Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, salam sehat untuk semua, ya, Playmates. Minggu lalu kajian rutinnya bertema parenting. Minggu ini pun masih kajian parenting yang berjudul Q n A Permasalahan Orang Tua dalam Pengasuhan Anak.
Narasumber kajian kali ini adalah Pak Iwan Kurniawan A. C.H., C. F.C. Beliau pernah mengisi kajian rutin di semester satu. Beliau dan tim juga yang meng-handle psikotes di sekolah si cikal, jadi kami sudah tidak asing lagi dengan sosoknya.
Sama seperti kajian di semester satu, kajian parenting bersama Pak Iwan ini didahului pembukaan oleh Bu Gita. Bu Gita adalah guru bimbingan dan konseling di sekolah si cikal. Pada kesempatan itu, beliau membahas perkembangan murid-murid selama satu tahun ke belakang.
Saya setuju dengan apa yang Bu Gita sampaikan. Ada perkembangan yang terlihat dari si cikal setelah bersekolah. Anak saya ini baru bersekolah tahun ajaran ini. Dia langsung masuk ke TK B, tanpa melalui TK A dan kelompok bermain (Kober).
Hal yang paling kentara dari si cikal adalah kemandirian dan keberaniannya. Selama bersekolah saya hanya mengantar jemput, dari pukul 07.30 – 12.30 dia di sekolah tanpa saya temani. Alhamdulillah, semua berjalan tanpa drama yang berarti.
Kembali ke kajian, kali ini tidak ada materi tertentu, jadi hanya diisi tanya jawab berbagai permasalahan orang tua, semacam ngobrol santai.
Related:
Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!
Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!
Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut
Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah?
1. Q n A Permasalahan Orang Tua
Setelah pembukaan, pembacaan ayat suci, dan sambutan dari Bu Gita, Pak Iwan langsung mempersilakan mama-mama yang ingin bertanya seputar permasalahan mengenai pengasuhan anak. Temanya random, tidak ada batasan materi, bahkan untuk usianya pun tidak harus usia TK.
1.1 Apa yang Harus Dipersiapkan Menjelang Anak Masuk Sekolah Dasar?
Dengan tegas Pak Iwan menjawab habiskan masa bermain. Inilah salah satu alasan mengapa di TK, anak-anak belum boleh belajar membaca dan menulis karena akan ada saatnya mereka telah siap untuk itu, yakni di usia tujuh tahun saat di bangku sekolah dasar.
Related:
Menciptakan Surga dalam Keluarga di Bulan Ramadan
Peran Orang Tua dalam Mendidik Generasi Qur’ani
Di SD kelas satu itu 70% main 30% belajar, sedang di kelas dua sebaliknya. Dan, untuk kelas lebih atas tentu tidak ada persentasi main lagi. Oleh karena itu, anak dituntut untuk bisa fokus dan konsentrasi pada materi pembelajaran.
Jika pada saat masuk SD, anak belum puas bermain, pastinya dia tidak akan bisa mengikuti pembelajaran dengan baik. Para ahli menyarankan anak sudah harus berusia tujuh tahun saat mulai sekolah dasar, kecuali anak istimewa yang sudah memiliki surat rekomendasi dari psikolog.
1.2 Bagaimana Mengatasi Permasalahan Orang Tua Perihal Anak yang Gampang Terpengaruh?
Orang tua yang kurang mendengar dan kurang bercerita bisa menyebabkan anak gampang terpengaruh oleh teman dan lingkungannya. Jadi, kita harus sering ngobrol dengan anak, ciptakan bonding yang erat dengannya.
Saat anak pulang sekolah, kita tidak usah menanyakan bagaimana belajarnya atau ada PR atau tidak. Lebih baik kita tanyakan di sekolah berteman dengan siapa saja, jadikan diri kita teman curhat yang asyik untuknya.
1.3 Anak yang Punya Banyak Saudara, Cukupkah Bermain Hanya dengan Saudara?
Related:
Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak
Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk!
Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?
Rahasia Emas Bagi Pemburu Ilmu
Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau, Bisakah?
1.3 Anak yang Punya Banyak Saudara, Cukupkah Bermain Hanya dengan mereka?
Tidak. Karena sebanyak apa pun saudara tidak akan bisa menggantikan lingkungan luar sebenarnya. Dengan saudara itu, seberantem-berantemnya masih ada sayangnya. Jadi anak tetap harus ke luar dari zona nyaman.
Jika tidak ada anak lain di sekitar rumah, ikutsertakan dia ke les tari, musik, dan lain sebagainya. Sebagai tambahan, jika kita bertemu teman, kenalkan anak padanya. Bentuk anak menjadi pribadi yang mudah bergaul.
1.4 Bagaimana Mengatasi Anak yang Kerap Menjawab Saat Orang Tua Menasehati dan Susah Nurut?
Itu hal yang wajar karena yang bermasalah itu justru anak yang nurut. Anak yang kurang berekspresi itu tipe yang gampang dibohongi, gampang terpengaruh, dan pemalu. Saat anak menjawab berarti dia sedang belajar berpikir kritis.
1.5 Bagaimana Cara Mengatasi Anak yang Membawa Bahasa Kasar Pulang ke Rumah?
Orang tua harus memberikan pemahaman tentang batasan. Tanyakan anak tahu bahasa itu dari siapa, lalu tekankan anak hanya boleh menggunakan kata-kata ajaib itu di lingkungan asalnya. Jadi tidak boleh dibawa ke rumah.
Related:
Kualitas Hubungan dengan Pasangan, Pentingkah?
Melembutkan Hati yang Keras, Gimana Caranya?
Kalam Illahi Hadirkan Kebahagiaan yang Hakiki
Masuk Surga Sekeluarga, Mungkinkah?
Membangun Interaksi Mendidik AUD, Bagaimanakah?
1.6 Bagaimana Mengatasi Permasalahan Orang Tua Perihal Anak yang Mudah Mengamuk?
Anak dengan agression tinggi biasanya berawal dari pengalaman buruk, yakni orang tua pernah memarahinya di depan banyak orang. Jika ingin menasehati atau memarahi anak, usahakan melakukannya empat mata. Memarahi anak di depan umum bisa menyebabkan luka di hati anak.
Jika anak sudah telanjur kerap ngamuk, untuk mengatasinya ikut sertakanlah les renang atau sepak bola. Buat energinya habis, sehingga dia tidak punya daya lagi untuk tantrum.
Related:
Menutup Aurat dengan Sempurna, Harus Menunggu Siapkah?
Muslimah Mengaji Pribadi Teruji
https://monicarasmona.com/muslimah-mengaji-pribadi-teruji/
Perintah Salat Saat Isra Mi’raj
Mengelola Keuangan Keluarga dalam Islam
2. Penutup Kajian Parenting tentang Permasalah Orang Tua
Alhamdulillah waktu dua jam lebih berlalu tanpa terasa. Senang rasanya mendapatkan banyak pencerahan mengenai pola asuh. Namun, saya merasa agak sedih karena saya akan segera kehilangan previlege dalam kemudahan mendapatkan ilmu dari kajian rutin ini.
Si cikal sudah hampir satu tahun bermain dan belajar di taman kanak-kanak. Saat dia bukan lagi menjadi murid TK, saya pun tidak akan bisa lagi menyimak kajian rutin setiap hari Jumat ini. Semoga saya bisa menghadiri kajian POMG lagi dua tahun mendatang, saat si bungsu masuk TK. Insyaallah.
Kajian kedua terakhir ini berlangsung santai, tanya jawab mengenai permasalahan orang tua dalam pengasuhan anak. Meskipun penuh canda tawa, obrolan ini membuka mata dan pikiran perihal masih belum optimalnya saya dalam membersamai anak.
orang tua harus belajar juga jika berada di posisi sang anak ya mbak, kadang anak-anak juga meniru lingkungannya dan tidak bisa memfilter yang baik dan buruk.
Memberikan nasehat tentunya adalah tugas orang tua, tapi kadang ada anak yang nggak seneng kalau dinasehati
Iya, kebanyakan anak seperti itu. Sebisa mungkin kita yang menjadi teladan bagi mereka.
Masya Allah… Terima kasih sharingnya, Mbak. Sampai kapan pun, ilmu parenting itu penting karena pola pengasuhan akan terus berkembang seiring perkembangan zaman.
Iya, Mbak, harus terus mau belajar, ya. Untungnya, di zaman sekarang ilmu berseliweran di mana pun, asal kita mau terus berproses.
Anak-anak memang mudah terpengaruh dengan lingkungan tempatnya bergaul ya. Sehingga sebisa mungkin orang tua harus memilih teman-teman yang baik untuk anak dan juga jadi contoh untuk anak-anaknya.
Betul, Mbak. Yang paling penting teladan dari orang tua dan bekal ilmu agama yang memadai.
Betul, Kak, jadi anak juga belajar mem-filter bahasa sesuai lingkungannya.
Samaan nih mba, anakku juga tahun ini tamat TK dan akan masuk kelas 1 SD. Tentunya banyak bekal parenting yang harus saya persiapkan saat anak mulai bersekolah nanti. Makasi informasinya ya mba 🙂
Sama-sama, Mbak. Harus banyak belajar lagi, ya, kita.
Min Nikunews suka banget nih dengan pertanyaan-pertanyaan yang diberikan. Benar-benar mewakili banyak permasalahan yang dialami oleh orang tua kebanyakan. Di bagian mengatasi anak yang tidak nurut itu penjelasannya benar-benar ngena.
Jadi sebagai orang tua jangan gegabah menganggap setiap perkataan anak adalah lawan. Itu bentuk mereka berekspresi
Betul sekali, Min. Berat, ya, jadi orang tua itu. Harus banyak belajar dan terus berproses. Semoga kita dimampukan.
Jika anak sering ngamuk, daftarkan les renang atau sepak bola agar energinya habis, sehingga dia tidak punya energi lagi untuk tantrum. Good idea nih mbak
Buat mereka lelah, ya. Jangan kita saja yang lelah 🙂