Insyaallah di acara parenting nanti, kita akan mengundang dr. Aisyah Dahlan.
Ibu kepala taman kanak-kanak si cikal menyampaikan rencana terkait materi seminar parenting dalam waktu dekat. Namun, hingga si kecil lulus, wacana itu belum terealisasi. Barulah pada tanggal 24 November 2024 kemarin, dr. Aisyah Dahlan berkesempatan menjadi narasumber di acara sekolah kami.
TK dan SDIT si cikal berada di bawah naungan yayasan yang sama. Jadi, tidak terlalu menjadi soal ketika rencana TK akhirnya terwujud di SDIT. Untuk seminar kali ini sedikit berbeda. Biasanya acara seperti ini kami laksanakan di aula utama sekolah. Namun, pihak dr. Aisyah Dahlan meminta panitia menyelenggarakannya di ballroom hotel tempat beliau dan tim menginap.
Sebagai orang yang mengaku sebagai ibu pembelajar, tentu saya antusias menyambut kegiatan ini. Selain belajar menulis, belajar bahasa, kegiatan seminar parenting di sekolah pun merupakan kegiatan yang saya tunggu-tunggu. Apalagi narasumbernya seorang ahli tingkat nasional.
Konten dari dr. Aisyah Dahlan ihwal otak laki-laki dan perangainya begitu populer di berbagai media sosial. Suami saya pun sangat menggandrungi konten-kontennya. Dia kerap menunjukkannya pada saya. Tentu dia begitu excited karena merasa mempunyai landasan untuk perilakunya selama ini yang sering kita anggap kurang peka.
Dari materi seminar parenting itu, saya jadi tahu dr. Aisyah tidak melulu membahas otak laki-laki. Secara keseluruhan dan utuh, beliau membahas laki-laki dan perempuan secara berimbang. Entah mengapa konten yang beredar berupa cuplikan pemaparan beliau banyaknya yang diambil pas bagian membahas otak laki-laki.
Materi Seminar Parenting
Menjadi orang tua yang baik memang tidak ada sekolahnya. Namun, itu bukan berarti bisa kita jadikan alasan untuk tidak belajar. Kita bisa mencari ilmu parenting melalui bacaan, obrolan, seminar, dan lain sebagainya.
Di sekolah si cikal, tiap semesternya ada jadwal rutin untuk seminar parenting. Alhamdulillah di semester pertama tahun ajaran ini, sekolah kami kedatangan narasumber yang tidak diragukan lagi kredibilitasnya.
Tajuk seminar kali ini adalah Kita Bikin Romantis. Pembahasannya memang tidak banyak menyinggung anak, tetapi ini tidak berarti materinya tidak berhubungan dengan parenting. Justru hubungan yang sehat antara suami istri merupakan langkah awal untuk menjalankan peran sebagai orang tua. Bukankah orang tua yang bahagia kemungkinan besar akan menularkan kebahagiaan juga pada anak?
Kita Bikin Romantis
Arti romantis di KBBI adalah bersifat seperti dalam cerita roman (percintaan), bersifat mesra, mengasyikan.
Hampir setiap perempuan mendambakan pasangan yang romantis. Ada yang cukup beruntung mendapatkan apa yang diimpikan. Namun, kebanyakan istri mengeluhkan perilaku suami yang dingin dan cuek.
Meskipun sulit untuk menerima, sebenarnya ini “hanyalah” persoalan persepsi. Wanita menginginkan ini itu layaknya kisah dalam sebuah roman. Namun, lelaki berpikir lebih simple, mereka pikir memperistri adalah tahta tertinggi, sehingga tidak memerlukan segala pemanis yang tampak rumit di mata mereka.
Kehadiran Bu Aisyah Dahlan layaknya penengah dalam huru-hara rumah tangga ini. Pemaparannya berdasarkan ilmu yang bisa dipertanggungjawabkan, sehingga bagi orang-orang yang benar menyimak, ini bisa menjadi jalan untuk lebih saling memahami.
Padahal Allah lebih tahu apa yang dia lahirkan, dan laki-laki tidak sama dengan perempuan. (Q.S. Ali Imran: 36)
Al-Qur’an pun telah menyebutkan bahwa laki-laki dan perempuan itu berbeda. Sehingga wajar jika memiliki banyak hal yang bertentangan. Dalam hubungan asmara, kita selalu bisa melihat pasangan dari sisi romantisnya. Romantis dari respons kita, bukan hanya dari perlakuan suami.
Lebih dari itu, susunan otak dan tubuh perempuan dan laki-laki yang berbeda itu saling support dan melengkapi. Dengan memahami perbedaan antara laki-laki dan perempuan, maka kita dapat benar-benar mulaii membangun kekuatan bersama dan makin saling mencintai.
Keluhan Suami dan Istri
Pada seminar di Minggu yang mendung itu, dr. Aisyah Dahlan menampilkan hasil penelitian perihal apa yang kerap suami ataupun istri keluhkan atas pasangannya. Berikut kritikan-kritikan tersebut.
Perempuan mengkritik laki-laki karena alasan berikut:
- Ketidakpekaan
- Ketidakpedulian
- Sikap yang Tidak Menyimak
- Tidak Hangat
- Tidak Penuh Kasih Sayang
- Tidak Bertanggung Jawab Terhadap Ekonomi Keluarga
- Lebih Menginginkan Bercinta Daripada Berkasih Sayang
- Menyetel AC Terlalu Dingin
- Membiarkan Tutup Kloset Terbuka
Sedangkan di lain pihak, laki-laki mengkritik perempuan karena hal-hal berikut:
- Ketidakmampuan Mengemudi Kendaraan
- Kurang Peka dengan Arah Jalan
- Tidak Mampu Membaca Marka Jalan
- Menjungkirbalikkan Peta
- Terlalu Banyak Bicara Tanpa Ada Intinya
- Bila Perempuan Banyak Bicara Merasa Diomeli
- Jarang Berinisiatif dalam Bercinta
- Tidak Membiarkan Tutup Kloset Terbuka.
Seketika ballroom yang mayoritas dihadiri emak-emak bergemuruh riuh. Kami sepakat dengan penyebab seringnya kami merasa jengkel pada suami. Namun, saat istri dituding tidak mahir menyetir, sontak sebagian dari kami menyanggah karena merasa bisa.
Lain halnya dengan peta dan arah, ibu-ibu itu mengangguk sebagai tanda mengakui kelemahan. Kalau kalian bagaimana, Playmates? Setujukah dengan poin-poin di atas?
Bu Aisyah meminta kami untuk meredam segala rasa kesal kepada suami karena pada dasarnya memang begitulah lelaki. Seperti halnya, suami pun harus memahami begitulah perempuan.
Berangkat dari sana, kita akan mulai melihat sesuatu dengan berbeda. Saat sudah ada pemakluman, kita bisa melihat celah untuk meromantisasi keadaan. Tentu ini bukan hal mudah, ini memerlukan jam terbang yang tidak sedikit.