Makanan Hari Raya yang Selalu Tersaji di Meja

Rasanya baru kemarin kita menyambut datangnya bulan suci Ramadan. Tiba-tiba saja sekarang lebaran sudah di depan mata. Kemeriahan hari spesial itu salah satunya didukung oleh makanan hari raya.

Setiap daerah memiliki makanan khas masing-masing. Namun, ada beberapa sajian yang hampir selalu hadir di tengah-tengah keluarga yang merayakan Idul Fitri, tak peduli di kota mana pun kita tinggal.

Zaman dulu, saat Kakek dan Nenek masih ada, suasana Ramadan dan lebaran jauh lebih terasa kebersamaannya. Saya masih kerap mudik ke kampung halaman, berkumpul bersama keluarga besar, dan mengolah berbagai sajian istimewa bersama-sama.

Kini semua jelas berbeda. Satu per satu sesepuh di keluarga telah berpulang dan tanpa terasa keinginan untuk mudik tidak semenggebu dulu. Namun, untuk menghadirkan kenangan manis di masa kecil itu, saya kerap menghadirkannya melalui makanan hari raya.

Makanan Hari Raya

Meskipun hati masih panas karena Australia membantai Indonesia di ajang kualifikasi Piala Dunia putaran ketiga, kita harus tetap semangat menjalani hari-hari terakhir di bulan Ramadan ini. Mudah-mudahan hari ini Indonesia bisa menaklukkan Bahrain dan memiliki peluang untuk lolos ke Piala Dunia 2026. Aamiin.

Kembali ke topik soal hidangan khas lebaran, apa makanan khas daerah kalian, Playmates? Apakah makanan itu masih bisa kalian temui dengan mudah? Atau makanan itu sudah tertinggal di masa lalu?

Sekarang saya akan share makanan favorit yang harus selalu ada di meja saat hari raya. Adakah makanan kesukaan kalian yang ada di daftar berikut ini?

Makanan Hari Raya: Ketupat

Ketupat, hidangan khas di hari lebaran

Dahulu saat saya masih kerap berkumpul dengan keluarga besar di momen Idul Fitri, membuat ketupat menjadi salah satu daftar kegiatan yang tak terlewat. Kini, saat semua sudah banyak berubah, ketupat masih selalu menghiasi meja saat hari raya. Namun, saya lebih memilih untuk membelinya.

Ketupat telah menjadi simbol Idul Fitri. Bentuk kulit luarnya yang terbuat dari anyaman kerap menjadi dekorasi utama di berbagai tempat umum yang menampilkan suasana hari raya.

Hidangan yang berasal dari beras tersebut bukan sekadar makanan. Padanya terdapat makna mendalam berupa filosofi ketupat, yakni “laku papat” yang meliputi empat perkara. Keempatnya adalah lebaran, luberan, leburan, dan laburan.

Gulai Tulang Super

Tentu tidak afdal menyantap ketupat tanpa dikombinasi dengan sesuatu yang berkuah. Mayoritas orang Indonesia menjadikan opor ayam sebagai tandem si pemeran utama, ketupat.

Akan tetapi, di keluarga saya opor ayam tidak menjadi favorit. Kalau boleh memilih, saya lebih tertarik pada olahan ayam kering, tanpa ada kuah. Rasanya kurang suka tekstur daging ayam yang basah. Begitu juga kuah kuning dari opor kurang menggoyang lidah keluarga kami.

Oleh karena itu, Mama mengganti opor dengan gulai. Untuk isian gulainya, kami lebih suka tulang super. Yang dimaksud tulang super di sini adalah tulang sapi yang masih banyak dagingnya. Aromanya telah menjadi aroma khas hari raya di rumah kami.

Sambal Goreng Ati Kentang

Di daerah sekitar saya, sambal goreng ati kentang, lebih nikmat plus petai, menjadi hidangan wajib di hari raya. Setidaknya, di rumah Mama dan mertua, menu ini selalu ada. Selain enak, sambal ati kentang itu awet. Jadi biasanya kami memasaknya dalam jumlah cukup banyak.

Meskipun demikian, bagi saya yang kurang mahir dalam memasak, proses membuat hidangan ini cukup panjang. Mulai dari kupas kentang hingga koreksi rasa membutuhkan kesabaran ekstra.

Masalah yang kerap saya temui adalah bawang putih yang tercium langu. Katanya untuk menghindari itu, kita tidak boleh mem-blender bawang tersebut dan sebelum matang tidak boleh dicampur air. Saya sudah mengikuti tips tersebut, tetapi, tetap saja bau langu itu mengganggu. Kalian punya tips terkait hal ini, Playmates?

Kue Kering

Kue kering merupakan salah satu makanan hari raya

Setelah saya ingat-ingat, ternyata perbedaan zaman dahulu dan sekarang itu biasanya terletak pada kebersamaan. Dahulu keluarga kerap berkumpul untuk membuat kue kering untuk lebaran-bersama-sama.

Kami biasa menjadikan rumah uwa sebagai basecamp. Yang kami olah adalah kue semprit dan kacang goreng bawang. Dari pagi kami sudah bersiap. Saya yang masih kecil biasa membantu sedikit-sedikit dan mendapatkan imbalan semprit yang agak gosong.

Kalau sekarang, saya lebih suka membeli saja. Rasanya sudah pasti lebih enak dan anti gagal. Kastengel, putri salju, sagu, si primadona nastar, dan kue lainnya bisa kita dapatkan dengan mudah.

Kue Kaleng

Kaleng bekas kue kemasan hampir selalu ada di setiap rumah. Namun, kebanyakan isinya sudah berubah menjadi kerupuk atau rengginang. Biasanya kaleng tersebut benar-benar berisi kue saat momen hari raya.

Ada satu merk kue kaleng legend yang tetap bertahan dari dulu. Saking bertahannya, rasanya pun tetap sama hingga kini. Kalengnya dominan merah, yang gambarnya keluarga kecil tanpa ayah itu loh.

Meskipun kue kaleng tersebut bukan favorit saya. Namun, isinya tidak pernah bohong, benar-benar full. Berbeda dengan kue kaleng zaman sekarang yang isinya lebih banyak angin.

Penutup “Makanan Hari Raya”

Setiap perayaan hari istimewa pasti ada sesuatu yang khas di dalamnya. Begitu juga Idul Fitri yang identik dengan bermaaf-maafan. Selain esensinya, banyak hal lain yang menjadi pelengkap hari raya umat Islam tersebut.

Yang paling terlihat adalah perihal baju baru. Sebenarnya tidak harus baru, asal bersih, rapi, dan wangi. Kita dianjurkan mengenakan pakaian terbaik dan yang terbaik biasanya yang terbaru. Intinya ternyata tetap ingin membeli baju baru.

Meskipun demikian, sebaiknya kita tidak membiasakan membelikan anak sandang dari atas sampai bawah yang serba baru. Nantinya kita juga yang repot sendiri saat suatu waktu dana tidak mencukupi. Sewajarnya saja, agar anak pun lebih fokus pada ibadah.

Selain baju, makanan pun menjadi melimpah di hari lebaran. Tradisi saling mengunjungi otomatis membuat kita ingin menjamu para tamu dengan hidangan menggugah selera. Apalagi bagi yang menjadi tuan rumah pada acara halal bi halal.

Ketupat, gulai tulang super, sambal goreng ati kentang, kue kering, dan kue kaleng merupakan makanan hari raya yang selalu ada di keluarga kami. Kalau kalian bagaimana, Playmates? Apa makanan favorit di hari lebaran? Share di sini, yuk!

2 pemikiran pada “Makanan Hari Raya yang Selalu Tersaji di Meja”

  1. ketupat, opor bukan makanan wajib di keluargaku, soalnya satu rumah yang doyan makan ketupat cuman ibuku.
    tiap hari raya, menu masakan yang dibuat kadang itu itu aja, kadang soto, kadang rawon, kadang bikin rendang dan menyesuaikan dengan anak-anak yang gak pedas, karena ada keponakan yang masih bocah juga.
    kue kering biasanya nggak selalu habis setelah lebaran, jadi seringnya dimakan sendiri

    Balas
  2. mbak apakah yang dimaksud tulang super itu iga sapi kah? Kalau iya, ini mah enak banget, iga dimasak apa aja juga enak, kalau di sini ada penyetan iga juga
    Menu favorit kiddos saat lebaran kalau di rumah adalah nasi kuning, makanya sekarang kalau lebaran, mesti masak nasi kuning

    Balas

Tinggalkan komentar