Menutup Aurat dengan Sempurna, Harus Menunggu Siapkah?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Playmates. Salam sehat untuk semua, ya. Liburan sepanjang apa pun tetap ada akhirnya. Setelah dua minggu bebas dari antar jemput anak sekolah, di awal bulan Januari rutinitas kembali berjalan seperti sebelumnya. Kajian rutin pun kembali hadir dengan tema muslimah cantik menutup aurat dengan sempurna sesuai syariat.

Ustaz Gungun Abdul Basit menjadi narasumber di kajian pertama di semester dua ini. Beliau masih seperti dulu saat saya menjadi muridnya. Ustaz menyampaikan materi dengan akrab sehingga suasana terasa hangat.

Kajian kali ini unik karena dibuka dengan pantun yang sesuai dengan tema. Berikut empat pantun yang sepertinya ditulis oleh Ustaz Gungun sendiri.

Batang tebu dikerat-kerat,
Tapi jangan dibiar lama;
Berpakaianlah menutup aurat,
Karena itu tuntutan agama.

Anak sekolah pergi berkemah
Kaki sakit tersengat lebah
Beginilah jadi wanita muslimah
Hidup damai penuh berkah

Setelah hujan terbit pelangi
Gerimis turun dengan renyai
Kenakan hijab yang syar’i
Agar engkau slalu diridhai.

Kadal gurun hewan melata
Masuk satu ke dalam kemah
Wajahnya cantik sangat jelita
Itulah bidadari di dalam rumah.

Pantun-pantun itu membuat suasana makin semarak. Kajian yang biasanya identik dengan sesuatu hal yang membosankan tidak berlaku saat itu.

1. Dalil Tentang Menutup Aurat

Menutup aurat tidak akan membuatmu kehilangan kecantikan

Sebagai seorang muslimah seharusnya kita tahu bahwa menutup aurat merupakan suatu kewajiban, bukannya pilihan. Hal itu disebutkan dalam dalil-dalil berikut ini:

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah?

1.1 Dalil Al-Quran 

“Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutup auratmu dan pakaian indah untuk indah untuk perhiasan. Dan pakaian taqwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.” (Q.S. Al-A’raf: 26)

“Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali, sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Ahzab: 59)

“Dan katakanlah kepada para perempuan yang beriman, agar mereka menjaga pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah menampakkan perhiasannya (auratnya), kecuali yang (biasa) terlihat. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kerudung ke dadanya. (Q.S. An-nur: 31)

1.2 Dalil Hadits 

Dari ‘Aisyah radliyallahu ‘anha, bahwa Asma binti Abu Bakr masuk menemui Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan mengenakan kain yang tipis, maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berpaling darinya. Beliau bersabda: “Wahai Asma`, sesungguhnya seorang wanita jika telah baligh tidak boleh terlihat darinya kecuali ini dan ini -beliau menunjuk wajah dan kedua telapak tangannya. -H.R. Abu Daud

Dari Abu Hurairah dia berkata: “Wanita-wanita yang berpakaian tapi telanjang, dan berjalan melenggak-lenggok tidak akan masuk surga atau pun mencium baunya, padahal bau surga tercium dari jarak perjalanan lima ratus tahun.“ -H.R. Malik

Dari Abdullah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Wanita itu adalah aurat. Jika dia keluar maka setan akan memperindahnya di mata laki-laki. -H.R. Tirmidzi

Related:

Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak

Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk! 

Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?

Rahasia Emas Bagi Pemburu Ilmu

Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau, Bisakah?

2. Kesalahan dalam Menutup Aurat

Kapan harus menutup aurat dengan sempurna

“Yang penting jilbabin hati aja dulu, deh”

Pastinya banyak dari kita yang sering mendengar seorang muslimah yang belum menutup aurat secara sempurna mengatakan hal itu. Padahal sejatinya Allah tidak pernah memberi pilihan akan hal itu. Allah sudah mewajibkannya, maka dari itu kita harus menaatinya mau tidak mau, siap tidak siap.

Selain itu, ada juga muslimah yang enggan berpakaian syar’i karena merasa pakaian tertutup itu kuno alias ketingggalan zaman. Padahal pada kenyataanya pakaian tertutup itu adalah pakaian paling modern, mengingat manusia purba itu pakaiannya masih terbuka.

Lebih jauh lagi, pakaian tertutup pun masih bisa terlihat trendy. Saya cukup sering melihat-lihat toko pakaian muslimah secara online dan di sana banyak model busana yang syar’i, tetapi terlihat modis. (Hanya melihat-lihat saja, ya,hhe)

Sekalipun jilbab syar’i itu misal tidak modis, kita tetap wajib mengenakannya. Hal itu merupakan bentuk ketaatan kita pada Allah dan bentuk ikhtiar dalam mencari rida-Nya.

3. Alasan Menutup Aurat

Segala hal yang kita lakukan pasti ada alasannya. Begitu pula dengan berjilbab, kita harus senantiasa meluruskan niat bahwa berjilbab itu alasannya adalah:

  • Kewajiban dari Allah untuk memakai jilbab yang sempurna
  • Islam punya aturan sendiri. Desain jilbab langsung dari Allah
  • Busana muslimah/jilbab adalah simbol identitas, mental baja, dan berani

4. Penutup

Alhamdulillah kajian pertama di semester dua ini berjalan lancar dan menyenangkan. Saya merasa bersyukur masih bisa merasakan kemudahan dalam menuntut ilmu. Kali ini pomg TK Persis Tarogong memberikan tema mengenai kewajiban menutup aurat.

Ada satu hal krusial yang banyak disalahpahami oleh muslimah. Banyak di antara kita yang masih beranggapan bahwa menutup aurat itu merupakan sebuah pilihan. Padahal jelas-jelas ada dalil yang mewajibkannya.

Yuk, mulai ganti istilah “Jilbabin dulu hati” dengan “Sembari memperbaiki diri, lengkapi dengan pakaian syar’i.  Karena sejatinya, menutup aurat dengan sempurna merupakan simbol identitas kita sebagai muslimah.

Related:

Kualitas Hubungan dengan Pasangan, Pentingkah?

Melembutkan Hati yang Keras, Gimana Caranya?

Kalam Illahi Hadirkan Kebahagiaan yang Hakiki

Masuk Surga Sekeluarga, Mungkinkah?

Membangun Interaksi Mendidik AUD, Bagaimanakah?