Di awal Juli ini, saya baru saja menyelesaikan tantangan menulis selama 45 hari tanpa jeda, literally tanpa libur di hari Minggu. Bahkan saat libur Idul Adha pun peserta harus tetap setor tulisan. Dengan poin secukupnya, saya berhasil sampai di garis finish. Lantas, seberapa pantaskah saya untuk terus melaju di komunitas ini?
Sebelum melanjutkan, saya merasa perlu untuk menegaskan bahwa tulisan saya berikutnya tidak bermaksud untuk memuji diri sendiri. Naudzubillahi min dzalik. Saya menyadari masih banyak kekurangan, tulisan ini lebih kepada bentuk dorongan agar bisa melangkah lebih percaya diri.
Jalan masuk menuju komunitas One Day One Post tidaklah mudah karena memang kelas yang ditawarkan kepada peserta bukan kaleng-kaleng. Ada empat kelas yang bisa peserta pilih. Tentunya yang berhak masuk hanyalah mereka yang telah menyelesaikan tantangan menulis selama 45 hari tersebut.
Belakangan ini saya aktif sebagai blogger, jadi sejak awal kelas blogging-lah yang saya incar. Apalagi setelah melihat nama-nama pengampu kelas ini, bertambahlah semangat saya untuk berusaha bergabung dengan ODOP Blogger Squad.
Seberapa Pantaskah?
OBS merupakan kelas blogging yang tidak hanya berupa penyampaian materi, tetapi pemberian tugas sebagai bukti pemahaman atas apa yang disampaikan. Dalam proses pembelajarannya, ada sistem gugur. Jadi kalau tidak mengerjakan tugas, siap-siap kena tendang dari grup.
Hal inilah yang mengharuskan saya untuk mempertimbangkan baik-baik. Apakah saya mampu mengikuti kelas ini sampai akhir? Mampu mengerjakan tugas? Dan apakah saya bisa mengikuti kelas dengan baik, padahal saya pun ternyata ingin mencoba kelas ODOP yang lainnya?
Passion Sebagai Blogger
Memang saya menapaki dunia literasi awalnya sebagai penulis fiksi, tetapi seiring berjalannya waktu saya merasa lebih nyaman menulis di “rumah” sendiri. Bukan berarti menulis buku tidak seru, tetapi blogging memberikan otoritas yang lebih luas.
Sejak menyadari memiliki passion pada blogging, saya langsung membeli domain dan hosting tanpa mengikuti kelas blogging terlebih dahulu. Jadi setelah memiliki blog dengan top level domain pun, saya masih menulis sebisanya.
Sekarang saya sudah bergabung dengan beberapa komunitas blogger dan sudah pernah ikut kelas blogging pemula. Ketika membaca tulisan di masa-masa awal ngeblog dan membandingkan dengan tulisan sekarang, ternyata saya mengalami kemajuan.
Akan tetapi, itu tentunya tidak bisa menjadi alasan untuk berhenti belajar. Selain itu, ilmu blogging itu terus berkembang. Ada banyak hal yang harus kita update.
Semangat belajar dan passion sebagai blogger inilah yang memberikan keyakinan bahwa saya akan mampu untuk menyimak materi serta mengerjakan tugas di OBS. Terlebih belajarnya bersama blogger lain yang tentunya akan memberikan tambahan motivasi.
Memiliki Track Record Baik
Dalam menjalani aktivitas sebagai penulis, terkadang saya merasa perlu sebuah tantangan agar lebih konsisten menulis. Dengan penuh kesadaran, saya merasakan perbedaan yang cukup signifikan saat sedang mengikuti sebuah tantangan menulis atau tidak.
Saya sudah cukup sering mengambil bagian dalam sebuah tantangan menulis, baik sebagai pengarang ataupun blogger. Dan, sampai saat ini saya selalu berhasil menyelesaikan apa yang telah saya mulai.
Tentu ini pun bisa menjadi salah satu modal mengikuti open recruitment ODOP Blogger Squad. Mengingat adanya tugas dan waktu pelaksanaan oprec OBS yang lumayan memakan waktu, pastinya hanya blogger tahan banting yang mampu bertahan sampai akhir.
Bukan Pribadi Toxic
Dalam sebuah kegiatan online, lazimnya penyelenggara acara membentuk grup di aplikasi chat. Menghimpun banyak orang tentu bukan perkara mudah dan saya sangat paham akan hal itu.
Saya tidak termasuk murid teladan yang senantiasa aktif di kelas. Namun, saya pun bukan tipe orang yang kerap membuat rusuh di kelas dengan perkara-perkara tidak penting yang bisa menimbulkan suasana menjadi tidak nyaman.
Saya tipe pembaca tekun dan saksama, jadi tidak akan menanyakan sesuatu yang sudah penyelenggara paparkan atau peserta lain tanyakan. Secara umum, saya bukan orang yang ingin tampil, tetapi siap untuk ikut andil.
Terbuka kepada Peserta Lain
Sebagai seorang introvert, saya paham bagaimana sulitnya tampil di depan umum. Bahkan untuk sekadar bertanya di grup chat pun memerlukan waktu yang tidak sedikit. Ditambah dengan drama ketik hapus ketik hapus pertanyaan atau tanggapan.
Oleh karena itu, saya terbuka pada teman yang men-japri untuk menanyakan sesuatu. Saya akan jawab sebisanya. Selama bisa dan yang nanya juga tidak rese, tentu saya bantu.
Terkadang saya juga menjadi pihak yang bertanya pada rekan satu grup. Selain karena segan bertanya di grup, rasa khawatir mengganggu rekan lain juga menjadi pertimbangan untuk bertanya secara personal.
Sikap saling terbuka dan membantu tentu bisa menjadikan kegiatan berlangsung lebih kondusif. Selain itu, sikap tersebut juga dapat memanjangkan silaturahim dan jejaring.
Penutup “Seberapa Pantaskah Saya Bergabung dengan Komunitas ODOP Blog Squad?”
Sebelum melakukan sesuatu, memang sudah sepatutnya kita mempertanyakan pada diri sendiri, “Seberapa pantaskah kita melakukannya?”. Perenungan dan pertimbangan tersebut dilakukan untuk mengukur kemampuan agar terhindar dari berhentinya kita di tengah jalan.
Begitu pun saat memutuskan mengikuti sebuah event menulis, saya akan menimbang kelayakan diri. Baik berdasarkan kesiapan waktu, maupun batas kemampuan.
Sebagai ibu rumah tangga dengan dua anak yang sudah bisa main sendiri maupun berdua, saya memang mulai merasa keseharianku tidak se-hectic saat mereka batita. Apalagi si kakak sudah bersekolah.
Akan tetapi, fakta bahwa saya dan suami menjalani LDM membuat adanya saat-saat saya tidak terlalu bisa berlama-lama menulis, yakni saat suami ada di rumah. Fyi, suami saya berada di rumah sekitar dua minggu dan dua minggu pula di perantauan.
Hal itulah yang membuat saya ragu mengikuti event menulis dengan waktu yang panjang. Hingga bulan lalu saya meyakinkan diri bahwa dengan manajemen waktu yang lebih baik, saya akan mampu melewati open recruitment ODOP batch 12 dengan baik.
Alhamdulillah, saya dapat menyelesaikan tantangan menulis 45 hari itu cukup baik, tanpa ada utang tulisan. Oleh karena itu, jika kini ada yang bertanya seberapa pantaskah saya melaju ke tantangan berikutnya, dalam hal ini oprec OBS 2024? Jawabannya insyaallah saya bisa menyelesaikan tantangan tersebut.
Selain pertimbangan di atas, seberapa pantaskah saya masuk OBS bisa dilihat dari hal-hal berikut: passion dan semangat belajar saya dalam ngeblog, track record saya yang baik dalam mengikuti tantangan menulis, saya bukan pribadi toxic, serta saya terbuka dengan peserta lain.
Demikian paparan singkat mengenai seberapa pantaskah saya bergabung dengan komunitas blog dari ODOP tersebut. Tulisan ini menunjukkan keseriusan dan keinginan saya untuk menjadi bagian ODOP Blogger Squad. Semoga saya berkesempatan untuk mendapatkan ilmu, pengetahuan, pengalaman, dan jejaring yang lebih banyak dan luas di OBS.
Tanpa utang tulisan? Wow! Pasti lebih semangat juga, nih, di kelas OBS 2024.
Sampai bertemu lagi, Mbak~
Semoga aku lolos, ya, Mbak.
udah lama aku pengen ikutan challenge ODOP, tapi berkali-kali juga aku kembalikan pertanyaan ke diri sendiri “bisa ga ya sampe finish nanti”. dan akhirnya sampe sekarang belum ikutan ODOP.
Kalau udah mutusin ikutan ODOP, kudu diniatin betul pokoknya, biar tantangan berjalan lancar
Semoga nanti ada kesempatan untuk mengikutinya sampai finish, ya, Kak.
Teh..keren banget ini mah, udah gosah ikut OBS lagi..jadi pemateri aja yaa wkwk
Ih, aku pengen join circle kalian. ㅋㅋㅋ.