Nanti mah jualan lotek juga saingannya sama orang luar negeri.
Begitu seloroh seorang guru sosiologi kala saya masih duduk di bangku sekolah lebih dari 15 tahun yang lalu. Kami, para siswa, menanggapinya dengan tawa memenuhi ruang kelas. Ide bahwa di suatu masa nanti jualan makanan tradisional saja harus sikut-sikutan dengan bangsa lain sangatlah menggelikan. Pada saat itu, saya belum terlalu menyadari bahwa belajar bahasa asing bisa menjadi salah satu modal untuk berlaga di kancah persaingan global.
Zaman terus berubah. Penemuan dari berbagai bidang turut berkontribusi dalam pergeseran gaya hidup, keyakinan, sosial, dan aspek-aspek lainnya. Perubahan itu merupakan keniscayaan, tetapi dalam 20 tahun terakhir lompatan perubahan itu begitu terasa signifikan.
Lompatan itu terutama dirasakan oleh generasi milenial atau gen Y (1981-1996), termasuk saya. Saat bocah saya merasakan serunya bermain bersama kawan-kawan. Kami lompat tali, gobak sodor, engklek, boneka kertas, dan masih banyak yang lainnya. Sependek yang saya ingat, masa kecil itu hanya bermain dan bermain. Terkadang orang tua sampai menyusul, saking kelamaan main.
Beranjak remaja, saya kerap bertandang ke warnet. Baik untuk mengerjakan tugas, atau sekadar membuka Frenster. Tentu saya sudah punya ponsel, tetapi ponsel yang hanya bisa menelepon dan mengirim pesan pendek. Butuh waktu beberapa tahun lagi hingga saya punya ponsel yang bisa digunakan untuk berselancar di dunia maya.
Setelah menjadi ras terkuat di bumi, saya merasakan kemudahan luar biasa dalam kehidupan sehari-hari sebagai dampak kemajuan teknologi yang masif. Literally “dunia dalam genggaman” selama ada data internet dan dana di M-Banking.
Kehidupan seperti ini tentu tidak dirasakan generasi X awal (1965-1980) dan generasi Z (1997-2012). Gen X lebih lama hidup tanpa limpahan kemajuan teknologi, sedangkan Gen Z sudah terbiasa bermain-main di dunia digital semenjak anak-anak. Apalagi gen Alfa (2013-kini) yang sudah mengenal semua itu sejak dalam buaian.
Belajar Bahasa Asing
Saya merasa sangat beruntung dapat tumbuh di masa transisi lompatan teknologi. Namun, ternyata keadaan ini mendatangkan tanggung jawab besar. Tanggung jawab itu adalah kewajiban kita dalam menyiapkan anak-anak (Gen Alfa) agar bisa tangguh dalam menghadapi tantangan zaman.
Dengan keadaan zaman sekarang yang hampir tidak menyisakan sekat dalam jarak, tentu kita akan sangat berdosa jika tidak membekali mereka dengan kemampuan berbahasa internasional.
Kemampuan itulah yang akan membuat anak-anak hidup sesuai zamannya.
Sebenarnya, bahasa Inggris telah menjadi bahasa penting dari tahun-tahun yang lalu. Namun, kini ia telah menjadi keterampilan yang wajib dikuasai setiap orang, alih-alih menjadi nilai tambah.
Untuk memantapkan para orang tua dalam upaya membekali anak dengan bahasa Inggris, berikut saya paparkan beberapa cara menjadikan anak terbiasa dengan bahasa Inggris.
Mengenalkan Vocabulary di Sekitar
Berbeda dengan negara tetangga yang menjadikan bahasa Inggris sebagai bahasa kedua, sehingga anak-anak kecil di sana sudah bisa berbahasa Inggris, effort lebih kita sangat diperlukan untuk setidaknya tidak terlalu ketinggalan jauh dari anak-anak negeri jiran.
Oleh karena itu, sebisa mungkin kita perkenalkan vocabulary bahasa Inggris kepada mereka. Mulai dari benda-benda yang ada di sekitar.
Kita coba tunjuk dan sebut benda itu dalam versi bahasa Inggrisnya. Tidak perlu kita terjemahkan. Biarkan otak mereka yang mencerna, lalu merekamnya.
Membiasakan Mengucapkan Frase Sederhana
Tidak semua kata dalam bahasa Inggris bisa kita terjemahkan per kata. Ada frase yang memang harus seperti itu. Contohnya adalah “selamat datang” itu bahasa Inggrisnya “welcome to”. Preposisi “to” harus selalu mengikuti “welcome”.
Jangan sampai ada ceritanya, anak-anak kita mengucapkan “welcome in school” dengan maksud “selamat datang di sekolah”. “Di” pada frase itu ada kemungkinan anak terjemahkan “in” karena memang seperti itulah arti kata bahasa Indonesianya.
Jadi, itulah pentingnya membiasakan mereka mengucapkan frase dalam bahasa Inggris. Agar mereka terhindar dari kesalahan semacam itu.
Mendengarkan Lagu Bahasa Inggris
Indra pendengaran merupakan indra yang pertama berkembang. Jadi, memperdengarkan lagu berbahasa Inggris kepada anak-anak bisa kita mulai sedini mungkin.
Mereka akan terbiasa mendengar bahasa Inggris dari penutur aslinya, sehingga saat mencoba mengucapkannya mereka akan terbiasa dengan versi benarnya.
Lagu yang memiliki melodi tentu akan lebih mudah untuk anak-anak ikuti. Selain itu, perasaaan riang gembira akan semakin membuat mereka enjoy dalam proses pembiasaan tersebut.
Menonton Film Pendek Bahasa Inggris
Meskipun film memiliki durasi cenderung lebih panjang dari lagu, tetapi anak-anak tetap akan mampu menebak jalan cerita film tersebut.
Mereka memang tidak akan langsung paham tiap katanya, tetapi dari visualisasi yang digambarkan, mereka akan bisa menarik kesimpulan. Apalagi Anak-anak kerap mengulang acara kegemarannya.
Kita bisa mengajak mereka menonton film kartun tentang fairytale dan semacamnya, atau bisa juga acara anak-anak tentang kehidupan sehari-hari.
Biasanya tayangan tersebut tidak full dialog, jadi anak bisa mempelajari sedikit demi sedikit bahasa Inggris dari apa yang pelakon itu ucapkan.
Membacakan Buku Bahasa Inggris
Membacakan buku pada anak-anak memang memerlukan effort yang lebih besar daripada sekadar memfasilitasi anak untuk mendengarkan lagu atau menonton film. Namun, cara ini mempunyai nilai lebih perihal kekuatan bonding.
Selain itu, anak-anak bisa masuk ke dalam cerita yang kita bacakan, sehingga mereka lebih peka dalam penempatan kalimat bahasa Inggris secara tepat. Mengingat biasanya struktur kalimat pada buku itu lebih bagus daripada lagu dan film.
Kursus Bahasa Inggris
Pada akhirnya, kita yang tidak terlalu mahir dalam bahasa Inggris tentu membutuhkan pihak lain yang lebih kompeten dalam bidang tersebut. Kita bisa mendaftarkan buah hati ke tempat kursus bahasa asing anak.
Seiring dengan makin meleburnya jarak berkat kemajuan teknologi, kursus bahasa Inggris anak online pun bermunculan. Ini tentu memudahkan karena tidak semua orang tua bisa mengantar jemput anaknya ke tempat kursus.
Rekomendasi Tempat Belajar Bahasa Asing
Memilih kursus bahasa Inggris untuk anak tidak bisa sembarangan. Kita sebagai orang tua harus memastikan bahwa kita menitipkan anak di tempat yang tepat. Bukan hanya terjamin kualitas pengajarannya, tetapi juga dari sisi parenting-nya agar proses belajar lebih nyaman bagi anak.
Cakap Kids Academy hadir sebagai teman bagi anak-anak dalam mempelajari bahasa asing. Bersama Cakap, anak dapat mengasah kemampuan kognitif, motorik, dan sensoriknya secara menyeluruh melalui pembelajaran bahasa asing, kelas tematik, dan fasilitas gymnastic.
Tempat kursus ini memiliki metode belajar yang disebut Expert. Expert merupakan representasi dari explore, practice, dan certify, berikut penjelasannya.
- Explore
Explorasi target bahasa baru dibimbing langsung oleh teacher. - Practice
Latihan dan sesi praktik bersama guru dan teman-teman lainnya. - Certify
Ujian akhir untuk mendapatkan sertifikat setelah menyelesaikan level.
Kalian masih ragu, Playmates? Berikut saya paparkan big why untuk menjadikan Cakap Kids Academy sebagai partner anak dalam belajar bahasa asing.
- Bimbingan Akademik
Student Success siap membantu terkait perencanaan studi si kecil - Teacher Profesional
Teacher dikurasi secara ketat untuk mendapatkan pengalaman mengajar terbaik - Laporan Progres
Pantau perkembangan belajar melalui laporan progres di tiap akhir sesi kelas - Fun Learning
Belajar lebih menyenangkan dengan aktivitas dan fasilitas seru dan interaktif - Fun Learning
Belajar lebih menyenangkan dengan aktivitas dan fasilitas seru dan interaktif
Selain kelas offline, Cakap pun hadir dalam bentuk aplikasi. Tinggal download saja, kalian sudah bisa mempelajari bahasa asing baru dari mana pun. Gunakan kode refferal ini saat kalian sudah mengunduh aplikasinya, ya.
MONCKPSVDHCOX
Pentingnya Belajar Bahasa Asing
Melansir dari laman Cakap Kids Academy, bahwa belajar bahasa asing itu sangat penting, terutama bagi anak usia dini. Proses ini memiliki banyak manfaat, apalagi jika menerapkan pembelajaran interaktif yang melibatkan si kecil.
Melatih Berpikir Kritis
Mempelajari bahasa asing berarti mempelajari hal baru. Ini bisa meningkatkan kerja otak, sehingga anak terbiasa berpikir kritis.
Melatih Komunikasi dan Interaksi
Selama pembelajaran, anak akan terbiasa berkomunikasi dan berinteraksi dengan pengajar. Secara tidak sadar, anak akan belajar mengemukakan dan menyimak pendapat.
Meningkatkan Kreativitas
Belajar bahasa pun bisa meningkatkan kreativitas. Dalam prosesnya, anak mengenali, menghafal, dan mengingat. Lebih jauh lagi, anak akan belajar menyusun kalimat dan ini membutuhkan daya kreativitas.
Membuka Wawasan dan Pikiran
Bahasa berkaitan erat dengan budaya. Mempelajari suatu bahasa berarti mempelajari pula budayanya. Oleh karena itu, pada prosesnya, wawasan dan pikiran anak pun turut terbuka.
Lebih Siap Belajar Bahasa Asing Lainnya
Sebuah bahasa memiliki pola tertentu dan tidak jarang ada beberapa bahasa yang memiliki pola yang sama. Oleh karena itu, setelah mempelajari satu bahasa, anak-anak menjadi punya modal untuk mempelajari bahasa lainnya.
Penutup “Belajar Bahasa Asing bagi Anak, Sepenting Apakah?”
Tantangan zaman kian hari kian berat. Oleh karena itu, kita harus mempersiapkan generasi selanjutnya agar tangguh menghadapi persaingan global. Salah satu persiapan itu adalah membekali mereka dengan keterampilan bahasa internasional.
Untuk memiliki keterampilan berbahasa Inggris yang memadai, kita bisa mengenalkan vocabulary di sekitar dan mendorong mereka untuk mengucapkan frase sederhana. Selain itu, lagu, film, dan buku pun bisa menjadi media dalam pembiasaan itu.
Jikalau usaha kita masih dirasa kurang, tidak ada salahnya mendaftarkan anak-anak di tempat kursus bahasa asing tepercaya. Tempat yang tidak hanya menjanjikan transfer ilmu, tetapi juga memilki cara pembelajaran yang menyenangkan.
Upaya kita tersebut merupakan wujud kesadaran bahwa menguasai bahasa asing, terutama bahasa Inggris, sangatlah penting untuk menunjang masa depan anak-anak. Selain itu belajar bahasa pun bisa melatih berpikir kritis, melatih komunikasi dan interaksi, meningkatkan kreativitas, membuka wawasan dan pikiran, serta lebih siap belajar bahasa asing lainnya. Kalau menurut kalian, belajar bahasa asing itu, sepenting apa, Playmates?
Awalnya aku ketawa pas baca, jualan lotek aja saingan sama sama orang luar negeri. Lama2 ngeri juga nih, sebetulnya maksudnya bukan gitu kan literally. Yah intinya anak perlu diajarkan bahasa Inggris biar siap bersaing di masa depan. Untung sekarang banyak tempat les, bahkan ada yang online.