#SuamiIstriMasak Merekatkan yang Retak dengan yang Enak

Sesak dan kesal masih menyelimuti hati yang terluka. Meskipun dua mulut telah saling mengucap kata maaf, masih ada rasa nelangsa yang tersisa. Butuh waktu sekian hari untuk mengembailkan kehangatan dan keharmonisan keluarga.

Dalam suatu hubungan, pertengkaran dan perbedaan pendapat itu merupakan suatu hal yang wajar. Dengan mengalaminya, kita bisa lebih saling memahami satu sama lain. Bahkan biasanya setelah itu, hubungan menjadi lebih erat.

Akan tetapi, ada satu masa antara pertengkaran dan keharmonisan yang diisi perasaan canggung dan kikuk. Memang sudah baikan, tetapi seringnya kedua belah pihak masih tahan harga.

Untuk menyiasatinya, #SuamiIstriMasak bisa merekatkan yang retak dengan yang enak. Dengan memasak bersama, kita bisa menciptakan suasana lepas tanpa jaim-jaiman.

Related:

Fortune Indonesia: Media Bisnis Tepercaya yang Menjawab Tantangan Zaman

Meningkatkan Kualitas Parenting bersama POPAC 2021

Kampanye #kejuaslicheck: Edukasi dari Kraft agar Ibu Cermat dalam Memilih Keju

Kraft Crolette: Sajian simple bernutrisi dan menggugah selera yang menyelamatkan ibu dari mati gaya saat menyiapkan sahur

1. #SuamiIstriMasak, Kenapa Nggak?

Suami Istri Masak merekatkan yang retak dengan yang enak

Ada sebuah pandangan umum yang beredar di masyarakat, yakni tugas suami itu mencari nafkah tok, sedangkan urusan domestik sepenuhnya menjadi tanggung jawab istri. Sehingga, saat berada di rumah, suami tidak merasa perlu melakukan apa-apa karena kewajibannya telah tunai dilaksanakan di tempat kerja.

Padahal kebanyakan istri beranggapan bahwa pulangnya suami itu merupakan datangnya tambahan bala bantuan untuk menyelesaikan segala kekacauan yang ada di rumah. Perbedaan sudut pandang ini tidak jarang memicu pertengkaran.

Semisal pertengkaran tersebut sampai ke telinga tetangga, tentulah sang suami juaranya karena memang tugas suami itu hanya mencari nafkah, katanya. Jadi, suami tidak ada urusan dengan segala pekerjaan rumah tangga.

Apalagi perihal memasak, sang suami tidak boleh tersentuh pekerjaan itu karena bisa berdampak buruk pada sisi maskulinnya. Bisa-bisa dikira lelaki tulang lunak yang melambai.

Padahal faktanya, memasak itu merupakan salah satu skill untuk bertahan hidup yang harus dimiliki setiap orang, tidak peduli gender-nya apa. Bahkan kalau dilihat-lihat kebanyakan chef terkenal itu laki-laki dan mereka tidak kehilangan kemaskulinannnya hanya karena jago masak.

1.1 Kolaborasi Suami dan Istri di Dapur

Mempunyai suami pengertian memang idaman. Suami dan istri bisa berbagi tugas rumah tangga tanpa harus misuh-misuh terlebih dahulu. Lebih jauh lagi, hal sederhana ini sangat mungkin untuk membuat istri menjadi jauh lebih bahagia. Bukankah kalau si jantung rumah bahagia, kehidupan rumah tangga pun menjadi layaknya di surga?

Kebanyakan pasangan harmonis itu berbagi tugas, bukannya mengerjakan tugas bersama. Misal saat istri memasak sang suami membersamai anak-anak, atau sebaliknya. Namun, bagaimana jika mencoba memasak bersama?

Mungkin pada awalnya ada perasaan enggan karena sang suami mengkhawatirkan nyinyiran orang lain yang memandang sebelah mata pada kolaborasi suami istri di dapur. Namun, tidak ada urgensinya untuk memedulikan omongan toxic dari orang luar.

Yang terpenting kita melakukan yang terbaik demi kokompakan dan keharmonisan dengan pasangan. Selama tidak bertentangan dengan norma-norma dan nilai-nilai, kenapa nggak?

Related:

Review IDN Live di IDN App: Mewujudkan Cita-cita Menjadi Seorang Content Creator bersama IDN Live Streamer Fund

Mensyukuri Nikmat Sehat Bersamaan dengan Oreo 110th Birthday Celebration

Kraft Quick Melt Menjadikan Quality Time Makin Bermakna

Inner Strength Buskuat Academy 2022 Membantu Membangun Karakter

1.2 #SuamiIstriMasak, Apa Sajakah Manfaatnya?

Manfaat kolaborasi Suami Istri Masak

Kolaborasi dalam hal apa pun tentunya membawa banyak manfaat. Dengan bekerja sama, kita bisa menyatukan beragam pikiran, ide, pandangan, dan selera untuk menghasilkan kesepakatan dalam perbedaan.

Kita belajar untuk berkompromi dan beradaptasi untuk mengesampingkan ego diri. Begitu pula dengan memasak bersama. Berikut beberapa manfaatnya, simak, yu!

1.2.1 Merekatkan yang Retak

Memasak bersama bisa memperbaiki hubungan yang retak. Melalui aktivitas itu kita bisa mencairkan situasi yang canggung setelah pertengkaran karena biasanya meskipun sudah berbaikan hubungan tidak serta merta kembali hangat.

Dengan kegiatan memasak bersama ini, suasana bisa perlahan mencair dengan natural, tidak dipaksa-paksa atau diburu-buru untuk harmonis lagi. Tidak perlu banyak saling bicara, dengan menikmati quality time bersama dan menghasilkan masakan enak tentunya akan mengembalikan kehangangatan yang sempat hilang.

1.2.2 Mengeratkan bonding

Setelah berbaikan, kita bisa memasukkan kegiatan bersama pada list aktivitas rutin bersama pasangan. Dengan aktivitas ini, kita bisa lebih memahami pasangan. Baik perihal sifat, maupun selera makan.

Di sela-sela obrolan saat memasak akan semakin terpampang segala tentang pasangan. Hal ini tentunya akan membuat kita semakin mengenal pasangan dengan baik serta bonding dan hubungan pun semakin harmonis.

1.2.3 Good food, good mood

Dengan memasak, kualitas makanan yang disantap keluarga pun akan meningkat karena kita tahu pasti bahan apa yang digunakan, bumbu apa yang disertakan, dan pengolahannya seperti apa. Biasanya porsinya pun akan lebih banyak daripada membeli makanan jadi di luar.

Pada akhirnya makanan yang sehat dan bersih akan meningkatkan mood kita dalam menjalani rutinitas. Hal ini bisa menjadi salah satu alasan semakin berkualitasnya hubungan dengan pasangan.

1.2.4 Meningkatkan Skill Memasak

Semakin sering memasak, semakin meningkat juga skill kita dalam hal itu. Memasak merupakan hal yang wajib dikuasai semua orang karena merupakan hal mendasar untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia.

Memasak bersama juga memberikan contoh yang baik bagi anak-anak. Mereka jadi memahami semua orang itu wajib mempunyai skill memasak. Selain itu, bagi anak lelaki tidak lagi ada kata canggung untuk mengolah makanan di dalam kamus hidupnya.

1.2.5 Menghilangkan stres

Memasak bersama juga bisa menjadi healing untuk menghilangkan stres. Saat memiliki masalah di luar atau di tempat kerja cobalah ajak pasangan berkolabarasi di dapur untuk menghasilkan masakan enak.

Keceriaan yang tercipta dan makanan istimewa yang tersaji akan menjadi peluruh stres yang ampuh. Apalagi kegiatan makan bersama sesudahnya pasti membuat beban pikiran berkurang.

2. Bumbu Kecap Andalan

Untuk menambah cita rasa makanan, kita biasa menambahkan bumbu sebagai topping atau pun cocolan. Jenis bumbu yang populer dan paling saya suka adalah saos cabe. Namun, akhir-akhir ini saya dan suami bereksperimen dengan bumbi kecap dan rasanya aduhai nikmatnya.

Bumbu kecap ini biasa tersedia di penjual sate Madura sebagai alternatif bagi mereka yang tidak suka bumbu kacang. Rasa manis kecap dan pedas rawit berpadu sempurna di lidah. Selain itu, potongan bawang merah, tomat, sedikit air, dan penyedap semakin memperkaya cita rasa.

Related:

Compact Size Big Possibilities, Momblogger Tetap Produktif Menulis Bersama ASUS Zenfone 9

IDN App Menjadikan Aplikasi Baca Berita dan Social Media Bersenyawa

Pustaka Anak Bangsa, Wahana Eko Cahyono dalam Membawa Pelita Bagi si Buta Aksara

2.1 Sunda dan Tapioka

Sunda dan Tapioka

Saya dan suami sama-sama berasal dari Jawa Barat, jadi selera makan kami cenderung sama. Untuk camilan, orang Sunda begitu menggandrungi berbagai makanan yang terbuat dari tepung tapioka/kanji/aci.

Saya mencermati bahwa adonan untuk makanan-makanan khas Tanah Pasundan itu cenderung sama. Hanya berbeda bentuk, proses pembuatan, atau ada tambahan bahan lain. Biasanya camilan itu berawalan ci- yang merujuk pada kata aci.

Contoh makanan berbahan dasar aci yang sangat disukai orang Sunda adalah:

  • Cireng (Aci digoreng)
  • Cimol (Aci digemol)
  • Citul (Aci tulang)
  • Cilok (Aci dicolok)
  • Cipuk (Aci kurupuk)
  • Cibay (Aci ngambay)
  • Cirambay (Aci ngarambay)
  • Cilung (Aci digulung)
  • Cilor (Aci telor)
  • Cimin (Aci Mini)

Ah! Betapa orang Sunda sangat mencintai aci. Sampai list-nya sepanjang ini dan tidak menutup kemungkinan ada ci-ci yang lainnya lagi. Meskipun berbahan dasar sama, tetapi nggak ada bosannya dan nggak ada habisnya, ada saja makanan ci- terbaru.

Aci, sang primadona, menjadi bahan utama makanan-makanan di atas. Ada yang hanya aci, ada pula yang dicampur terigu dengan takaran 2:1. Daun bawang menjadi bumbu wajib dan lada harus selalu ada.

2.2 Kecap + sinti? Yuk coba!

Hari itu hubungan saya dan suami belum mencair setelah adanya sedikit salah paham. Untuk memperbaiki keadaan, saya mengajaknya ke dapur untuk mengolah makanan sederhana berbahan tepung kanji, yaitu cireng.

Menyantap cireng kurang afdol tanpa adanya bumbu. Kala itu, suami membuat bumbu kecap ala penjual sate, tanpa tomat dan bawang merah. Dia adalah tipe orang yang senang mencoba.

Dengan penuh percaya diri, dia menambahkan bumbu sinti dan sedikit air panas juga penyedap pada mangkok yang telah terisi kecap dan rawit.

Saya sempat khawatir dengan rasanya, tetapi saat melihat lelaki dengan rambut agak panjang itu tersenyum, saya tahu bumbu itu sedap. Dan, benar saja saat mencicipinya, kecap plus sinti itu mantap betul.

Buah pikiran suami saya ini wajib kalian coba. Selain untuk cireng, bumbu kecap+sinti ini bisa juga dipadukan dengan makanan peracian khas sunda lainnya. Jadi nggak melulu harus pakai saos sambal.

2.3 Kecap ABC Menjadikan yang Biasa Menjadi Istimewa

Cireng dengan bumbu kecap + sinti

Saat berkolaborasi bersama suami di dapur, kita sebagai istri tidak perlu khawatir dengan rasa yang dihasilkan karena ada kecap ABC yang mampu membuat masakan lebih kaya rasa yang tidak mungkin ditolak keluarga.

Seperti halnya bumbu kecap + sinti yang menjadi pelengkap cireng, rasanya approved by my family. Untuk anak-anak tinggal membuat versi tanpa rawitnya. Dengan kecap ABC, masakan sederhana seperti cireng menjadi istimewa.

3. #SuamiIstriMasak dari Kecap ABC

Bunda-bunda pasti sudah tidak asing lagi dengan pasangan selebritas Titi dan Tian yang menjadi Brand Ambassador kecap ABC. Mereka terlihat kompak berkolaborasi di dapur. Namun ternyata #SuamiIstriMasak itu dirancang sebelum keduanya bergabung. Berikut timeline-nya.

  • 2018: Kampanye diinisiasi
  • 2019: Inisiasi kampanye selama Hari Kesetaraan Perempuan
  • 2020: Kolaborasi dengan platform edukasi untuk melibatkan anak-anak dalam kampanye Hari Kesetaraan Perempuan
  • 2021: Kolaborasi dengan Titi Kamal dan Christian Sugiono untuk menekankan pentingnya kolaborasi suami dan istri di dapur

Cukup panjangnya perjalanan kecap ABC mengampanyekan #SuamiIstriMasak membuktikan keseriusannya dalam turut serta membentuk keluarga berkualitas yang dimulai dari hubungan suami istri yang harmonis.

Keluarga yang harmonis mempunyai kesempatan lebih besar dalam mencetak anak-anak bahagia dan berkarakter. Ke depannya tentu lebih mudah memperbaiki tatanan bermasyarakat dan bernegara jika kualitas keluarga telah meningkat.

Tulisan ini pun terinspirasi dari semangat kecap ABC untuk terus mengampanyekan #SuamiIstriMasak. Semangat itu tertuang dalam video berikut.

Penutup

Khalayak terkadang masih menganggap tabu akan kolaborasi #SuamiIstriMasak. Pandangan itu ada tak lain karena adanya anggapan bahwa masak itu hanya tugas istri. Pada kenyataanya setiap orang, baik laki-laki maupun perempuan, wajib memiliki skill memasak.

Kolaborasi suami istri di dapur memiliki banyak manfaat di antaranya: merekatkan yang retak, mengeratkan bonding, good food good mood, meningkatkan skill memasak, dan menghilangkan stres.

Dengan kecap ABC, kita tidak perlu mengkhawatirkan rasa masakan meski berkolaborasi dengan suami. Menyajikan hidangan sederhana pun bisa menjadi istimewa. Yuk, ajak suami bereksperimen di dapur, Playmates. Kita akan mendapat banyak manfaat. Saya pun sudah membuktikan bahwa #SuamiIstriMasak merekatkan yang retak dengan yang enak.

Kecap ABC merekatkan yang retak

18 pemikiran pada “#SuamiIstriMasak Merekatkan yang Retak dengan yang Enak”

  1. Benar banget Bu, stigma dan pandangan masyarakat masih menganggap bahwa urusan rumah tangga itu identik dengan perempuan. Tak heran banyak orang menganggap aneh kalau laki-laki bisa masak dan mengerjakan semua pekerjaan rumah.

    Balas
  2. kecap yang sudha menjadi banyak favorit para momi ya kak, rasanya memang pas untuk setiap masakan. btw memasak memang betul sekali meningkatkan bonding dengan orang-orang terdekat sehingga sekarang saya jadi suka memasak

    Balas
  3. Benar sekali. Memasak itu sebenernya gak ada jenis kelamin tapi bisa dilakukan pria dan wanita. Stigma-stigma budaya keliru ini yang emang perlu dirobohkan ya. Suami istri masak banyak manfaatnya yaaa.

    Balas
  4. Bener juga ya, masak bareng suami bisa jadi cara jitu buat meredakan abis marah-marahan, hehe. Abis itu makan bareng hasil masakan berdua, pasti lebih romantis dan harmonis kembali.Pas banget, merekatkan yang retak dengan yang enak.. mantaap 🙂

    Balas
  5. Setuju bahwa memasak itu merupakan salah satu skill untuk bertahan hidup yang harus dimiliki setiap orang, tidak peduli gender-nya apa. Saya dulu, suami saya yg tahu masak dibandingkan saya hehe. Alhamdulillah pelan2 saya belajar juga dan sesekali masak berdua.

    Balas

Tinggalkan komentar