Minggu ini merupakan minggu terakhir OPREC ODOP batch 12. Tanpa terasa kini kami sudah sampai pekan kelima dan semua ini akan segera berakhir. Di pekan kelima ini ada dua kelas materi, yakni materi cerpen dan penerbit buku.
Setelah berjalan hampir lima pekan, saya sudah terbiasa berinteraksi dengan rekan-rekan peserta dan kakak-kakak PJ di grup Emmahaven. Sebagai seorang yang melow tentu saya sedih mengingat bahwa kebersamaan kami tidak lama lagi usai.
Panitia OPREC ODOP menghadirkan Kak Welly Ha untuk mengisi kelas kedua pekan ini. Ternyata beliau ini senior saya di KMO, beliau join batch 15, sedangkan saya batch 23.
Penulis kelahiran Nganjuk ini merupakan owner Embrio Publisher, sehingga tidak mengherankan panitia meminta mengisi kelas materi perihal jenis-jenis penerbit ini.
Penerbit Buku
Sebenarnya saya pernah membahas perihal penerbit buku ini di tulisan cara menerbitkan buku. Namun, tentunya pemaparan dari Kak Welly lebih lengkap karena beliau pakarnya yang terjun langsung di dunia penerbitan.
Melansir dari Wikipedia, penerbitan adalah kegiatan pembuatan dan pendistribusian buku dan surat kabar yang diadakan oleh industri yang berkonsentrasi memproduksi dan memperbanyak sebuah literatur dan informasi atau sebuah aktivitas membuat informasi yang dapat dinikmati publik.
Jenis-Jenis Penerbit Buku
Penerbit dari sistem penerbitannya dapat dibedakan sebagai penerbit umum (konvensional) dan juga penerbitan mandiri atau self-publish, di mana penulis sebagai penerbitnya. Selain itu, ada juga penerbit indie.
Penerbit Mayor
Penerbit yang memperoleh hak atas naskah, memberikan dukungan editorial dan produksi, serta menangani distribusi. Penulis biasanya menerima royalti dari penjualan buku.
Penerbit ini memiliki kesiapan modal yang besar sehingga penulis tidak perlu mengeluarkan dana. Bisa tembus penerbit mayor merupakan suatu kebanggaan karena bisa lolos di sana itu merupakan hal yang tidak mudah.
Masyarakat luas pun mengenal penerbit mayor sehingga buku terbitan sana relatif mudah diterima. Selain kepercayaan, secara fisiknya pun tersedia di toko buku seluruh kota di Indonesia.
Self-Publishing
Kak Welly menyebutkan bahwa self-publishing menjadi wadah bangkitnya pemberdayaan penulis karena penerbitan mandiri menuntut penulis terlibat secara langsung dari awal hingga akhir.
Penerbitan mandiri memungkinkan penulis untuk mempertahankan kendali penuh atas konten, desain, dan proses publikasi sehingga kita mempunyai ruang yang lebih kuas untuk berkreasi.
Antrean terbit di sini tentu tidak sepanjang di antrean penerbit mayor, sehingga buku kita bisa lebih cepat sampai ke tangan pembaca. Selain itu, keuntungan bagi penulis berkenaan dengan peningkatan rotalti dan aksesibilitas.
Penerbit Indie
Bagi penulis yang menginginkan posisi setara dengan penerbit bisa memilih menerbitkan buku di penerbit indie. Menerbitkan buku di sana tidak sesusah di penerbit mayor, tetapi biasanya kita harus mengeluarkan dana untuk memilih paket penerbitan.
Dengan memilih penerbit indie berarti penulis berkolaborasi dengan penerbit yang menyediakan beberapa layanan dan juga memungkinkan mendapat bagian keuntungan yang lebih besar.
Selain itu, penerbit independen memiliki fokus pada pasar, hubungan kolaboratif, pendekatan fleksibel, dan strategi inovatif.
Pro dan Kontra Pendekatan Penerbit
Setiap pilihan memiliki konsekuensi. Oleh karena itu, kita harus mempertimbangkan secara matang sebelum memutuskan. Berikut beberapa poin yang bisa kalian pertimbangkan, Playmates:
- Penerbit mayor memberikan dukungan editorial dan distribusi, tetapi penulis memiliki kendali yang lebih kecil dan mungkin menerima royalti yang lebih rendah.
- Self-publishing memungkinkan kontrol kreatif dan royalti yang lebih tinggi, tetapi penulis bertanggung jawab atas semua aspek penerbitan dan pemasaran.
- Penerbit indie menawarkan keseimbangan sumber daya penerbit dan kontrol penulis dengan model risiko dan imbalan bersama.
Kak Monica sudah pernah pakai penerbit yang mana nih? Aku pernah ikut antologi cerpen anak, rencananya terbit di mayor, tapi sudah dua tahun belum ada kabar.
Au tertarik banget nerbitin buku di penerbit Indie. Meski nggak sebesar penerbitan mayor, penerbit indie sekarang ini bagus bagus lohh
kalau self-publishing kayaknya effort banget, ya. Mungkin prefer ke penerbit indie sih, kalo penerbit mayor susah tembus soalnya. Tapi semoga suatu hari bisa terbit di penerbit mayor ya, Kak.
ternyata aku suka banget baca dari penulis indie karena ceritanya menarik ya 😀