Nabi Paling Miskin, Hikmah Kehidupan Nabi Ayyub Alaihi Salam

Kalau kita search “Nabi Paling Miskin” di mesin pencari, mayoritas hasil yang keluar adalah Nabi Ayyub alaihi salam. Sebenarnya Nabi Ayyub tidak selamanya miskin, beliau pernah juga mengecap kelimpahan harta berupa ternak dan kebun.

Nabi Muhammad pernah ditanya, siapakah orang yang paling keras cobaannya? Beliau menjawab para nabi. Setiap nabi memiliki ujiannya masing-masing. Kali ini saya ingin belajar hikmah dari ujian Allah atas Nabi Ayyub.

Dari sekian banyak kanal Youtube yang membahas Nabi Ayyub, saya memilih kanal Ustadz Abdul Somad. Selain Ustadz Felix Siauw, saya pun kerap menyimak ceramah beliau. Sebenarnya masih banyak lagi ustadz favorit lainnya, tetapi saya belum sempat mengulasnya.

Salah satu alasan saya betah mendengarkan kajian dari Ustadz Somad adalah runtutnya materi yang beliau sampaikan. Ustadz kerap menyampaikan poin-poin pembahasan secara jelas, jadi saya mudah untuk merangkumnya.

Nabi Paling Miskin

Nabi Paling Miskin, Hikmah Kehidupan dari Nabi Ayyub Alaihi Salam

Setiap manusia bergumul dengan ujiannya masing-masing. Ujian itu bisa berupa kelapangan atau pun kesempitan. Ustadz Somad menekankan bahwa kekayaan itu tidak selalu nikmat. Sebaliknya, miskin pun bukan berarti laknat.

Keduanya merupakan ujian dari Allah. Dalam kekayaan, ujian itu berupa keharusan untuk menahan diri dari sifat tamak dan sombong. Sedang dalam kemiskinan, ujian itu berupa keinginan untuk selalu mencaci dan menyalahkan keadaan.

Begitu pun saat sakit dan sehat. Dua-duanya ujian, hanya berbeda bentuk. Orang yang lulus ujian saat sehat belum tentu lulus saat sakit. Sebaliknya, orang yang begitu tabah saat sakit, belum tentu bisa bersyukur saat sehat.

Jadi, antara Nabi Ayyub dan Nabi Sulaiman pun tidak bisa kita katakan yang satu beruntung yang satu tidak atau yang satu enak yang satu tidak. Kedua nabi ini memiliki perjuangannya sendiri.

Yang di mata kita tampak seperti keberuntungan tentu mendatangkan tanggung jawab besar. Seperti harta Nabi Sulaiman yang sangat banyak itu membuat beliau menghadapi masa hisab yang sangat lama.

Di sisi lain, Nabi Ayyub yang memiliki keterbatasan fisik dan harta tampak sangat memprihatinkan di mata manusia. Namun, hikmah kehidupan dari nabi paling miskin ini memberikan kita banyak pengajaran.

Memiliki Nama Bermakna Baik

Katanya, “Apalah Arti Sebuah Nama”. Namun, nama bermakna baik bagi orang Islam sangatlah penting. Bahkan, nama merupakan hak atas setiap bayi yang baru dilahirkan karena ia merupakan doa dan pengharapan atas bayi tersebut.

Begitu pula dengan Nabi Ayyub. Ayyub berarti “arrajiu illallah” yang artinya orang yang kembali pada Allah. Kembali pada Allah baik dalam keadaan senang atau sedih, juga dalam keadaan lapang atau sempit.

Kembali di sini juga bisa berarti kembali ke kampung abadi, yakni akhirat. Jadi, apa pun yang beliau lakukan semuanya kembali pada tujuan akhir, dunia hanyalah persinggahan. Sehingga beliau tetap sabar saat kehilangan harta bendanya.

Termasuk 25 Nabi dan Rasul

Nabi berasal dari kata “naba” yang artinya berita besar, sedangkan “rasul” berarti orang yang diutus. Yang menjadi pembeda di antara keduanya adalah nabi mendapatkan petunjuk hanya untuk diri sendiri, sedangkan rasul memiliki kewajiban untuk menyebarkannya. Jadi, semua rasul itu nabi, tetapi tidak semua nabi itu rasul.

Tidak ada sumber yang menyebutkan berapa jumlah nabi secara keseluruhan, tetapi untuk rasul berjumlah 25. Nabi Ayyub sendiri termasuk pada 25 rasul yang wajib kita ketahui. Beliau merupakan satu di antara banyaknya nabi dari Bani Israil.

Bani Israil merupakan bani yang paling banyak memiliki nabi dari keturunannya. Di satu sisi, fakta tersebut merupakan kemuliaan bagi bani mereka. Namun di sisi lain, hal ini menunjukkan bahwa bangsa mereka memiliki penyakit yang kronis.

Orang yang Ihsan

Ada yang bertanya pada Rasulullah perihal siapakah yang menerima cobaan paling berat. Kemudian beliau menjawab para nabi lalu orang yang mendekati sifat nabi dan seterusnya. Jadi, kita tidak boleh berpikir bahwa orang-orang yang saleh itu akan serta merta terbebas dari ujian.

Nabi Ayyub tergolong dalam orang ihsan (muhsin). Ihsan ini lebih tinggi tingkatannya dari iman dan islam. Beliau tabah menjalani segala ujian yang Allah timpakan kepadanya.

Nabi Ayyub memiliki keluarga sakinah dan juga ternak melimpah. Beliau amat bersyukur atas karunia tersebut. Pun, saat Allah mengambil kembali apa yang Dia titipkan berupa anak, ternak, dan kesehatan, beliau menjadi orang yang sabar dan tawakal.

Nabi Paling Miskin Berakhlak Baik

Nabi Ayyub alaihi salam sebagai ikon kesabaran

Setiap yang menimpa diri kita, baik sesuatu yang kita anggap baik maupun buruk, keduanya merupakan ujian dari Allah. Nabi Ayyub lulus saat Allah mengujinya dengan kelimpahan keluarga, harta, dan kesehatan.

Di sisi lain, beliau lulus pula saat Allah mengujinya dengan keadaan kebalikan dari cobaan sebelumnya. Bahkan Nabi Ayyub tidak pernah mengeluh atas apa yang menimpanya.

Dalam surat Al-Anbiya ayat 83, Nabi Ayyub alih-alih menyebut kemalangan yang menimpanya sebagai “penyakit”. Beliau malah menyebutnya dengan “tersentuh oleh sesuatu yang memudaratkan atau tidak menyenangkan”.

Selain itu, di akhir ayat, Nabi Ayyub justru menyebut Allah sebagai Yang Maha Penyayang di antara yang penyayang. Di kondisi terburuk pun, beliau tetap berbaik sangka dan bersyukur pada Allah.

Menerima Jawaban Melalui Mimpi

Mimpi bisa berasal dari tiga sumber. Yang pertama dari setan yang disebut waswasah, kedua dari malaikat yang disebut ilham, dan ketiga sebagai bunga tidur karena ada suatu perkara yang terus terpikirkan selama terjaga.

Nabi Ayyub merupakan orang pilihan. Melalui mimpi berupa ilham, beliau menerima jawaban langsung perihal jodohnya yang bernama Rahmah.

Nabi Ayyub dan Rahmah berhasil mengarungi bahtera rumah tangga baik di kala lapang maupun sempit.
Saat Nabi Ayyub kehilangan harta dan anak-anak, Rahmat tetap setia.

Bahkan saat Nabi Ayyub kehilangan kegagahannya karena penyakit kulit, sang istri tidak pernah berniat meninggalkan. Justru Nabi Ayyub yang sempat mengusirnya karena Rahmah menyarankan Nabi Ayyub untuk menyembelih seekor binatang atas nama iblis demi kesembuhannya.

Setelah Nabi Ayyub mengusir Rahmah, Allah memerintahkan beliau untuk menginjakkan tumit ke tanah. Tiba-tiba air memancar dan Allah menyuruh beliau untuk minum dan mandi dari air pancaran tersebut. Begitu selesai membersihkan diri, Nabi Ayyub kembali sehat seperti sedia kala. Penyakitnya rontok.

Kemudian Rahmah pulang karena khawatir pada sang suami yang tinggal seorang diri. Awalnya dia tidak mengenali Nabi Ayyub karena penampilannya telah berubah. Akhirnya mereka pun kembali membina mahligai rumah tangga yang sakinah, mawaddah, warahmah.

Sebagai Ikon Kesabaran

Semua rasul itu istimewa, tetapi ada beberapa rasul yang menonjol atas sesuatu. Contohnya seperti Nabi Daud dan Nabi Sulaiman yang lekat dengan kekuasaan. Ada pula Nabi Yusuf yang masyhur atas ketampanannya.

Untuk Nabi Ayyub, beliau ini merupakan ikon kesabaran. Saking sabarnya, bahkan ada ungkapan, “Ishbir sobro Ayyub” yang artinya sabarlah kalian seperti sabarnya Nabi Ayyub.

Menjadi Setawar dan Sedingin

Saya baru pertama kali mendengar istilah ini, kalian tahu maksudnya, Playmates? Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti menjadi setawar dan sedingin adalah menjadi penghibur hati. Menjadi setawar dan sedingin berasal dari kata dasar setawar.

Hikmah kehidupan dari Nabi paling miskin ini bisa menjadi setawar dan sedingin kala kita menghadapi ujian, terutama ujian dalam kekurangan harta dan kesehatan. Nabi Ayyub tetap menjadi saleh meskipun mendapatkan cobaan sebegitu hebatnya.

Penutup “Hikmah Kehidupan dari Nabi Paling Miskin”

Alhamdulillah selesai sudah ulasan dari video kajian Ustadz Abdul Somad yang berdurasi 35.04 menit ini. Kisah Nabi Ayyub bukanlah kisah yang asing, tetapi paparan Ustadz Somad mengenai hikmah kehidupan dari sang nabi memberikan banyak insight bagi saya.

Ujian itu tidak selalu soal kekurangan, kelebihan pun merupakan ujian karena dalam keduanya keimanan kita dipertanyakan. Kita lulus dalam ujian kemiskinan, belum tentu kita pun akan lulus dalam ujian kekayaan.

Nabi Ayyub yang kita kenal sebagai nabi paling miskin lulus dalam ujian keduanya. Beliau tawadu saat kaya dan tawakal saat miskin. Kesabaran telah menjadi nama lain atas namanya dan memberikan kita kisah teladan yang tak lekang oleh waktu.

Tinggalkan komentar