Berbakti kepada Orang Tua, Apa Landasan Perintahnya?

Kami memulai kajian Jumat kali ini dengan pembacaan basmallah dan surat Al-Kahfi ayat 55 sampai 110. Tema kajiannya adalah berbakti kepada orang tua dalam Islam dengan narasumber Ustadz Gun Gun Abdul Basith.

Ustadz Gun Gun merupakan salah satu guru saya saat masih bersekolah dulu. Tampaknya beliau tidak mengenali saya dan itu wajar karena sudah belasan tahun berlalu. Kini saya datang dengan status yang berbeda, yakni sebagai wali murid.

Hari ini merupakan kajian terakhir di sekolah si cikal karena pembelajaran akan segera berakhir pada Selasa depan. Setelah itu kami akan libur lebaran yang biasanya lebih panjang dari sekolah lain.

Berbakti kepada Orang Tua

Jika ada pihak yang berhak atas ucapan terima kasih atas semua yang telah kita dapatkan di dunia, tidak lain tidak bukan pastilah itu orang tua. Mereka merawat kita semenjak dalam kandungan hingga bisa mandiri.

Mereka mengupayakan yang terbaik agar kita tidak merasakan kekurangan. Tentu kita sudah sering mendengar ibu berkata “sudah kenyang” hanya demi mendahulukan perut kita terisi penuh. Bagi yang sudah menjadi orang tua pasti sekarang sudah paham mengapa ibu dan ayah kerap seperti itu.

Oleh karena itu, sebenarnya tanpa melihat perintah agama pun seharusnya kita tahu bahwa berbuat baik kepada orang tua itu merupakan kewajiban setiap anak.

Landasan Perintah Berbakti pada Orang Tua

Cara ihsan kepada orang tua menurut hadits

Sebagai agama yang sempurna, Islam mengatur segala aspek dalam kehidupan, termasuk perihal kewajiban insan kepada orang tua. Di dalam Al-Qur’an, Allah telah menyinggung hal ini dalam surat An-nisa ayat 36.

Ayat tersebut menyebutkan perintah Allah yang terbagi menjadi dua kategori, yakni habluminnallah dan habluminnas. Untuk kategori yang pertama ada dua, yaitu perintah untuk menyembah Allah dan larangan menyekutukan-Nya.

Sedangkan untuk habluminnanas ada sembilan perkara. Dari semuanya, berbuat baik kepada orang tua  merupakan perintah pertama yang ayat itu sebutkan.

Ini menjadi penanda bahwa orang tua sudah seharusnya menjadi pihak pertama yang menerima kebaikan kita. Bagi yang telah menjadi orang tua pasti paham betul segala yang kita usahakan adalah demi anak. Oleh karena itu, merupakan suatu yang wajar jika kita membalas kebaikan mereka meskipun selamanya tidak akan pernah terbalas.

Ayat lain yang membahas perihal berbakti kepada orang tua adalah Al-Ankabut ayat 8. Dalam redaksinya tertulis, “kami mewasiatkan (kepada) manusia agar (berbuat) kebaikan kepada orang tuanya”. Kita bisa meng-highlight kata “wasiat”.

Kami telah mewasiatkan (kepada) manusia agar (berbuat) kebaikan kepada kedua orang tuanya. Jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan-Ku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, janganlah engkau patuhi keduanya. Hanya kepada-Ku kamu kembali, lalu Aku beri tahukan kepadamu apa yang selama ini kamu kerjakan.

Mengapa demikian? Wasiat merupakan sesuatu yang tidak bisa kita abaikan begitu saja. Pada wasiat sesama manusia saja, kita merasa berkewajiban untuk melaksanakannya. Apalagi ini merupakan wasiat dari Allah yang jelas tertulis dalam Al-Qur’an.

Selama orang tua tidak menjerumuskan kita ke jalan kesesatan, tidak ada alasan untuk membantah. Patuhi dan hormati mereka dengan bakti terbaik sebagai seorang anak.

Cara Ihsan kepada Orang Tua

Cara ihsan kepada ibu bapak menurut tafsir As-Sa'di

Setelah tahu bahwa berbuat baik kepada orang tua itu wajib, kita cari tahu, yuk, bagaimana cara berbuat demikian yang sesuai dengan tuntunan agama Islam. Ustadz Gun Gun pada kesempatan ini membacakan tafsir As-Sa’di yang menyangkut cara ihsan kepada orang tua.

Bersikaplah baik kepada mereka dengan:

  • Kata-kata yang mulia
  • Ucapan yang lembut
  • Perbuatan yang indah dengan menaati perintah mereka, menghindari larangan mereka
  • Berinfak kepada keduanya
  • Memuliakan mereka yang memiliki kedekatan dengan keduanya
  • Menyambungkan silaturahim yang tidak ada silaturahim kecuali melalui mereka berdua

Hal-hal di atas tidak hanya terbatas pada memberi orang tua materi. Namun juga, sikap dan penghormatan terbaik yang memuliakan keduanya. Mulai dari cara berbicara, hingga perlakuan kita kepada mereka.

Jangan sampai suara kita lebih keras dari mereka, bukankah mengucap “ah” saja tidak boleh. Bahkan, jika kita dalam posisi benar sekalipun, lebih baik meredam emosi dan diam saja.  Lebih jauh lagi, Imam Bukhori meriwayatkan sebuah hadits yang menyatakan bahwa berbakti kepada orang tua merupakan salah satu amalan paling utama.

Berterima Kasih pada Orang Tua

Berterima kasih kepada orang tua sesuai Q.S. Luqman ayat 14

Jika kita hendak mengurutkan orang-orang yang berjasa besar di sepanjang hidup, niscaya orang tua akan berada pada podium pertama. Dari sebelum kita lahir, mereka selalu mengusahakan yang terbaik.

Meskipun ada segelintir manusia yang tidak menjalankan peranan orang tuanya dengan baik, secara umum dan naluriah orang tua pasti menyayangi anaknya. Ini berlaku pada semua makhluk hidup, tidak hanya terbatas golongan manusia.

Kalian pasti pernah menerima kebaikan teman atau kebabat, kan, Playmates? Baik itu berupa materi ataupun perhatian. Pada saat itu tentu kita merasa berterima kasih dan berkeinginan untuk membalas kebaikannya.

Pada satu kebaikan saja, kita begitu bersyukur. Apalagi pada beribu kebaikan yang telah orang tua berikan. Sudah sepatutnya dan sewajarnya kita senantiasa berusaha menyenangkan mereka.

Durhaka kepada Orang Tua

Durhaka kepada kedua orang tua merupakan dosa besar

Rida Allah ada pada rida orang tua. Selama mereka masih ada berarti masih ada pula kesempatan bagi kita untuk mendapatkan jalan terdekat menuju rida Allah.

Berbuat jahat pada orang yang tidak memiliki jasa di hidup kita saja merupakan perbuatan tercela. Apalagi jika kita berbuat durhaka pada mereka yang telah mengurus kita dari sebelum lahir hingga kini.

Maka dari itu, tidak mengherankan Allah menyandingkan durhaka kepada orang tua dan menyekutukan-Nya sebagai dosa besar. Naudzubillahimindzalik. Jangan lupa untuk selalu minta doa dan rida orang tua, ya, Playmates, karena doa orang tua itu makbul.

Dari Abu Hurairoh, ia berkata: Rasulullah shalallahu alaihi wassalam bersabda: “ada tiga macam doa yang akan dikabulkan dan tidak ada keraguan padanya: doa orang yang terzalimi, doa musafir, dan doa orang tua atas anaknya.” (H.R. Tirmidzi)

Kisah Uwais Al-Qarni

Kisah teladan dari salah satu tabiin terbaik, Uwais Al-Qarni

Uwais Al-Qarni merupakan seorang tabi’in mulia yang terkenal di langit. Beliau tidak termasuk sahabat nabi karena tidak pernah berjumpa secara langsung dengan Rasulullah. Al-Qarni berasal dari Yaman, sebuah tempat yang jauh dari kediaman Nabi di Madinah.

Kemasyhuran namanya di langit adalah buah dari baktinya pada sang ibu. Meskipun hidup serba kekurangan, beliau tetap mengindahkan keinginan ibunya untuk pergi haji ke baitullah. Al-Qarni memang tak punya harta untuk bekal perjalanan ke Mekah, tetapi beliau mempunyai fisik yang kuat.

Maka dari itu, pemuda tersebut membeli seekor anak sapi dan membangun kandangnya di atas bukit. Setiap hari beliau menggendong anak sapi itu naik turun bukit tanpa memedulikan orang-orang yang menganggapnya gila.

Anak sapi telah berubah menjadi sapi dewasa dan tubuh Al-Qarni pun makin kuat. Setelah persiapan fisik selesai, beliau menggendong sang ibu dari Yaman ke Mekah untuk menunaikan haji. Jarak 1.044 KM pun bisa beliau taklukkan setelah berlatih dengan sungguh-sungguh.

Selang beberapa waktu kemudian, Rasulullah memerintahkan Umar Bin Khattab dan Ali Bin Abi Thalib agar di kemudian hari mencari Uwais Al-Qarni. Pencarian itu bertujuan untuk meminta doa dan memohonkan ampun kepada Allah melalui lisan Al-Qarni. Ini jelas menunjukkan beliau sebagai orang terpilih yang Allah angkat derajatnya karena telah berbakti kepada orang tua.

Penutup “Berbakti kepada Orang Tua”

Kajian Ramadan "Mereka Menunggu Baktimu"

Alhamdulillah kajian terakhir di bulan Ramadan ini berjalan dengan lancar. Bagaimanapun pembahasan tentang orang tua kerap menimbulkan perasaan melankolis.

Terlebih Ustadz Gun Gun sempat agak emosional saat menyampaikan materi. Para pendengar, termasuk saya, turut larut dalam suasana sedih. Rasa sedih tersebut bersumber pada kesadaran atas besarnya kasih sayang orang tua dan keterbatasan kita dalam membahagiakan mereka.

Suasana makin haru saat sesi tanya jawab berlangsung. Beberapa penanya mencurahkan isi hati dan mengharapkan solusi. Pertanyaan yang paling saya ingat adalah perihal sikap terhadap orang tua yang pilih kasih.

Ternyata pilih kasih tidak bisa menjadi alasan kita untuk tidak berbuat baik kepada orang tua. Mengapa demikian? Karena berbakti kepada orang tua merupakan perintah Allah, bukan sebagai timbal balik atas sikap mereka.

Dengan kata lain, bagaimanapun sikap orang tua terhadap anak, anak tetap berkewajiban berbakti. Jangankan pilih kasih, orang tua yang musyrik saja tetap harus kita hormati. Sebagai catatan, taat dan hormat itu merupakan dua hal yang berbeda.

Kalian punya kisah perihal berbakti kepada orang tua, Playmates? Share di sini, yuk, kita sama-sama belajar dan berbagi insight untuk mengupayakan diri menjadi anak yang berbakti.

Tinggalkan komentar