Saya dan suami merupakan pribadi yang bertolak belakang. Namun, saya tidak terlalu mempermasalahkannya selama visi kami masih sejalan, terutama mengenai tujuan berumah tangga dan pendidikan anak. Perbedaan yang paling kentara adalah perihal kesukaan, saya gemar membaca, suami hobi piara. Meskipun hampir seumur hidup saya tidak pernah bersinggungan dengan peliharaan, saya belajar menyayangi hewan dari suami.
Saya tumbuh dalam keluarga yang tidak mengadopsi binatang, sehingga jarang berinteraksi dengan hewan apa pun. Meski begitu, bukan berarti saya membenci, tetapi hanya terbiasa membiarkan mereka tanpa mengganggu. Tidak ada keinginan untuk hidup bersama, begitu pun sebaliknya tidak ada hasrat untuk sekadar menjahili.
Ini berbeda dengan suami yang sudah terbiasa berinteraksi dengan binatang. Saat kecil, keluarganya memelihara ayam dan kucing. Menginjak remaja, dia sendiri sempat memelihara kelinci, anjing, dan ular. Bahkan setelah menikah, dia beberapa hari merawat biawak. Ini membuat saya shock dan kesal karena tentu saja saya ketakutan. Untungnya, biawak kecil itu kabur entah ke mana.
Cara Menyayangi Hewan
Saya bukannya tidak mau mengerti apa yang menjadi kesukaan suami. Namun, saya belum bisa tinggal bersama dengan binatang, terutama reptil. Bulu kuduk langsung merinding manakala saya melihat binatang melata, meskipun itu sekadar gambar. Pada cicak pun saya merasa geli dan takut.
Seiring berjalannya waktu, kompromi perihal itu pun menemui titik temu. Saya membiarkan suami melakukan hobinya, tetapi binatang yang dia pilih tidak membuat saya keberatan. Dan, pilihan itu jatuh pada ikan.
Pertimbangannya adalah selain karena melihat ikan itu menenangkan, perawatannya pun tidak terlalu sulit. Mengingat suami bekerja di luar kota dan saya pasti mendapat bagian mengurus peliharaannya, jadi kami harus memastikan tidak ada pihak yang merasa dirugikan.
Melalui pernikahan, saya belajar cara menyayangi hewan meskipun itu ikan yang notabene-nya punya tempat tinggal sendiri dan tidak ke mana-mana. Saya pun kini menyadari menjadi tanggung jawab kami sebagai orang tua untuk mengajarkan anak peduli pada binatang.
Keluarga, Fondasi dalam Pembentukan Empati
Untuk menanamkan nilai dan norma pada anak bukanlah pekerjaan sepele yang bisa tuntas dalam satu dua malam. Itu membutuhkan proses dan waktu yang relatif panjang. Sehingga apa yang kita harapkan ada pada anak, melekat padanya sebagai sebuah pembiasaan.
Oleh karena itu, perihal upaya menumbuhkan kasih anak pada binatang, usaha pertama yang bisa kita lakukan adalah dengan memberikan contoh. Anak akan memperhatikan bagaimana kita memperlakukan hewan, kemudian nantinya meniru perilaku yang ditampakkan.
Di rumah kami ada ikan dan kura-kura. Suami memperlihatkan kasih sayang tulus saat merawatnya. Mulai memberikan makan, merawat ikan berjamur, memisahkan anak ikan yang baru menetas, sampai mengobati kura-kura kecil yang digigit seekor tikus.
Selain menyayangi, suami pun menunjukkan sikap tanggung jawab. Berani memelihara binatang berarti harus sigap memberi makan serta memperhatikan kebersihan dan kesehatannya. Kita pun harus paham apa yang menjadi kesukaan peliharaan kita.
Kasih Sayang terhadap Hewan dalam Islam
Seiring anak yang tumbuh dalam keluarga yang menyayangi hewan, perlu juga kita memberikan penguatan secara norma. Anak memang secara naluriah mencontoh apa yang orang tua lakukan, tetapi alangkah baiknya jika itu semua memiliki dasar nilai yang kuat.
Sebagai orang beragama tentu nilai dan norma agama menjadi landasan dalam mengerjakan apa pun. Islam telah mengatur berbagai urusan, baik itu ibadah maupun muamalah. Islam mengajarkan kebaikan, tidak hanya pada sesama manusia, tetapi juga pada alam dan seisinya, termasuk binatang.
Banyak dalil yang memerintahkan untuk mengasihi hewan, salah satunya adalah:
“Allah melaknat orang yang menyiksa hewan dan memperlakukannya dengan sadis.” (HR. Bukhari)
Ini tidak main-main, diksi “laknat” sudah cukup menjelaskan bahwa zalim terhadap hewan adalah sesuatu yang tercela. Masih berani kalian menyiksa binatang, Playmates? Lebih jauh lagi, kalian pun pasti tahu bahwa Rasulullah merupakan penyayang hewan. Bahkan, beliau menamai kuda-kuda tunggangannya dengan nama-nama istimewa.
Belajar Sayang Hewan Lewat Buku Cerita
Tumbuh dalam keluarga yang menyayangi hewan dan mempunyai pegangan nilai dan norma akan hal itu, lantas masih bisakah rasa empati itu lebih powerful lagi? Jawabannya tentu bisa, ya, Playmates. Kita sebagai orang tua bisa melengkapi benih empati itu melalui buku cerita.
Banyak sekali manfaat dari membiasakan anak membaca buku. Selain hubungan dengan anak yang makin lekat, nilai-nilai yang terdapat dalam buku pun lebih mudah anak serap daripada sekadar kata yang berupa nasihat langsung.
Selain itu, buku cerita anak kerap menampilkan visualisasi yang memanjakan mata, sehingga lebih mudah membuat anak tertarik. Bagi para orang tua yang sudah terbiasa membacakan ananda buku pasti sudah tidak heran kalau anak sering meminta kita mengulang kisah yang sama berulang kali. Saking sukanya dia pada gambar atau bagian tertentu dari sebuah buku.
Oleh karena itu, saat kita ingin mengajarkan anak untuk menyayangi binatang, buku cerita selalu bisa menjadi partner untuk mewujudkannya. Sudahkah kalian menemukan buku yang mengangkat tema sayang binatang, Playmates?
Rekomendasi Buku Cerita Anak

Sebenarnya buku cerita yang memiliki tema ini akan mudah kita temukan. Namun, beberapa waktu lalu saya menemukan buku jenis itu yang istimewanya dirilis oleh organisasi pencinta binatang. Jadi, buku cerita tersebut merupakan salah satu produk mereka dalam mengedukasi masyarakat perihal pentingnya mempertajam empati.
Mereka menemukan bahwa perilaku kriminalitas seseorang setelah dewasa berkaitan erat dengan sikap antipati pada binatang di masa kecil. Terbiasa menyiksa dan membiarkan perilaku tercela atas makhluk tersebut bisa menumpulkan simpati yang di kemudian hari menjurus pada hal kriminal.
Berangkat dari sana, animalwelfare.id hadir di tengah masyarakat untuk memberikan pemahaman tentang pentingnya menyayangi binatang. Bukan hanya sebab mereka memang harus kita sayangi, tetapi juga untuk lebih menonjolkan sisi humanis anak.
Upaya tersebut bisa dilihat dari berbagai kegiatan mereka yang bisa kita pantau di website Animal Welfare, berupa artikel, video, poster, dan juga buku cerita. Untuk buku cerita anak tersedia dalam bentuk fisik dan bisa juga diakses di website mereka.
Beberapa hari lalu, saya membacakan anak buku tersebut melalui website. Berikut enam judul cerita yang tersedia:
- 5 Prinsip Kesejahteraan Hewan
- Hewan Peliharaan Adalah Anggota Keluarga
- Menjadi Pemilik Hewan yang Bertanggung Jawab
- Menjadi Pemilik Anjing yang Bertanggung Jawab
- Satwa Liar Lestari di Alam
- Peduli Kuda Pekerja
Hewan Peliharaan Adalah Anggota Keluarga
- Penulis: Karin Franken
- Editor: drh. Mikeu Paujiah
- Proof Reader: Devita Lomena
- Ilustrator: Levina Dewi Lomena
- Pewarnaan: Levina Dewi Lomena
- Pengarah Artistik: Aya Diandra
- Design: Levina Dewi Lomena
- Tipografi: Levina Dewi Lomena
- Tebal: 22 halaman, 15×12
- Terbit 2022
Stella, seorang gadis berusia sembilan tahun, merupakan duta JAAN (Jakarta Animal Aid Network). Dia mendapatkan tugas untuk menangani sebuah kasus yang dilaporkan seseorang bernama Ema. Dari e-mail tersebut Stella dan tim JAAN mengetahui bahwa ada tiga anjing yang memerlukan bantuan.
Tiga anjing tersebut kerap dikurung dan dirantai. Ema merasa prihatin dengan kondisi mereka, sehingga berharap JAAN bisa mengedukasi sang paman sebagai pemilik anjing-anjing tersebut. Tanpa ambil tempo, Stella menuju kediaman paman Ema dan menyaksikan secara langsung keadaan ketiga anjing yang jelas membutuhkan pertolongan.
Dengan hati-hati, Stella menjelaskan kepada Paman bahwa anjing itu makhluk sosial. Mereka akan stres kalau dikurung dan dirantai. Pada awalnya lelaki itu tidak bisa menerimanya, tetapi dia teringat pada anjing-anjing lain di rumahnya yang mati. Kemungkinan itu karena mereka stres, kelaparan, dan kurang higienis.
Stella menawarkan untuk membawa ketiga anjing itu ke dokter hewan, tetapi Paman hanya mengizinkan gadis itu membawa dua anjing cokelat. Duta JAAN tersebut menyetujuinya setelah Paman berjanji akan memelihara anjing putih dengan baik.
Beberapa waktu kemudian, kondisi dua anjing cokelat yang dirawat tim JAAN berangsur membaik. Mereka bersih dan Sehat. Anjing putih yang tetap tinggal bersama Paman pun kini bahagia setelah mempunyai tempat tidur nyaman. Dia tidak lagi diikat dan Paman kerap mengajaknya jalan-jalan dan bermain.
Ulasan Buku Cerita Cara Menyayangi Hewan
Dari keenam judul buku cerita animalwelfare.id, yang pertama memikat saya adalah Hewan Peliharaan Adalah Anggota Keluarga. Bagaimana tidak, dari judulnya saja sudah jelas menampakkan ketulusan. Seolah di sana tersirat bahwa hewan bukan sekadar peliharaan, mereka layak untuk kita perlakukan baik layaknya keluarga.
Bukunya tidak terlalu tebal, tetapi di dalamnya mengandung banyak pesan dan edukasi. Dari buku ini, anak mengetahui bahwa anjing tidak hanya membutuhkan makanan dan tempat tinggal. Namun, seperti kita juga, mereka bisa stres bila terkurung di tempat yang tidak nyaman. Hanya karena mereka binatang, bukan berarti tidak butuh bermain dan bersosialisasi.
Selain memiliki jalan cerita yang menarik, buku cerita cara menyayangi hewan ini pun menghadirkan fakta dan tips agar anak-anak lebih memahami perilaku anjing. Dengan demikian, mereka bisa memperlakukan hewan lebih baik lagi. Untuk menambah keseruan, di bagian akhir buku terdapat sebuah permainan.
Penutup “Cara Menyayangi Hewan”
Sebagai khalifah di muka bumi, kita harus menjaga kelestarian alam dan berbuat baik pada semua makhluk yang ada di bumi, tidak terkecuali binatang. Menyayangi binatang bisa melatih empati dan menghindarkan diri dari potensi kriminalitas di kemudian hari.
Belajar cara menyayangi hewan bisa kita mulai dari keluarga. Anak yang tumbuh dalam keluarga yang peduli pada binatang akan lebih mudah berempati. Selain itu, nilai dan norma agama bisa orang tua tanamkan sebagai penguatan.
Untuk lebih memantapkan edukasi pada anak perihal cara menyayangi hewan, kita bisa memfasilitasi mereka dengan buku-buku. Atas dasar pengalaman dan dedikasi JAAN pada penyelamatan binatang, saya merekomendasikan buku cerita dari mereka yang hadir di animalwelfare.id. kalian sudah membacakannya untuk ananda, Playmates? Share di sini, yuk!
Setelah baca ini jadi punya quotes baru hihihi
Memperlakukan manusia dengan manusiawi, memperlakukan hewan dengan hewani.