Menurut saya Dee Lestari merupakan seniman paket lengkap. Kalau membuat sebuah film, sepertinya dia bisa menggarapnya seorang diri. Dari mulai menulis novel/naskah, berperan, mengisi soundtrack, sampai menulis liriknya. Si serba bisa pokoknya.
Beberapa waktu lalu saya sudah menamatkan membaca salah satu karyanya, yaitu Rapijali. Beres sampai buku yang ketiga. Namun, entah karena apa, saya belum menulis ulasannya. Padahal, semakin jauh jeda antara menyelesaikan bacaan dan menulis ulasan, semakin mengabur juga feel-nya.
Saya pertama kali mengenal sosok Dee ketika saya masih bocah cilik. Saya melihat dia di layar kaca bersama dua orang rekan. Mereka bertiga membentuk trio bernama RSD, kependekan dari nama mereka sendiri, Rida Sita Dewi. Saat itu Dee menggunakan nama aslinya, Dewi.
Saya tidak terlalu mengikuti sepak terjangnya dalam dunia tarik suara. Saya lebih tertarik dengan novel-novelnya. Kalau tidak salah ingat saya sudah melahap semua cerita yang dia tulis. Semua novel Dee termasuk bacaan favorit sepanjang masa versi saya.
Dee Lestari
Awal perkenalan saya dengan karya Dee Lestari adalah novel Perahu Kertas. Saya membacanya saat masih duduk di bangku kuliah. Selain novel, filmnya juga booming. Maudy Ayunda, Adipati Dolken, dan Reza Rahadian menjadi pemeran utama dalam film tersebut.
Jalan cerita novel tersebut ringan dan “normal”, sehingga membuat saya shocked saat membaca karya Dee berikutnya, yaitu Supernova. Istilah sains dan jalan cerita yang rumit membuat kening berkerut hebat.
Supernova terdiri dari enam buku. Buku pertama masih agak “normal”, makin ke sana makin berwarna. Saya sangat takjub dengan imajinasi Dee Lestari. Namun, meskipun bersifat fantasi, saya yakin risetnya nggak main-main.
Supernova Dee Lestari memang sebuah masterpiece, tetapi hati saya tertambat sangat erat pada karya Dee yang lain, yaitu Aroma Karsa. Dari novel tersebut, saya menjadi punya gambaran tentang keadaan lingkungan dan sosial di daerah Bantar Gebang. Saya pikir itu tempat pembuang sampah biasa, ternyata di sana terdapat pemukiman warga, bahkan mereka memiliki KTP.
Selain judul-judul di atas, ada juga Filosofi Kopi, Rectoverso, Madre, dan Rapijali. Kali ini saya akan membahas novel Rapijali. Novel ini terbagi menjadi tiga buka, yakni Mencari, Menjadi, dan Kembali.
Rapijali 2: Menjadi by Dee Lestari
Ibu Suri (Panggilan kesayangan Dee) menerbitkan Rapijali dalam dua bentuk. Pertama, cerita ini rilis di sebuah platform membaca dan menulis. Novelnya dapat kita baca secara bertahap. Setelah, tamat barulah ada versi cetaknya.
Hingga zaman yang serba digital seperti sekarang, saya masih belum terbiasa membaca buku di gawai. Saya masih bertahan membaca langsung dari buku fisik. Sensasinya lebih terasa, apalagi bisa membaui aroma khas buku yang menguar.
Tiga buku Rapijali ini, makin ke sana makin tebal. Buku pertama menceritakan Ping yang tinggal di Batu Karas – Pangandaran. Hidupnya terasa baik-baik saja sampai kemudian Aki meninggal. Dalam wasiatnya, aki menulis bahwa Ping harus tinggal bersama orang asing.
Orang asing tersebut tinggal di Jakarta, sehingga Ping harus meninggalkan kehidupannya di Batu Karas. Dia harus berpisah dengan Oding dan band aki. Di Jakarta semua jelas berbeda. Gadis itu bersekolah di sekolah elit dan membentuk band baru.
Rapijali 2 yang memiliki cover orange ini merupakan lanjutan kisah yang pertama. Buku ini menceritakan kehidupan Ping saat sudah mulai beradaptasi dengan kehidupan barunya.
1. Deskripsi Buku
- Judul : RAPIJALI 2 (Menjadi)
- Penulis : Dee Lestari
- Tebal: 484 Halaman
- Penerbit : Bentang Pustaka
- Cetakan Pertama, Juli 2021
2. Sinopsis
Ping tidak lagi merasa sepi. Kini Jakarta menawarinya mimpi yang sebelumnya tidak berani dia miliki. Dia punya kesempatan untuk mengikuti seleksi masuk kampus yang memiliki jurusan yang dia minati, musik. Kampus itu bernama Bakti Sancaya, masih satu yayasan dengan SMA tempat Ping bersekolah, Pradipa Bangsa.
Selain itu, gairahnya dalam bermusik seakan terus merangsek menemukan jalannya. Band yang dia bentuk bersama Rakai, Inggil, Jemi, Buto, dan Lodeh masuk babak eliminasi di ajang Band Idola Indonesia. Mereka tampil setiap pekan di TVRI.
Kabar Ping yang masuk TV tentu menarik perhatian warga Batu Karas. Semua warga antusias untuk menonton. Mereka mengadakan nonton bareng di RM Mang Acep, rumah makan milik Apih Oding.
Di antara keriuhan di rumah makan itu, Oding merasa sepi. Sang surfer merasa kesepian seorang diri. Ping telah mengalami kemajuan yang begitu besar, tetapi dirinya tidak tahu apa pun.
Gadis itu tidak lagi melibatkannya dalam langkah yang dia ambil. Terlebih, Oding melihat melalui layar kaca bahwa Ping menyorotkan sinar mata yang tidak biasa pada orang yang sangat asing baginya.
Rahasia Tak ‘Kan Selamanya Menjadi Rahasia
Waktu berlangsungnya babak eliminasi Band Idola Indonesia berbarengan dengan debat Pilgub DKI yang diikuti Guntur Sasmita, orang asing yang ditunjuk Aki Yuda sebagai wali Ping. Sehingga semuanya saling terikat dan terkait.
Ardi, anak Guntur yang telah mengetahui rahasia besar ayahnya, tak mampu lagi menanggung derita atas fakta pahit dari masa lalu orang terdekatnya. Pemuda itu membocorkannya pada lawan politik sang ayah. Tidak bisa tidak, hal itu menyebabkan kegemparan luar biasa tepat pada malam final ajang Band Idola Indonesia.
Hubungan Ping dan Guntur yang perlahan mendekat otomatis kembali merenggang. Bahkan, Ping memutuskan angkat kaki dari rumah calon gubernur itu. Selain Ping, Ardi dan Sarnita, Ibu Ardi, pun keluar rumah, meninggalkan Guntur seorang diri.
Dengan sisa-sisa kekuatan, Guntur menghadapi semua dengan kepala tegak. Dia mengonfirmasi kebenaran terkait rumor tentang masa lalunya. Dia memilih mengakui dan tidak memusingkan lagi perkara Pilgub yang di depan mata.
Cinta Baru Vs Cinta Lama
Rapijali melaju ke babak final. Tiga band bersaing memperebutkan posisi pertama. Panitia menetapkan di acara final semua kontestan harus menampilkan dua lagu, satu lagu band sepanjang masa dan satu lagu karya sendiri.
Rapijali sepakat untuk menggunakan rumah Ping di Pangandaran untuk melakukan persiapan. Terutama pematangan lagu ciptaan Ping dan Rakai yang berjudul Rumah yang Baru.
Momen ini tentu menjadi reuni dadakan bagi Ping dan Oding. Mereka gembira, tetapi ada sesuatu yang membingungkan. Hati gadis itu kini selalu tertuju pada Rakai.
Rakai pun mempunyai hubungan yang tidak kalah pelik. Pemuda itu dekat dengan Jemi sedari kecil, sama halnya seperti Oding dan Ping. Namun, tidak ada kepastian pada hubungan mereka.
Musik mendekatkan Ping dan Rakai. Ketertarikan pada hal yang sama menjadikan mereka intim dengan sendirinya. Yang menjadi masalah kedekatan itu membuat hubungan yang selama bertahun-tahun telah terjalin di hidup masing-masing menjadi semakin tidak ada kejelasan.
Bom Waktu Masa Lalu
Rahasia masa lalu Ping meledak tepat pada malam final Band Idola Indonesia. Acara berlangsung lancar, tetapi Ping merasa Jakarta mengkhianatinya. Saat situasi rumit datang hanya Batu Karas dan Oding yang dia ingat.
Gadis itu pulang ke rumah meninggalkan kompetisi band yang tinggal pengumuman juara minggu depan. Mimpi-mimpi indah Ping yang terasa dekat untuk mewujud tiba-tiba saja runtuh dalam semalam.
Dia tidak mau lagi mengandalkan Guntur untuk urusan biaya sekolahnya. Maka dari itu, gadis jangkung itu berniat menjual warisan Aki, jaga-jaga bila tak lolos masuk jalur beasiswa.
Setelah memikirkan masa depannya dengan matang, Ping memutuskan kembali ke Jakarta. Dia bertekad menyelesaikan kompetisi dan sekolahnya. Namun, dia tak kembali ke rumah Guntur.
Oding mengantarkan Ping ke Jakarta. Pemuda itu pulang membawa luka saat melihat dengan mata kepalanya sendiri bahwa Ping telah menemukan rumahnya yang baru dan itu bukan lagi dirinya. Dia merasa pergi menjauh adalah solusi.
Begitu pula Jemi yang kecewa pada Rakai, dia pun memilih pergi melintasi benua. Berharap bisa menghapus Rakai dari hatinya. Ketiadaan Oding dan Jemi semakin mengeratkan hubungan Ping dan Rakai. Untuk sementara mereka terlena dan menganggap telah menemukan ujungnya.
Bagaimanakah hasil babak final Band Idola Indonesia? Bagaimana nasib Ardi setelah orang tuanya bercerai? Lalu, apakah Ping bisa menerima Guntur sebagaimana mestinya? Dan yang terpenting apakah hubungan Ping dan Rakai bisa bertahan? Cek kisah lengkapnya di Rapijali 2 dan 3, ya.
3. Ulasan
Rapijali termasuk karya Dee yang ringan. Jadi, saya tidak perlu banyak waktu untuk menamatkannya. Kalau karya-karya Dee diklasifikasikan pada novel berat dan ringan, novel ini termasuk ringan. Satu kategori dengan Perahu Kertas.
Meskipun ini kisah anak SMA tentunya karya Dee tidak ada yang picisan. Ceritanya mendalam dan konfliknya rumit. Konon, ini adalah kisah yang paling membutuhkan waktu lama untuk rilis.
Saya antusias saat tahu ternyata setting cerita awalnya itu di Garut. Karena kota ini kini telah berkembang, menjadikannya tidak cocok lagi dengan cerita. Sehingga setting-nya pindah ke Pangandaran.
Untuk Rapijali 2 setting utama adalah Jakarta, di mana Ping telah menemukan mimpi barunya. Saya sudah bisa menikmati interaksi Ping dan teman-temannya, tidak seperti di Rapijali 1. Saya telanjur suka hubungan Ping-Oding, sehingga bagian awal Ping di Jakarta terasa kurang menarik.
Bersatunya Ping dan Rakai tampak seperti happy ending yang terlalu cepat datang, mengingat masih ada Rapijali 3. Apalagi jumlah halamannya luar biasa banyak. Penyakit over thinking saya otomatis kambuh.
Yang membuat kisah Rapijali semakin hidup adalah semua lagu yang ada di dalamnya benar-benar ada. Apalagi lagu-lagu itu dibawakan penyanyi sekelas Iwan Fals, Maudy Ayunda, Bunga Citra Lestari, dan Mawar de Jongh.
Penutup
Kalau ada yang bertanya bisa nggak langsung baca Rapijali 2 tanpa Rapijali 1, jawaban saya tidak, ya. Alur dari Rapijali 1 ke 2 itu nyambung, jadi kalian akan kesulitan jika skip Rapijali 1.
Kalian sudah baca Dilan 1990 dan Dilan 1991, Nah, begitulah nyambungnya. Benar-benar seperti satu bagian yang terbagi 2. Tidak ada berapa tahun kemudian atau semacamnya, benar-benar lanjutan langsung dari kisah sebelumnya.
Dee Lestari merupakan bukti nyata bahwa novel itu bukan hanya tulisan imajinasi tanpa perhitungan. Setiap karyanya melewati riset yang tidak main-main. Kalian suka karya Dee yang mana?
Saya belum pernah baca bukunya Dee Lestari nih, setidaknya sampai tamat. Padahal bagus-bagus ya. Saya juga setuju, Dee ini beneran paket lengkap dalam bakatnya.
Bisa nulis, bisa nyanyi, menciptakan lagu, keren pokoknya
Karya Dee Lestari memang selalu bikin hati terharu dan ingin mencoba untuk merubah keadaan
Salah satu karya dee lestari yang ku incar untuk dibeli dan dibaca. Eh tapi buku aroma karsa aja masih diplastikin loh yang punya aku 🤣🤣🤣
Aku suka karya Dee mbak, ceritanya mengalir, tapi belum baca yang Rapijalo ini, hanya baca beberapa reviewnya, masuk wishinglist sih
Wah, karya ibu suri nggak akan mengecewakan ya
Aku juga tim baca buku fisik
Masih blm enjoy menikmati buku digital
Ku belum pernah baca novel dee lestari tapi seertinya karya beliau nggak pernah gagal deh, selalu aja menarik banyak perhatian pembaca.
Suka banget juga sama Supernova.
Karena Rapijali ini aku belum baca.
Pokonya kalo uda Dee Lestari, aku nyerah deh..
Salah satu penulis cerdas yang menggambarkan fantasi masa depan dengan sangat mendetail dan terasa kita ikut menjejak bersama setiap karakter yang ada di dalamnya.
SALUT.
Rapijali 2 itu…mengandung bawang banget terutama saat Guntur nyusul Ping ke Pangandaran duh langsung nangis bombay
Saya tahu Dee Lestari saat jadi penyanyi RSD.Kagum juga dengan bakat-bakat beliau, ya nyanyi, ya nulis, paket lengkap. Rapijali jadi satu whistlist buat dibaca nich.
Multi talenta sekali mba Dee Lestari ini ya, sebagai penulis naskah, lirik dan pengisi soundtrack pun dia lakukan. Terus banyak pula novel2nya yang jadi best seller. Favoritku sampai saat ini masih Perahu Kertas 🙂
Belum pernah baca bukunya mbak Dee Lestari, hanya review2nya saja, itupun sudah menarik apakagi kalu bisa baca langsung ya. Bolehlah masuk booklist nih
Baca sinopsisnya jadi kepo novel Rapijali 2 ini akan dibuatkan film seperti apa ya nantinya. Apalagi yang ngisi soundtrack nya pada keren2 semua nih
buku ini berbobot banget mbak, pernah ikut seminarnya sama mbak dee pas jaman covid. Kok ya baru ingat, buku ini masih waiting list. Kalau deket aku mau pinjem mbak monica saja. Secara, penulis dee lestari ini cerdas dari segala sisi memang. Isi bukunya luar biasa
Sepakat kalau Dee Lestari itu multitalenta. Dulu awal-awal tau dari grup RDS atau Rida Sita Dewi, kemudian melebarkan sayap ke bidang lainnya, termasuk menjadi penulis.
Saya paling sukanya Supernova, tapi buku-buku lainnya dari Dee lestari memang tak pernah bikin gagal kagum para pembacanya
Buku yang sudah lama saya incar dan ingin segera baca. Selalu kagum sama karya-karya nya Dee Lestari
Selalu menemukan review positif atas novel-novel Dee Lestari. Jadi teringat sudah lama saya tidak membaca novel. Terima kasih atas referensinya, Mbak.
Teh, emang kita beda generasi ya. Aku nggak ngalamin RSD, haha. Akupun tahu RSD gara2 ngobrol di salah satu komunitas literasi. Tapi, bacaan kita sama nih Dee Lestari. Lagian siapa juga sih yang nggak suka Dee, hehe.
Aku belum baca Rapijali tapi banyak yang bilang novelnya bagus (Semua novelnya memang bagus). Wah nggak nyangka settig-nya di Garut ya tapi udah nggak relevan lagi. Oke, aku bakal minjem ini di apilikasi digital, haha.
Setiap kesempatan pasti aku sediakan untuk budget beli buku fisik. jadi di rumah kayak perpustakaan. Selanjutnya sepertinya perlu nambah koleksi novel yang ringan kayak karya Dee Lestari kali ini. Biar nambah referensi nulis ceritanya.
Waduh, sampai skrg belum kuat buat baca tulisan fiksi kak… hoho.. tapi novelnya kak dee perlu dicoba baca ya sepertinya
Apa yang ditulis sungguh begitu sangat menarik, apalagi ini mengenai hasil karya sastra, di mana biasanya sangat dinanti orang. Ini sudah dijual bebaskah karya Dee LEstari ini?
Belum pernah mmbaca novelnya…dari sinopsis ny jd pgen mndengarkn lagunym..mgkin aj nnti ad yg mmfilmkn..menarikkk