Menjelang bulan Zulhijjah seperti sekarang banyak di antara kerabat kita yang bersiap ke tanah suci untuk melaksanakan rukun Islam yang kelima. Sebelum berangkat ke tanah suci, kebanyakan dari mereka mengadakan walimatussafar. Sudahkah kalian paham arti walimatussafar, Playmates?
Tahun ini ada dua orang dekat saya yang berangkat haji, yaitu Bibi dan seorang teman. Untuk acara walimatussafar Bibi, saya tidak bisa menghadirinya. Mengingat jarak yang jauh dan pada saat itu meskipun tanggal merah, sekolah si cikal tidak libur.
Di Minggu pagi awal Mei, saya dan teman-teman lain membuat janji untuk datang bersama-sama ke acara walimatussafar salah seorang teman. Sesuai dress code yang tuan rumah tentukan, kami mengenakan pakaian serba putih.
Jam delapan lebih sedikit, kami sudah sampai di kediaman sang teman. Suasana sudah ramai oleh keluarga dan tetangga. Hampir semua tamu undangan adalah ibu-ibu karena untuk bapak-bapak acaranya dipisahkan setelah zuhur siang nantinya.
Arti Walimatussafar
Walimatussafar terdiri dari dua kata, yakni walimah yang artinya “berkumpul” dan “safar” artinya “perjalanan”. Secara istilah ini berarti berkumpul bersama sanak saudara untuk mendoakan dan menyampaikan salam perpisahan kepada kerabat yang hendak melakukan perjalanan. Perjalanan di sini dimaknai secara khusus sebagai haji atau umroh.
Walimah juga kerap diartikan sebagai resepsi, saat kita mengadakan walimatul ursy pada momen pengikatan janji suci sehidup semati dalam rumah tangga. Kita menyebutnya seperti itu karena pada acara walimah biasanya kita mendapatkan jamuan dari yang memberi undangan.
Susunan Acara Walimatussafar
Acara yang saya hadiri beberapa waktu lalu itu merupakan acara walimatussafar yang pertama kali saya ikuti dari awal sampai akhir. Acara berlangsung dari pukul sembilan hingga pukul dua belas siang.
Tenda putih dipasang di halaman rumah sang teman, di sana lah segala hidangan makanan berat tersaji. Begitu kami hendak masuk ke rumah, ada kerabat tuan rumah yang menyodorkan box yang berisi camilan dan air minum.
Tuan rumah mengarahkan kami ke lantai tiga yang merupakan rooftop. Di lantai satu sudah berkumpul para tetangga dan di lantai dua merupakan tempat keluarga bercengkrama. Kami yang merupakan teman sesama wali murid di sekolah yang sama ditempatkan di lantai paling atas.
Acara berpusat di rooftop, mulai dari pembukaan, tausyiah, doa, dan penutupan. Bagi yang duduk di lantai satu bisa menyimak acara yang berlangsung melalui layar yang terpasang di sana.
Pembukaan
Tepat pukul 09.00, seorang dari teman kami yang merupakan mantan ketua POMG mengemban tugas sebagai MC. Dia menyambut para tamu undangan dan berterima kasih atas kehadiran kami semua. Dari sini, suasana haru sudah mulai merebak. Kami turut berbahagia untuk saudara kami yang hendak menunaikan ibadah haji dan besar asa yang ada semoga suatu saat kami bisa mendapatkan nikmat yang sama.
Pembacaan Ayat Suci
Lantunan indah dari kitab suci makin membuat kami larut dalam rasa haru. Betapa saya bersyukur bisa merasakan atmosfer di hari spesial tersebut. Sedikit banyak, ini memberikan motivasi untuk berdoa dan berusaha menjadi golongan orang yang mampu menunaikan rukun Islam yang kelima.
Sambutan Tuan Rumah
Suasana haru yang terbangun agak terdistraksi saat teman kami, sang tuan rumah, menyampaikan sambutan. Sebenarnya teman kami ini menampakkan ekspresi menahan air mata, tetapi keseharian dia sebagai orang yang heboh dan ceria sedikit membuat kami ingin tertawa.
Akan tetapi, itu tidak berlangsung lama. Makin dia panjang lebar berbicara, haru itu kembali menyerbu. Tentu dia bahagia bisa ke tanah suci, tetapi ada sedih yang terselip karena meninggalkan anak-anak di tanah air.
Tausyiah Arti Walimatussafar
Ustaz Warman Muarif menyebutkan bahwa “walimah” itu artinya “hajat” (bahasa Sunda) dan “safar” itu perjalanan. Namun, meski demikian yang kita harus tekankan dari acara ini adalah pamitnya, bukan pada resepsinya.
Memang tidak ada kewajiban untuk menggelar acara semacam ini saat hendak bertolak ke tanah suci. Namun, mengingat jauhnya perjalanan yang akan ditempuh dan tidak ada yang bisa menjamin apakah bisa kembali dengan selamat, maka tidak ada salahnya untuk memohon doa, restu, dan maaf dari kerabat.
Ustaz Warman mengutip sebuah kisah yang terjadi pada masa Nabi Sulaiman. Saat itu, Nabi Sulaiman sedang menggelar acara di kediamannya. Salah seorang sahabat yang hadir di sana merasa gelisah karena ada seseorang yang terus menatapnya.
Sang sahabat bertanya kepada Nabi Sulaiman, “siapakah dia?” dan Nabi Sulaiman menjawab, “dia adalah Malaikat Izrail”. Karena saking ketakutannya, sahabat itu meminta Nabi untuk meminjaminya angin untuk pergi sejauh mungkin dari malaikat maut.
Atas izin Allah, Nabi Sulaiman meminjamkan angin untuk sang sahabat tunggangi ke negeri India. Begitu sampai di India, sahabat tersebut bertemu lagi dengan Malaikat Izrail dan di sanalah dia tutup usia.
Ternyata saat di kediaman Nabi Sulaiman, Malaikat Izrail keheranan mengapa orang yang hendak dia cabut nyawanya di India malah berada di sana. Karena itulah dia terus memandangnya hingga membuat sang sahabat ketakutan.
Hikmah yang dapat kita ambil dari kisah tersebut adalah bahwa siapa pun bisa mengembuskan napas terakhir di mana saja. Tak peduli kita bersembunyi dan pergi sejauh mungkin, takdir maut tidak akan bisa kita ditawar-tawar lagi.
Lebih jauh lagi, hendaklah kita memohon maaf kepada kerabat saat hendak bepergian jauh. Kita tak pernah tahu apakah bisa kembali atau tidak. Tentu kita berharap kerabat yang menunaikan haji bisa kembali dalam keadaan tidak kurang suatu apa pun, tetapi hanya Allah yang mengetahui jalan hidup, sehingga tidak ada salahnya untuk berjaga-jaga.
Doa Arti Walimatussafar
Sesi doa terdiri dari dua bagian. Yang pertama dari ananda tuan rumah. Mereka memiliki empat anak, tiga putri dan satu putra. Secara bergiliran, dari yang tertua, anak-anak menyampaikan doa dan harapan untuk orang tua yang hendak menunaikan ibadah haji.
Kemudian Ustaz Warman memimpin doa bersama di bagian kedua. Lantunan permohonan dan harapan ditujukan bagi semua yang hadir, khususnya untuk tuan rumah. Berkali-kali asa jamaah untuk turut bisa merasakan nikmat rukun Islam kelima, kami langitkan bersama-sama.
Penutup
Sekitar pukul 11.00 seluruh rangkaian acara hampir selesai. Alhamdulillah semua berjalan dengan lancar dan khidmat. MC pun mengucapkan terima kasih, baik kepada tuan rumah maupun para tamu. Kemudian dia menutup acara dengan hamdalah.
Jamuan
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya, tempat prasmanan ada di halaman rumah. Jadi, saat acara jamuan, tamu yang berada di lantai satu mendapat giliran pertama. Saya yang berada di lantai tiga harus menunggu beberapa saat.
Begitu giliran tiba, saya menyendok nasi dan mengambil beberapa lauk serta air minum. Setelah itu, saya dan teman-teman tidak kembali ke lantai tiga, agar nantinya kami lebih mudah kembali ke tenda untuk mengambil bakso. Padahal perut sudah terasa penuh kala nasi tandas, tetapi selalu ada ruang untuk makanan favorit sejuta umat itu.
Setelah selesai santap siang, seperti kebanyakan ibu-ibu lainnya, tentu kami tidak melewatkan untuk berfoto bersama tuan rumah. Cukup dua-tiga kali jepretan untuk mengabadikan momen.
Penutup “Arti Walimatussafar”
Saat kita menghadiri acara walimatussafar seorang kerabat hampir bisa dipastikan ada jamuan. Namun, hal yang lebih esensial dari itu adalah doa, maaf, dan restu. Ketiga hal tersebutlah yang membuat kerabat kita dapat menjalankan ibadah haji dengan khusyuk.
Terlebih, jarak tanah air dan tanah suci itu membentang jauh, sudah seharusnya orang yang hendak bepergian pamit kepada keluarga dan orang terdekat. Meski kita berharap orang yang safar itu pulang dengan selamat, tetap Allah yang tahu kepastian di hari esok. Sehingga kita lebih baik saling meminta maaf dan mendoakan kala akan berpisah.
Hari ini kerabat kita yang mengadakan walimatussafar, semoga dengan izin Allah kita pun bisa segera mendapatkan panggilan itu. Apakah sudah tebersit keinginan kalian untuk ziarah ke tanah suci, Playmates? Share cerita kalian di sini, yuk!
Aamiin, semoga saya pun segera menyusul untuk berkunjung ke baitullah secepatnya.
walimatusafar di daerah saya biasanya diadakan untuk seseorang yang berangkat haji, sedangkan untuk yang berangkat umroh jarang mengadakannya
Terharu ya kalau suatu saat nanti bisa walimatussafar..semoga Allah memudahkan segala niat kita. Esensinya memang hanya doa, maaf, dan restu
Masya allah indahnya islam dalam bersilaturahmi ya. Apalagi untuk menunaikan ibadah. Semoga kita juga segera dipanggil Allah