stress bila banyak konflik, cemas menghadapi perubahan, takut ditinggalkan
- Tidak suka pada orang yang terlalu mendesak, tidak suka pada orang yang terlalu berisik, tidak suka pada orang yang terlalu berharap kepadanya
Anak phlegmatis senang kepada orang yang:
- Mau mengambil keputusan untuk dirinya
- Mau mengakui kekuatan wataknya
- Mau menghargai dan respect padanya
Motto:
- Saya suka belajar dengan mudah
- Tolong jelaskan perlahan-lahan
- Please, bantu saya lebih paham
- Saya ingin selalu membantu dan menyenangkan orang lain.
Tips untuk orang tua:
- Ajari untuk memiliki tujuan dan target
- Ajari untuk bergerak lebih cepat
- Ajari untuk mengerjakan sesuatu lebih banyak
- Ajari untuk menangani masalahnya sendiri.
3.2.2 Melankolis
Melankolis ini adalah watak anak yang dalam permainan peran memilih menjadi penulis skenario. Mereka tipe pemikir dan hasratnya sempurna.
Kekuatan:
- Melihat hal yang detail, kritis dan teoritis
- Serius, tekun dan konsisten
- Cenderung jenius
- Mampu menganalisa, teratur, memiliki standar tinggi
- Berbakat, rapi, sensitif dan peka
- Mudah berempati pada orang yang lemah.
Kelemahan:
- Mudah stres jika hidup tidak teratur dan standar tidak terpenuhi
- Membuang waktu dalam persiapan dan terlalu fokus pada yang detail
- Terlalu sering mengingat hal yang negatif dan mudah curiga pada orang lain
- Pendiam, pemurung, kurang bersosialisasi, dan mudah sedih jika orang lain tidak terpenuhi kebutuhannya dan tampaknya tak seorang pun peduli.
Watak melankolis senang kepada:
- Orang yang serius
- Orang dengan intelektual mendalam
- Orang yang berdiskusi dengan logis.
Watak melankolis tidak senang kepada:
- Orang pelupa dan lambat
- Orang yang tidak teratur
- Orang yang berbohong
- Orang yang tidak jelas
Motto:
- Saya suka belajar dengan cara yang benar
- Saya suka belajar dengan fakta dan angka
- Saya suka mengerjakan dengan detail
- Saya ingin orang berterus terang pada saya
Tips bagi orang tua:
- Ajari agar lebih rileks dalam mengerjakan sesuatu
- Ajari untuk lebih sedikit terbuka
- Beri pemahaman mengenai perfeksionis, bahwa tidak semua harus terlalu sempurna.
3.2.1 Koleris
Koleris ini adalah watak anak yang dalam permainan peran memilih menjadi sutradara. Mereka tipe pelaku dan hasratnya mengatur.
Kekuatan:
- Cenderung mengejar target
- Senantiasa ingin cepat dalam belajar
- Nampak mengendalikan dalam menguasai pelajaran
- Sigap membantu orang-orang yang membutuhkan pertolongan
- Senang menggunakan caranya sendiri
Dalam aktivitas sehari-hari anak ini sangat hebat dalam hal:
- Memiliki kemampuan mengendalikan pelajaran lebih dari teman-temannya
- Menguasai pelajaran yang memiliki target
- Senang dengan pelajaran yang mendapat apresiasi besar
- Menguasai proses belajar yang cepat
- Menguasai proses pengambilan keputusan yang cepat
- Mampu dalam memimpin dan menilai secara cepat
Kelemahan:
- Bersikap seperti bos, dominan, otokratis, tidak sabar
- Tidak suka memberikan pengakuan kepada orang lain
- Mudah tertekan jika hidup tidak terkendali dan orang tidak melakukan sesuai caranya
- Suka bekerja dengan orang yang mendukung, mengalah, dan mengikuti caranya, serta membiarkan dia yang mendapat nama.
- Dalam bekerja lebih produktif, mempunyai jiwa kepemimpinan, dan naluri yang kuat. Jika stres maka akan mengalihkannya dengan kesibukan dan mencari siapa yang salah
Motto:
- Saya senang belajar dengan cara saya sendiri
- Pelajaran ini tentang apa? dan apa tujuannnya?
- Langsung pada masalah, jangan bertele-tele! Saya aja yang ngatur
- Saya ingin membantu mengajar bapak/ibu guru
Tips untuk Orang tua:
- Ajari bersabar
- Ajari untuk tidak memaksakan kehendak
- Ajari cara mengendalikan diri agar tidak cepat-cepat dalam belajar
- Beri apresiasi langsung atas apa yang dikerjakan atau prestasinya
3.2.4 Sanguinis
Sanguinis ini adalah watak anak yang dalam permainan peran memilih menjadi artis. Mereka tipe pembicara dan hasratnya gembira.
Kekuatan:
- Suka kegiatan spontan
- Senantiasa terlihat hebat dalam pelajaran yang memerlukan interaksi dengan teman atau orang lain
- Mengemukakan pendapatnya di depan kelas atau di depan teman-teman dengan penuh gairah
- Memiliki perhatian lebih di antara teman-temannya
- Kreatif
- Optimis
- Pandai menghibur
- Menggembirakan orang lain
Kekurangan:
- Tidak suka sesuatu yang rumit dan detail
- Tidak terorganisir, terlalu mudah percaya dan naif
- Mudah stres jika hidup tidak menyenangkan
- Bosan dengan hidup teratur dan terjadwal
- Takut tidak popular
- Tidak suka kritik dan tidak ditanggapi
- Tidak suka kalau harus mencatat uang yang dibelanjakan
- Merasa sedih kalau tidak didengar, dipuji, dan didukung
Motto:
- Saya suka belajar dalam keadaan santai
- Saya senang belajar sambil bermain
- Saya akan mengerti jika saya melihat dan mendengar
Tips untuk orang tua:
- Ajari untuk mengelola segala sesuatu
- Ajari untuk menunggu orang lain selesai berbicara
- Ajari untuk disiplin dengan waktu
Penutup
Alhamdulillah kajian kali ini memberikan pencerahan tentang kesempatan untuk menjadi lebih baik lagi bagaimana pun watak kita. Meski kajian tidak sampai membahas peran orang tua dalam pembentukan karakter positif anak, mengetahui jenis-jenis watak pun insyaallah sangat bermanfaat bagi kita.
Dengan mengetahui watak anak, kita bisa lebih bijak dalam memberikan respons terhadap perilaku mereka. Misal kalau anak kita berwatak keras, kita akan tahu bahwa balik bersikap keras terhadapnya adalah tindakan yang kurang tepat.
Setiap anak itu spesial. Ia hadir dengan pembawaannya masing-masing. Oleh karena itu kita tidak harus memberikan perlakuan yang sama terhadap mereka. Beda watak, beda pula cara penanganannya.
Hal penting yang harus diingat, setiap watak itu memiliki kelebihan dan kekurangan. Sudah menjadi tugas kita sebagai orang tua untuk semakin menonjolkan kelebihan dari watak mereka dan meredam kekurangannya.
Tidak ada watak yang lebih baik dari jenis watak anak lainnya. Semua harus diterima karena itulah pemberian Allah. Semoga kita bisa memaksimalkan apa yang ada pada anak, ya, Playmates. Selamat berjuang untuk menjadi orang tua yang lebih baik lagi.
Yang SMA pleghmatis, yang MTS sanguin. Emaknya Melankolis hehe
Sekeluarga beda semua 🙂
Ayahnya koleris, hhe.
Makasih atas uraiannya, saya jadi dapat ilmu psikologi anak terbaru tanpa harus ikut secara langsung..
Sama-sama, Mbak. Terima kasih sudah berkunjung 🙂
Masya Allah kajiannya ndaging banget mbak monic, kereenn iih aq bookmark ?
Iya, Mak, ini materinya dari akun Youtube dr. Aisyah Dahlan 🙂
Buku karya Florence Littauer tentang kepribadian saya baca sewaktu kuliah dulu. Saya jadikan sebagai pegangan untuk memperhatikan orang2 sekeliling, termasuk anak-anak (setelah punya anak). ALhamdulillah, banyak membantu. Suami juga tahu tipe kepribadian ala Littaeur ini, sering kali kami mendiskusikan bagaimana menghadapi orang2 dengan tipe2 yang mereka miliki.
Masyaallah Mbak Mugniar sudah mengambil ilmu ini dari sumbernya langsung 🙂
Dulu aku bingung nentuin tipe watak aku sendiri. Menurutku, watak aku malah kayak campuran.
Memang ada baiknya, dari kecil anak sudah dibiasakan untuk mengembangkan emosionalnya dalam hal positif, mengerjakan hal hal yang baik dan lingkungan adalah guru bagi mereka yang pastinya mempunyai peran untuk perkembangan watak si anak
Iya, Mbak bisa juga campuran, tapi katanya ada satu yang lebih dominan 🙂
Masyaallah Mbak Aliya sudah menjajal materi ini lebih dalam. Saya baru di kajian saja tahu tentang jenis-jenis watak ini 🙂