Insto Dry Eyes – Anak-anak yang makin besar memberikan sedikit keleluasaan bagi saya. Tahun ini si bungsu mulai masuk TK, sehingga saya bisa melakukan lagi aktivitas yang sukar dilakukan setelah menjadi seorang ibu. Perlahan kini saya menemukan ritme hidup yang telah lama hilang.
Kalian pernah dengar perihal flamingo yamg kehilangan warnanya selama mengasuh anak, Playmates? Ini menyentuh hati saya, betapa tidak, burung itu kehilangan warna pink-nya dan berubah kusam. Namun, setelah anak-anaknya beranjak besar, dia menemukan dirinya kembali.
Fakta manis ini bisa menjadi penguat bagi seluruh ibu yang hari-harinya disibukkan untuk mengurus anak. Kita menjadi sadar bahwa semua ada waktunya. Tidak akan selamanya anak-anak bergantung pada kita dan saat itu tiba pasti kita akan merasa kehilangan. Jadi, yang bisa kita lakukan sekarang adalah membersamai secara maksimal tumbuh kembang mereka.
Jika ada yang bertanya perihal hobi. Dengan kesadaran penuh, saya akan mengatakan bahwa membaca adalah kegiatan yang paling membuat saya bahagia. Namun, setelah menjadi ibu, rasanya sulit untuk menemukan waktu yang tepat untuk membaca.
Sayangi Mata, dengannya Kamu Menjelajah Dunia Lewat Kata
Sebenarnya, saya tidak sepenuhnya meninggalkan kegiatan membaca karena saya tetap membaca untuk anak-anak. Masalahnya adalah pada apa yang dibaca. Saya menyediakan dan membacakan banyak buku anak-anak, tetapi saya kehilangan momen me time terbaik, yakni membaca novel.
Ibarat flamingo yang sedikit demi sedikit kembali mendapatkan warna pink-nya, saya pun mulai bisa membaca novel lagi dengan tenang. Keleluasaan ini sedikit melenakan, sehingga saya abai pada kesehatan mata. Padahal sedikit saja sinyal yang ditunjukkan sang indra penglihatan tidak boleh kita sepelekan, demi kenyamanan dan kesehatan mata jangka panjang.
Meskipun membaca itu mempunyai banyak manfaat, tetapi kalau terlalu memorsir atau melakukannya dengan cara kurang tepat tentu bisa menyebabkan berbagai gangguan mata. Selain itu, kita pun tidak terlepas dari gawai setiap harinya, sehingga makin menambah beban kerja mata.
Sayangnya, meskipun begitu, banyak dari kita yang menyepelekan gejala mata kering, termasuk saya. Berikut beberapa kebiasaan buruk saat membaca yang membuat mata bekerja ekstra.
Membaca Tanpa Memperhatikan Durasi
Bisa kembali merasakan sensasi membaca novel membuat saya lupa diri. Saking asyiknya, saya membaca tanpa jeda. Awalnya tidak terasa, tetapi setelah beberapa saat, mata terasa kering dan perih.
Bukannya peka terhadap sinyal yang indra penglihatan kirimkan, saya malah tetap fokus pada apa yang dibaca. Tanggung, nih, ceritanya lagi-seru-serunya. Saya khawatir kalau berhenti dulu, nanti feel-nya keburu hilang.
Saat membaca, mata fokus pada satu titik, sehingga frekuensi berkedip menjadi berkurang. Sama halnya seperti penggunaan gadget yang sebaiknya menerapkan aturan 20-20-20, durasi membaca pun harus kita perhatikan.
Setelah 20 menit membaca, sebaiknya kita mengistirahatkan mata selama 20 detik dengan memandang lurus ke depan sejauh 20 kaki (6 meter). Kalian sudah menerapkan aturan ini belum, Playmates? Kalau belum, kita usahakan, ya. Cara sederhana ini bisa meminimalisasi kemungkinan kita harus memeriksakan mata ke dokter.
Membaca dengan Posisi Tiduran
Posisi terbaik untuk membaca adalah dengan duduk tegak. Ini berarti sebaiknya kita duduk di kursi dan di depannya ada meja untuk meletakkan buku dan menopang tangan.
Akan tetapi, posisi rebahan sungguh menggoda, bukan? Setelah lelah mengerjakan segala urusan domestik, lalu tibalah untuk me time dengan membaca buku. Secara otomatis badan ini bersiap pada posisi wuenak (pewe).
Yang tentu kita sadari, membaca dalam posisi rebahan membuat jarak buku dan mata terlalu dekat. Hal ini membuat mata cepat lelah dan terasa kering. Idealnya jaraknya adalah 25-30cm.
Keseruan saat membaca tidak jarang membuat kita mengabaikan kerja mata yang terlalu keras. Padahal dengan apa yang telah mata lalukan untuk kita, ia tidak layak menerima pengabaian.
Membaca dengan Penerangan Minim
Waktu yang paling sering saya manfaatkan untuk membaca adalah malam hari menjelang tidur. Selain membaca sambil tiduran, penerangan di kala itu yang tidak memadai makin membuat mata lebih ekstra bekerja.
Lagi-lagi, kisah menarik dari karya penulis kesayangan seperti Tere Liye, Andrea Hirata, Dee Lestari, dan Dan Brown membuat saya menyepelekan mata yang terasa mulai kering.
Suasana hening sangat mendukung bagi saya untuk masuk ke dalam dunia imaji yang tersusun oleh rangkaian kata. Sekali masuk, sangat susah untuk kembali menjejakkan kaki di dunia nyata.
Mata sudah berusaha mengirimkan pertanda, ia lelah dan menuntut sedikit jeda. Namun, saya yang kurang sadar diri ini malah larut dalam kesenangan pribadi tanpa mengamati bahwa netra bekerja melebihi porsi.
SEpet, PErih, LElah? Jangan SePeLein, Mata Bukan Mesin!

Kalian sadar nggak, Playmates, kalau kita itu cenderung fokus pada apa yang tidak dimiliki. Sebaliknya, kita tidak jarang menafikan apa yang ada dan abai dalam merawatnya, begitu pula dengan mata.
Kebanyakan dari kita bisa melihat indahnya dunia dengan mudah, sehingga menganggap hal itu biasa. Padahal di sekitar kita, ada saudara-saudara yang tidak tahu indahnya pelangi dan megahnya langit.
Pernah tidak kita memosisikan diri pada posisi mereka? Hal yang bagi kita merupakan rutinitas, bagi mereka adalah keagungan yang mustahil didapatkan. Oleh karena itu, kita sepatutnya bersyukur dan berterima kasih pada mata yang membuat kita bisa melihat dunia dan segala isinya.
Salah satu bukti syukur itu adalah dengan menjaga mata tetap sehat. Kita harus peka pada gejala-gejala yang ditunjukkan. Saat gejala itu muncul berarti mata sedang memberitahu kita ia tidak baik-baik saja. Berikut beberapa gejala mata kering yang sering kita sepelekan.
Mata Sepet dan Perih
Kalian tentu pernah mengalami kelilipan saat ada angin yang bertiup cukup kencang. Angin itu menerbangkan debu lalu masuk ke mata. Mata langsung terasa sepet dan perih.
Ternyata sensasi seperti itu bukan hanya karena ada kotoran yang masuk ke mata, boleh jadi hal demikian adalah gejala mata kering. Biasanya itu terjadi saat mata terlalu lama menatap gawai juga terpapar AC.
Meskipun tampak sepele, kita harus segera mengatasinya demi kenyamanan dan mencegah gangguan menjadi lebih parah. Solusinya adalah dengan memijat dan mengompres mata.
Selain itu, kita harus memperhatikan asupan gizi. Perbanyak konsumsi omega 3 seperti yang ada pada telur, salmon, dan kacang-kacangan juga vitamim A dan sayuran hijau.
Mata Lelah
Bukan kita saja yang merasa lelah setelah bekerja keras. Mata pun bisa mengalami kondisi ini jika melakukan kegiatan yang membutuhkan fokus visual yang intens. Saya yang beberapa waktu lalu kalap membaca novel pun merasakan hal ini.
Selain membaca, lagi-lagi menatap gawai terlalu lama pun bisa menyebabkan mata lelah. Yang jarang kita sadari, tenyata perjalanan jauh yang kita tempuh juga bisa mengakibatkan salah satu gejala mata kering ini. Dalam istilah medis, mata lelah dikenal sebagai astenopia. Gangguan ini bisa menyerang pada semua kelompok umur, tidak peduli tua ataupun muda.
Rasa lelah pada mata dapat berupa sensasi kering, perih, sakit, atau gatal. Selain itu, bisa juga hadir dalam bentuk pandangan yang kabur dan meningkatnya sensitivitas terhadap cahaya.
Gejala yang paling sering saya rasakan dari mata lelah adalah sakit kepala. Kalau sudah begini tidak ada keberanian untuk mengabaikan. Saya harus segera menerapkan 20-20-20. Kalian masih ingat aturan ini, Playmates?
Insto Dry Eyes, Solusi Mata Kering Tanpa Pening
Jika gejala mata kering sudah menyerang dan kita sudah beristirahat juga mengonsumsi asupan bergizi, biasanya gangguan itu mereda. Namun, bila rasa tidak nyaman berlanjut, kita tidak perlu buru-buru menuju fasilitas kesehatan.
Di saat seperti ini obat tetes mata bisa menjadi penolong. Coba kalian sebutkan merek tetes mata tepercaya. Saya yakin kalian akan menjawab Insto Dry Eyes. Selain dry eyes, Insto memiliki dua varian lain, yakni regular dan cool.
Mata kering memang termasuk kategori permasalahan bersama karena banyak orang yang mengalaminya. Fakta bahwa hampir semua orang tidak bisa lepas dari gawai menjadi alasan utama. Saya yang gemar membaca pun tidak terlepas dari mata kering karena kedua aktivitas tersebut sama-sama mencuri fokus kita, sehingga jarang berkedip.
Berkedip yang tampak sepele itu, nyatanya merupakan aktivitas penting bagi mata. Dengan itu, indra penglihatan kita tetap segar. Namun, seringkali kita melewatkannya karena fokus melakukan suatu aktivitas yang memaksa mata bekerja ekstra.
Oleh karena itu, Insto Dry Eyes hadir untuk mengatasi masalah tersebut. Tetesan Insto yang kita gunakan memberikan efek pelumas seperti air mata. Bahan aktifnya dapat meringankan berbagai keluhan ringan akibat mata kering.
Kelebihan lainnya yang Insto Dry Eyes miliki adalah kemasan mini 7,5ml. Ini memungkinkan kalian untuk membawanya ke mana pun untuk jaga-jaga agar tidak alasan meninggalkan aktivitas karena mata kering.
Sebagai produk unggulan yang masyarakat kenal secara luas, Insto Dry Eyes menjadi obat tetes mata yang mudah didapatkan. Saya membelinya seharga Rp. 15.900 di Alfamart. Kebetulan saat itu sedang ada diskon. Selain di Alfamart, kita juga bisa mendapatkannya di Indomaret atau apotek terdekat.
Jika kalian merasa kurang familier dengan kemasan #InstoDryEyes yang saya beli, jangan heran, ya, karena ini merupakan kemasan baru. Di tempat kalian sudah ada belum yang new packaging ini, Playmates?
Penutup “Insto Dry Eyes”
Sekali kita berbuat baik, dua kali tuntutan, berikutnya kewajiban.
Pernahkah kalian mendengar istilah di atas? Ungkapan tersebut hendak menyampaikan bahwa kebaikan kita seringkali tidak dianggap. Saking seringnya kita berbuat baik, orang yang kita bantu perlahan kehilangan kesadaran untuk berterima kasih. Di hadapannya apa yang kita lakukan tampak sepele.
Tentu bukan hal yang mengenakkan jika kita berada pada posisi tersebut. Namun, pernahkah kalian berpikir bahwa kita pun melakukan hal semacam itu pada mata kita sendiri?
Indra penglihatan sudah memberikan kita pengalaman visual terbaik, tetapi kita menganggap apa yang mata lalukan itu memang sudah seharusnya. Sehingga kita mengaggap tidak ada yang istimewa dengan hal tersebut. Malah kita cenderung melakukan pengabaian.
Berbagai aktivitas visual memaksa mata untuk fokus dalam jangka waktu yang lama. Bahkan untuk sekadar berkedip pun mata seolah tidak diberi kesempatan. Pada akhirnya, berbagai gejala mata kering bermunculan.
Kalau sudah seperti ini, apa kita masih tega untuk tidak memedulikannya? #MataKeringJanganSepelein, sebelum gangguan itu bertambah parah. Bukankah masih banyak hal yang ingin kita lihat di dunia ini, setidaknya menyelami imaji lewat kata?
Tidak sulit untuk memberikan kenyamanan pada mata yang telah bekerja nyata. Tiga tetes Insto Dry Eyes pada setiap mata bisa membantu para kutu buku kembali berburu kisah seru tanpa terganggu gejala mata kering.
Referensi:
https://insto.co.id/eyeducation/mata-kering-sepet-perih-ini-solusinya
https://insto.co.id/eyeducation/ciri-ciri-mata-lelah-dampak-dan-cara-mengatasi
Iya ih, kalo kadung baca buku dan lagi enak-enaknya tapi mata udah sepet sayaaang banget mau udahan. Maunya lanjut terus sampe tamat sekalian, wkwkw.
Aku juga suka banget baca buku. Tapi memang kalau kelamaan baca buku kadang mata jadi sepet dan mudah lelah. Tapi untung ada Insto Dry Eyes. Andalan banget deh Insto.
Tempatku udah ada insto yg kemasan baru. Aku juga baru beli. Siap sedia kalau mata merah. Suami sering ngerasa mata lelah apalagi kalau dalam perjalanan
Kalau saya baca buku selama ini aman2 aja sih belum pernah alami Gejala mata kering. Tapi klo udah scroling hp bentar aja mata malah cepet cape. Untungnya sekarang udah ada solusinya ya, Insto Dry Eyes 🙂
Semua ada waktunya ya Teh, aku juga udah lama deh kayaknya nggak baca novel. Lebih banyak baca buku anak sekarang. Apalagi anakku masih fase dibacakan buku kan, aktivitas mata tetap on setiap hari bikin mata jadi kering, huhu. Tetesin Insto dry eyes aja yaa biar baca buku nggak perih lagi.
Kalau ceritanya seru sayang ya mbak untuk berhenti baca, eh tahu-tahu kok mata rasanya capek banget, cuzz deh ambil Insto Dry Eyes ini, mata jadi adem mbak
aku dulu waktu masih bocah, seneng membaca sambil tiduran plus lampunya gak terlalu terang. Jadinya pas udah gede begini, ditambah terlalu sering menatap layar komputer dan nggak terlalu suka wortel, jadinya mata cepet kering juga
Insto jadi andalan keluarga aku juga dan aku tau produk ini dari SD