Urutan Novel Tere Liye dalam Serial Aksi

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh, Playmates? Bagaimana libur lebarannya? Selama apa pun liburan tetap ada ujungnya, ya. Salam sehat untuk semua dan welcome back to reality. Tadinya saya berniat tetap menulis selama liburan, tetapi sudahlah, rencana tinggal rencana. Tulisan pertama saya setelah cuti lebaran ini berkenaan dengan urutan novel Tere Liye.

Tere Liye telah menulis lebih dari 50 judul novel. Di antara novel-novel tersebut, ada yang stand alone dan ada juga yang berbentuk serial. Keduanya memberikan pengalaman membaca yang berbeda. Saya pribadi suka keduanya.

Contoh novel Tere Liye yang stand alone adalah “Hujan“, “Rindu”, “Daun yang Jatuh Tidak Pernah Membaca Angin”, “Sunset Bersama Rosie”, “Aku, Kau, dan Sepucuk Angpau Merah”, dan masih banyak lagi.

Sependek yang saya tahu, Bang Tere mempunyai tiga cerita serial, yakni Serial Aksi, Serial Bumi, dan Serial Anak Mamak. Untuk Serial Bumi, saya sama sekali belum baca, sedangkan Serial Anak Mamak baru baca satu judul, yaitu “Eliana” yang kini berganti judul menjadi “Si Anak Pemberani”.

Kali ini saya akan membahas perihal Serial Aksi. Salah satu judul dari Serial Aksi adalah “Pulang”. Hingga kini judul tersebut masih menempati tahta tertinggi di antara puluhan novel Bang Darwis yang sudah saya baca. “Pulang” itu bukan cerita religi, tetapi mampu menyebarkan nilai-nilai agama di antara narasi para bedebah.

Table of Contents

Urutan Novel Tere Liye

Urutan Novel Tere Liye dalam Serial Aksi

Hingga kini Serial Aksi sudah sampai pada judul ketujuh dan sedang dalam proses open PO untuk buku kedelapan. Tere Liye menginformasikan bahwa urutan novel Serial Aksi adalah sebagai berikut.

  1. Negeri Para Bedebah
  2. Negeri di Ujung Tanduk
  3. Pulang
  4. Pergi
  5. Pulang Pergi
  6. Bedebah di Ujung Tanduk
  7. Tanah Para Bandit
  8. Bandit-Bandit Berkelas (PO)

Namun, saya memulai membaca seri ini dari “Pulang” dan itu tidak masalah karena empat judul paling atas itu menceritakan dua tokoh yang berbeda, yakni Bujang dan Thomas. Pada awalnya, saya tidak menyangka Bujang dan Thomas bertemu dalam sebuah judul. Pertemuan pertama mereka terjadi di “Pulang Pergi”.

Saya pun tidak tahu, apakah Serial Aksi ini sudah Bang Tere rancang jauh-jauh hari atau sebuah ide yang tiba-tiba muncul untuk menggabungkan cerita Bujang dan Thomas. Kebetulan dua-duanya saya suka, jadi bingung pilih yang mana. Eh. Maksudnya saya excited saat tahu mereka melakukan kolaborasi.

Negeri Para Bedebah dan Negeri di Ujung Tanduk bercerita tentang Thomas, sedangkan Pulang dan Pergi menceritakan Bujang. Jadi, sebenarnya tidak menjadi persoalan kalian memulai dari mana. Pilih saja, mana yang lebih menarik menurut kalian, Bujang atau Thomas?

Mulai dari buku kelimalah mereka menjadi partner. Saya belum membaca Pulang Pergi, katanya di judul itu, Bujang yang lebih menonjol. Sedang, di Bedebah di Ujung Tanduk, Thomaslah yang jadi biang keladi.

Saya sudah membaca judul keenam ini dan tidak mengalami kesulitan dalam memahami alur cerita meskipun ada judul sebelumnya yang ke-skip. Namun, tentu saja membacanya secara runtun tetap lebih baik.

Thomas dan Bujang memiliki latar belakang yang sangat jauh berbeda. Bujang berasal dari Sumatra Barat dan sejak muda sudah berkecimpung di dunia shadow economy. Dia adalah tukang pukul nomor satu dari Keluarga Tong.

Sementara itu, Thomas merupakan seorang keturunan Cina yang menjadi konsultan keuangan nomor satu dunia. Dia memiliki rekor 100% kemenangan atas kasus-kasus yang ditanganinya.

Bedebah di Ujung Tanduk

Bedebah di Ujung Tanduk

Beberapa saat lalu, saya menamatkan buku keenam Serial Aksi Tere Liye ini. Yang dimaksud bedebah di sini adalah Thomas. Ya, Bujang Thomas memang protagonis yang berkecimpung di dunia hitam.

Nasib Thomas di ujung tanduk setelah sebelumnya dia menangani sebuah transaksi jual beli pegunungan di Bhutan. Dia tidak pernah menyangka bahwa pegunungan tersebut adalah milik penguasa shadow economy yang telah ada ribuan tahun.

Adalah Teratai Emas, kelompok penguasa Jalur Sutera di masa lampau. Pada zaman modern, mereka pindah ke pegunungan tersembunyi di Bhutan. Sehingga tidak mengherankan tidak banyak yang mengetahui keberadaannya, termasuk Thomas.

Semenjak dahulu pemimpin kelompok Teratai Emas bernama Roh Drukhpa. Angka di belakang nama tersebutlah yang menjadi pembeda. Yang pertama tentu Roh Drukhpa I dan yang hendak menuntut balas pada Thomas adalah Roh Drukhpa XX.

Hanya dalam hitungan 48 jam, kelompok itu telah menemukan Thomas yang sedang berada di klub petarungnya. Saat itu, Thomas tengah berhadapan dengan Bujang. Belum keluar siapa pemenangnya, serangan membabi buta dari Teratai Emas keburu meluluhlantakkan tempat itu.

Aksi kejar-kejaran yang menegangkan terus terjadi. Bujang mengira dirinyalah yang menjadi target. Namun, saat Si Babi Hutan melihat kelompok itu terus-terusan membidik Thomas, barulah dia tahu kebenarannya.

Bujang, Salonga, dan Junior bersikeras terus membantu Thomas meskipun dia meminta yang lainnya mundur karena ini murni urusannya. Namun, Bujang mengatakan bahwa mereka bersaudara dan tidak mungkin meninggalkan saudaranya yang sedang kesusahan.

Selain mereka berempat, bergabung juga Nyonya Ayako. Kemudian menyusul Yuki, Kiko, dan Mr. White. Dengan kekuatan kelompok Teratai Emas sangat sulit bagi mereka untuk terus menghindar. Akhirnya mereka memutuskan untuk mendatangi markas kelompok itu untuk melakukan perdamaian.

Akan tetapi, Teratai Emas menolak tawaran itu mentah-mentah. Kelompok itu melakukan berbagai cara hingga akhirnya berhasil menangkap Thomas dan kawan-kawan. Bagaimanakah nasib mereka selanjutnya? Berhasilkah mengalahkan Roh Drukhpa XX? Simak kelanjutannya di novel Bedebah di Ujung Tanduk, ya, Playmates.

Penutup “Urutan Novel Tere Liye”

Bagi para pencinta Serial Aksi Tere Liye pasti sekarang sedang berlomba-lomba ikutan PO buku kedelapannya, yakni Bandit-Bandit Berkelas. Saya bukannya tidak antusias, tetapi judul ketujuhnya belum sempat saya baca.

Katanya di Bandit-Bandit berkelas akan muncul Zaman Zulkarnain. Kalian kenal sama Zaman nggak, Playmates? Itu loh pemeran utama dari novel Tere Liye yang berjudul “Tentang Kamu”. Sebenarnya di buku ketujuh, sinyal akan kehadiran Zaman ini sudah Bang Tere spill tipis-tipis.

Wah, makin banyak saja yang bergabung dengan Serial Aksi, ya. Jangan-jangan Tegar Karang juga mau join, cuma sekarang lagi sibuk mengurus empat bocil. Saya cukup tertarik dengan bergabungnya Zaman ini, tetapi tidak seantusias saat tahu Bujang dan Thomas akan menjadi partner.

Keikutsertaan Zaman ini apakah akan menjadikan “Tentang Kamu” masuk urutan novel Tere Liye dalam Serial Aksi? Saya belum mendapatkan informasinya, nih, Playmates. Menurut saya pribadi sepertinya tidak karena novel itu memang tidak ada aksi-aksinya. Menurut kalian bagaimana?

38 pemikiran pada “Urutan Novel Tere Liye dalam Serial Aksi”

  1. Saya memfollow Tere Liye, tapi belum pernah baca buku-bukunya. Bingung mulai dari mana. Nah, baca review ini saya jadi tahu sebaiknya baca bukunya mulai dari judul yang mana.

    Balas
  2. Tere Liye menjadi salah satu penulis yang karyanya selalu ada di toko buku besar. Saking banyaknya buku beliau jadi bingung mau mulai darimana hihihi.

    Balas
  3. Walah samaan kita lho
    Saya juga pertama kali dari urutan ini lah baca dulu yang judulnya Pulang itu. Hehe …
    Jadinya loncat loncat gitu deh gak berurutan semua

    Itu gara gara waktu masih di luar negeri saya gak bisa mendapatkan langsung buku Tere Liye secara mudah. Jadi mana aja dulu yg dapet, itu yg saya baca. Nah Pulang ini yg pertama saya punya. Hehehe

    Balas
  4. Penggemar Tere Liye fanatik juga ya karena beliau kreatif dan mampu menyajikan cerita yang bermakna, membuat orang bisa belajar banyak dari buku2nya.

    Balas
  5. Karya-karya Tere Liye emang keren banget, selalu best seller. Tapi saya baru baca tiga buku aja yaitu Hafalan Shalat Delisa, Pulang, dan Tetaplah Bodoh Jangan Pintar

    Balas
  6. saya jarang baca buku Tere Liye secara utuh tapi suka membaca part-partnya, jarang sekali sampai selesai, memang bagus isinya saya suka cara penulisannya, dan ceritanya memang selalu ada yang menarik yang berbeda cara atau sudut pandangnya, ditambah lagi tulisannya yang kreatif pastinya membuat pembacanya selalu nagih untuk baca

    Balas
  7. Bukunya memang banyak yang booming juga Tere Liye ini, karena cara penulisannya yang sangat menarik, sehingga banyak pembaca yang sangat terkesan, selain itu alur ceritanya juga dikemas dengan cara yang unik sesuai dengan kondisi masyarakat, wah dari sekian banyak bukunya saya belum pernah baca sampai selesai, jadi penasaran karena dari judul-judulnya sangat menarik

    Balas
  8. Seru juga ya kisah2 yang ada di serial aksi. Saya pernah baca 1 buku karya Tere Liye yang ada gambar sepatu itu loh. Itu yang judulnya apa ya? Bagus sih ceritanya, hanya saja saya baca itu udah lama, makanya lupa2 ingat.

    Balas
  9. Entah sejak kapan saya jadi kurang suka baca fiksi tebal seperti ini, Mba. Sekarang lebih pilih buku nonfiksi. Jika lelah, baru ke fiksi. Saya salut dengan sang penulis yang bisa melahirkan buku serial ini.

    Balas
  10. ih seru banget ya buku bang Tere yang serial ini..saya ngikutin serial bumi matahari aja belum kelar hehe mantap bacaannya mba

    Balas
  11. Tokoh Thomas di serial negeri para bedebah ini sangat mengenai di ingatan ku
    Bahkan saat bepergian dan melihat ada Crane aku langsung flashback sama salah satu adegan di novel tere liye ini

    Balas
  12. beberapa kali saya membeli buku tere liye untuk hadiah atau kado. saya sendiri baru baca bener-bener itu yang Hujan, yang lain kaya Eliana dan serial lainnya sekilas-sekilas saja pas mau beli untukhadiah. pada Hujan itu saya bener-bener bisa sepeeti asukdanhanyaut dalam cerita, asik banger Tere Liye membangun cerita pada Hujan ini. Saya sendiri lebih suka buku tunggal dibandingkan buku berseri, tapi baca reviewnya kayaknya seri Aksi ini seru banget ya

    Balas
  13. wah mba ini ternyata serial ya. Aku kira dia judul yang berdiri sendiri-sendiri. Aku seri serial baru punya yang serial Bumi itupun belum sampai habis seri bukunya aku punya. Yang aku suka dari novel bang Tere ini nama-nama tokohnya unik tapi punya arti mendalam. Sedetail itu loh.

    Balas
  14. Baca review buku memang seru banget sih,, makin penasaran sama buku tere liye lainnya.. keren banget beliau kalau nulis, bisa bersambung gitu tapi tetap mengena ceritanya

    Balas
  15. Tere Liye memang mahir dalam meramu kata sehingga menjadi sangat bermakna dalam setiap ceritanya, walau bukan kategori religi, tapi banyak pesan tersirat dan tersurat didalamnya yang membuat para penikmat bukunya enggan untuk berhenti melanjutkan bacaan buku Tere Liye

    Balas
  16. Akhir-akhir ini aku sering banget mengikuti postingan bang Tere. Nggak sangka karyanya banyak sekali. Dan diantara semua karyanya aku paling pengen baca Bandit-bandit berkelas,tapi rupanya seri yang panjang yaa.

    Balas
  17. Aku baru baca sampai bedebah di ujung tanduk, mau baca yang tanah para bandit tapi masih mikirin pioritas lain dulu. Paling suka sama aksi Thomas, walau skrg udah kolaborasi sama bujang tapi tetap suka sikap thomas yang grasak grusuk hehehehe

    Balas
  18. Yaaah… Jadi kepengen banget mode liburan (enggak masak, enggak beberes rumah) fokus baca tumpukan novel Tere Liye. Mungkin gak ya?
    Sempat baca beberapa karya awal Tere Liye saat masih di kampus dulu. Setelah jadi emak-emak rempong, gak pernah lagi baca novel-novel setebel gambreng. Duuuh, kangen banget.

    Balas
  19. aku suka dengan diksi yang digunakan bang tere dalam setiap bukunya. Selalu mengesankan, bahkan dulu waktu remaja, aku sering ngumpulin kata-kata yang menurutku menarik untuk aku koleksi. Dan ternyata, aku ketinggalan banyak novel-novelnya bang tere liye yang baru

    Balas
  20. Ternyata novel tere liye punya urutan juga ya kak. Aku tuh seneng baca novel Tere Liye tapi ya itu kadang suka sampai tidak tuntas. Judul Bandit-Bandit Berkelas ini pasti bagus soalnya pemilihan diksinya menarik

    Balas
  21. akhirnya terjawab sudah kebingungan saya, saya kira Negeri Para Bedebah dan Pulang, Pergi itu serial terpisah, ternyata masih nyambung walau masih bisa dibaca secara terpisah. Oh ya, saya cek di goodreads kenapa Pulang, Pergi itu ditandai sebagai serial “Si Babi Hutan” ya?

    Balas

Tinggalkan komentar