Menulis Artikel SEO Friendly, Coba Perhatikan 5 Aspek Ini

Apa alasan terkuat kalian dalam ngeblog, Playmates? Semua blogger tentu memiliki jawaban berbeda. Jawaban inilah yang nantinya akan sampai pada kesimpulan penting tidaknya kita menulis artikel SEO. SEO yang merupakan kependekan dari Search Engine Optimation adalah proses optimasi agar web kita muncul di halaman pertama Google.

Akan tetapi menurut saya, apa pun alasan dalam blogging sudah seharusnya optimasi SEO kita lakukan. Bahkan, misal alasan kita ngeblog untuk sekadar curhat pun tetap harus kita optimasi. Sekali kita mengunggah sesuatu di ruang publik pasti ada keinginan orang lain noticed atas apa yang kita lakukan.

Karena kalau tujuan kita benar-benar ingin merilis suara-suara di kepala dan mendapatkan ketenangan setelahnya, tetapi tidak ingin orang lain membaca tulisan tersebut tentu kita akan menulisnya di sebuah diary. Tak lupa diary-nya harus yang memiliki gembok, lalu menyimpannya di lemari yang kita kunci.

Apakah menulis sekadar curhatan menjadikan kalian insecure atas tulisan sendiri? Jangan, ya, Dek, ya. Kita bisa berbagi banyak hal, meskipun itu hanya pengalaman sehari-hari. Kita tidak pernah tahu pengalaman mana yang bisa menjadi penawar bagi kesusahan orang lain.

Jadi tidak ada salahnya, kita mengoptimasi artikel curhatan agar lebih banyak orang yang membacanya dengan harapan kebermanfaatan dari tulisan tersebut dapat menyebar luas. Yang paling penting, kita bisa memilah pengalaman apa yang layak kita bagi dan menakar sejauh mana kita pantas menceritakan sesuatu sesuai norma dan batasan yang berlaku.

Apalagi kalau kita memiliki big why dalam menulis yang lebih dari sekadar curhat. Itu, sih, mau tidak mau harus mau belajar perihal SEO. Menulis artikel SEO menjadi indikator seserius apa kita menjadi blogger karena itu merupakan faktor penting dalam mengembangkan situs yang kita rawat layaknya anak sendiri ini.

Menulis Artikel SEO

Beberapa hari lalu saya me-refresh ilmu tentang penerapan SEO on Page pada artikel. Ini merupakan salah satu materi pada open recruitment ODOP Blogger Squad. Kak Alfida Husna menyampaikannya dengan jelas sehingga para peserta tidak sulit memahaminya.

Mengapa penerapan SEO itu perlu? Jawabannya tentu karena optimasi SEO ini memiliki banyak manfaat. Selain itu, memang sayang kalau tidak kita lakukan karena, toh, kita membayar biaya domain dan hosting setiap tahun.

Berikut beberapa manfaat dari optimasi SEO: meningkatkan trafik, membuktikan kredibilitas web, mendapatkan target audiens yang relevan, meningkatkan personal branding, dan meningkatkan brand awareness.

Cara Membuat Artikel SEO on Page

Menulis artikel SEO friendly, perhatikan 5 aspek ini
Cara Optimasi SEO on Page

Google senantiasa memperbarui algoritmanya, sehingga cara penerapan SEO pun kerap mengalami perkembangan. Namun, biasanya pembaruan itu tidak berubah secara signifikan. Sehingga apa yang kita upayakan tidak perlu berubah-ubah dalam waktu singkat.

SEO terbagi menjadi empat macam, yakni:

  • SEO on Page. Cara kita membangun dan membuat konten di website agar bisa masuk halaman pencarian Google dan meraih rangking pertama.
  • SEO off Page. Optimasi yang kita lakukan di balik tampilan website. Biasanya dengan menambahkan backlink berkualitas dari web lain dan promosi di media sosial.
  • SEO Teknis. Hal yang berkaitan dengan teknis blog seperti kecepatan halaman dan struktur data dalam web yang nantinya Google indeks dan pahami. Jadi pastikan, pilih provider yang mumpuni, terutama untuk sewa hosting.
  • SEO Lokal. SEO ini khusus untuk bisnis lokal yang berbasis lokasi termasuk pendaftaran di Google My Business.

Untuk penerapan SEO on page, ada aspek yang bisa kita optimasi. Hal tersebut berlaku dalam jangka waktu yang cukup lama. Di antaranya adalah aspek-aspek berikut ini.

Heading

Langkah pertama dalam menerapkan SEO pada heading artikel adalah dengan menggunakan template blog SEO friendly. Template yang kurang bagus bisa menyebabkan adanya double H1.

Padahal dalam sebuah artikel hanya boleh ada satu H1, yakni judul utama. Selain itu, penggunaan heading harus berurutan dari H1, H2, H3, dan seterusnya.

Kita harus memperhatikan jumlah karakter pada judul. Jangan sampai karakternya terlalu banyak karena bisa berakibat pada pemotongan dalam hasil pencarian. Jumlah maksimal karakter yang disarankan adalah 65.

Pastikan juga di dalam judul tersebut ada kata kunci yang kita targetkan. Buatlah judul semenarik mungkin agar user tergerak untuk mengeklik. Namun, jangan sampai click bait karena pembaca yang kecewa pasti akan segera meninggalkan artikel kita. Dan, tentu saja itu bisa menghasilkan bounce rate yang tinggi.

Permalink

Permalink artikel itu tidak boleh terlalu panjang, maksimal berjumlah 65 karakter dihitung mulai “h” dari “https”. Pengguna WordPress memiliki sedikit kelebihan dalam hal ini karena permalink WP bisa menghilangkan “www”. Selain itu, tidak ada pula bulan, tahun, dan “html” di dalamnya.

Jika kita memilih untuk custom link, jangan lupa membubuhkan tanda hubung (-) di antara setiap katanya. Kalau tidak, nanti pada permalink kalian akan muncul “%”.

Selanjutnya, sebaiknya kalian menyetting warna link agar berbeda dengan teks lainnya di artikel untuk memudahkan di-noticed pembaca. Kalian bisa mengaturnya di setting template.

Sama halnya pada judul, dalam permalink pun harus terdapat kata kunci. Namun, permalink tidak boleh mereplikasi judul karena ada batasan jumlah karakternya. Kalau sama tentunya permalink-nya akan kepanjangan.

Berdasarkan pengalaman, kalau permalink di Blogspot terlalu panjang, permalink-nya akan otomatis terpotong. Tentunya ini akan sangat tidak menarik dan menimbulkan pertanyaan.

Sedangkan pada WordPress, memang permalink tidak terpotong. Namun, permalink yang sama persis dan sama panjang dengan judul akan terlihat tidak menarik dan terkesan tidak ringkas.

Image

Keberadaan gambar dalam sebuah artikel memiliki peranan penting. Tidak hanya sebagai pemanis, tetapi bisa juga menampilkan informasi tambahan atau informasi yang terlalu rumit jika kita jabarkan dengan kata-kata.

Sebelum memasukkan gambar pada artikel, rename-lah terlebih dahulu dengan huruf kecil semua dan berilah tanda hubung. Usahakan, gambar-gambar tersebut memiliki ukuran yang sama. Lebih bagus lagi kalau memiliki tone warna yang senada.

Kebanyakan blogger menyarankan ukuran 1.350 x 1.080 pixel atau 1.280 x 720 pixel. Agar tidak menyebabkan load blog lamban ukurannya tidak boleh lebih dari 100 kb. Dari beberapa optimasi gambar yang belum saya terapkan adalah jenis gambar berupa webp. Mulai dari artikel ini harus dibiasakan, nih.

Sama halnya tulisan, gambar yang kita gunakan pun tidak boleh melanggar hak cipta. Oleh karena itu, lebih aman jika kita membuatnya sendiri. Saya biasanya menggunakan aplikasi Canva.

Meskipun masih menggunakan versi gratis, banyak hal yang bisa kita eksplor untuk membuat infografis. Kalau kita menggunakan foto orang lain, sertakanlah sumber pada gambar tersebut.

Setelah menyisipkannya ke artikel, isilah alt dan title gambar. Biasakan untuk membedakan keduanya, dengan mengisi alt dengan informasi yang lebih spesifik. Alt ini nantinya akan muncul di hasil pencarian.

Meta Deskripsi

Meta deskripsi adalah rangkuman singkat artikel kita yang akan Google munculkan saat ada yang melakukan pencarian di mesin pencari. Oleh karena itu, usahakan untuk membuatnya, dalam bentuk kalimat aktif dan mengandung kata kunci yang relevan.

Maksimal meta deskripsi yang disarankan adalah tidak lebih dari 150 karakter. Kalau di WordPress, kita tinggal pasang plug in SEO, nanti ada arahan perihal apa saja yang harus kita benahi, termasuk meta deskripsi. Jika semua bagus akan ada tanda hijau. Untuk peringatan ada warna jingga dan merah.

Mulai sekarang, biasakanlah untuk selalu mengisi kolom meta deskripsi. Hal ini menunjukkan sejauh mana kita memahami ikhtisar ringkas atas artikel yang ditulis. Namun meski demikian, terkadang Google secara otomatis memilih meta deskripsi yang sesuai.

Struktur Artikel

Sebenarnya tanpa mempertimbangkan struktur artikel SEO friendly pun, mata kita lebih nyaman saat membaca artikel berbentuk listicle, yakni tulisan yang menggunakan poin-poin. Hal itu karena memang artikel ramah SEO dirancang agar mudah dibaca mesin pencari maupun manusia.

Zaman sekarang user lebih banyak berselancar di dunia maya melalu ponsel. Oleh karena itu, kita pun harus menyesuaikannya dengan paragraf singkat yang terdiri dari kira-kira lima kalimat pendek atau tiga kalimat panjang.

Tidak ada aturan khusus untuk panjang artikel, tetapi banyak yang menyarankan sekitar 800 kata. Jangan terlalu pendek dan terlalu panjang, kepanjangan juga bisa menimbulkan kebosanan pada pembaca.

Pada akhir artikel, biasakan untuk membuat kalimat (Call to Action). CTA merupakan kalimat yang berisi ajakan pada pembaca untuk mengikuti apa yang telah kita tulis di artikel tersebut.

Penutup “Menulis Artikel SEO, Coba Perhatikan 5 Aspek Ini”

Pentingnya optimasi SEO on Page pada website
Pentingnya SEO on Page

Saat kita memutuskan menulis di blog, apa pun alasannya, sebaiknya kita melakukan optimasi agar artikel kita menjangkau audiens yang lebih luas. Oleh karena itu, kita harus membiasakan diri menulis artikel SEO friendly.

SEO ada beberapa macam, yakni SEO on Page, SEO off Page, SEO Teknis, dan SEO lokal. Untuk SEO on Page ada beberapa aspek yang harus kita perhatikan, yaitu heading, permalink, image, meta deskripsi, dan struktur artikel.

Mulailah dari sekarang untuk memperhatikan aspek-aspek tersebut agar tidak terlalu banyak artikel yang nantinya harus kita perbaiki. Saya pun masih memiliki banyak PR terkait artikel lama yang belum dioptimasi.

Kalau kalian sudah menulis artikel SEO yang memperhatikan aspek-aspek di atas belum, Playmates? Yuk, mulai sesegera mungkin demi kebaikan blog kita sendiri.

5 pemikiran pada “Menulis Artikel SEO Friendly, Coba Perhatikan 5 Aspek Ini”

  1. Nah kalo udah terbiasa setiap nulis udah otomatis dirapikan dulu ya mba sebisa mungkin memenuhi seo on page. Wah iya ya kalo pake WP ada kelebihan di permalinknya. Jd bisa membidik long tail keyword yg bener² panjang. Hihi. Kalo BP dari awal udah panjang dia. Haha

    Balas
  2. Bagian diary, aku jadi ingat zaman sekolah dulu. Diary bergembok biar nggak dibaca orang, tapi kalau ada yang usil itu diary lenyap juga gemboknya. Pernah kejadian teman bikin blog biar nggak ketahuan curhatnya, eh tanpa sadar blognya SEO friendly. Tanpa dia sadar sekampus udah tau kisahnya. Sebegitu penting SEO itu, ya.

    Balas

Tinggalkan komentar