Ku bahagia. Kau telah terlahir di dunia dan kau ada di antara miliaran manusia. Dan ku bisa dengan radarku menemukanmu.
Akhir-akhir ini lagu tersebut viral di media sosial. Tulus membawakannya dengan nuansa baru yang segar. Namun, versi aslinya dari Maudy Ayunda pun tidak kalah bagus. Seperti biasa, karya Dee memang selalu sukses di setiap wahana. Kalian masih ingat kesimpulan novel Perahu Kertas, Playmates?
Dee Lestari itu memang seniman serba bisa. Jarang kita bisa menemukan orang yang mahir dalam menulis buku, menyanyi, hingga menciptakan lagu. Sehingga tidak mengherankan jika setiap novel Dee yang difilmkan mengecap juga manisnya kesuksesan.
Dee kerap terlibat dalam film-film tersebut sehingga pengalihwahanaan tersebut hampir tidak mendatangkan gurat kekecewaan dari para pembaca novelnya. Bukan hanya bertindak sebagai penulis skenario, Dee pun mengisi soundtrack film-film tersebut.
Yang lebih unik, novel yang belum mempunyai versi filmnya pun sudah ada yang memiliki soundtrack. Buku tersebut adalah Rapijali yang mengisahkan Ping dengan band-nya. Keberadaan lagu-lagu tersebut semakin menghidupkan cerita. Saat Ping membawakan sebuah lagu di panggung, kita benar-benar bisa mendengar dan menikmati lagu tersebut.
Kembali ke Perahu Kertas, film ini pun memiliki soundtrack yang amat melekat dengan kisahnya. Apalagi yang menyanyikannya sang pemeran utama dari film tersebut. Kita nostalgia dengan kesimpulan novel novel Perahu Kertas berikut ini, yuk, Playmates.
Identitas Novel Perahu Kertas
- Judul : Perahu Kertas
- Penulis : Dee Lestari
- Tebal: 556 halaman; 18 cm
- Penerbit : Bentang Pustaka
- Cetakan Keempat, Agustus 2016
Daftar Isi Novel Perahu Kertas
Perahu kertas terdiri dari 46 bab plus epilog. Jalan yang Berputar, Pindah ke Bandung, Mother Alien, Lingkaran Suci, dan Sebatang Pisang Susu menjadi lima bab pembuka. Sedangkan Kastel yang Masih Berdiri Tegak, Cincin dalam Kotak Peram, Cinta tak Berujung, Bayangan Itu Punya Nama, dan Hati Tak Perlu Memilih menjadi bab pamungkas dalam novel tersebut.
Kugy, seorang gadis unik berperawakan kecil, memiliki cita-cita sebagai penulis dongeng. Sejak kecil dia sudah tahu persis apa yang dia inginkan. Kegandrungannya terhadap dongeng membuat dia merasa bahwa dirinya merupakan utusan Dewa Neptunus di bumi.
Kugy punya kebiasaan melayarkan perahu kertas yang merupakan surat untuk Dewa Neptunus. Meski berpindah-pindah tempat tinggal, dia selalu bisa menemukan aliran berupa sungai, saluran air, atau apa pun yang mendukung kebiasaannya mengirimkan surat pada dewa laut tersebut.
Hingga suatu hari Kugy berkenalan dengan Keenan, seorang pelukis muda berbakat. Tidak seperti Kugy yang bebas mengekspresikan passion-nya, pemuda blasteran Belanda tersebut terpaksa meredam bakat seni demi menuruti keinginan sang ayah untuk berkuliah di jurusan Manajemen.
Tak butuh waktu lama, keduanya menjadi dekat. Bakat mereka saling melengkapi satu sama lain. Dongeng yang Kugy tulis menjadi lebih bernyawa dengan ilustrasi dari lukisan Keenan. Dari Kugy, pandangan Keenan perihal passion pun menjadi lebih terbuka.
Hubungan dekat mereka berdua terjalin bersamaan dengan hubungan Kugy dengan kekasihnya, Ojos. Keenan pun sempat melabuhkan hati pada Wanda, gadis yang membukakannya jalan untuk menggelar sebuah pameran lukisan.
Meski hubungan Kugy dan Keenan bersama pasangan masing-masing berakhir, keduanya mengabaikan radar yang memancar begitu kuat. Mereka masih berusaha membohongi perasaan sendiri dengan memilih orang lain sebagai pasangan.
Apakah akhirnya mereka berkeras untuk menolak radar itu atau malah memasrahkan diri mengikutinya? Cari tahu sendiri jawabannya baik dari buku ataupun novelnya, ya, Playmates.
Ulasan Novel
Carilah orang yang nggak perlu meminta apa-apa, tapi kamu mau memberikan segala-segalanya. (Halaman 535)
Novel Perahu Kertas yang saya baca merupakan cetakan keempat. Bentuknya travel size, jadi lebih kecil dari ukuran novel pada umumnya. Saya tidak tahu untuk cetakan sebelum dan setelahnya apakah memiliki ukuran yang sama atau tidak.
Jumlah halamannya relatif banyak, yakni 556 halaman. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau versi filmnya terdiri dari dua bagian. Meski demikian, selama membacanya saya sama sekali tidak merasa bosan.
Selain Keenan yang tercerahkan oleh sosok Kugy, saya pun merasa termotivasi untuk mengejar mimpi. Tak masalah kalau misal untuk saat ini mengikuti arus dan bersikap realistis. Ke depannya pasti kita bisa menjalani hidup sesuai passion.
Setelah belajar menulis, saya baru menyadari dari sekian tokoh rekaan Dee, Kugy itu yang paling related dengan passion-ku. Jadi, kini di mata saya, Kugy mempunyai nilai tambah yang tiba-tiba melesat.
Hal lain yang membuat Kugi makin menarik bagi saya adalah dia membuka sebuah taman bacaan. Ini juga salah satu mimpiku di masa mendatang, mempunyai perpustakaan pribadi.
Perahu kertas ini sejenis dengan Rapijali, ringan dan tidak mengandung unsur supernatural. Kedua novel ini cocok bagi kalian yang ingin mencoba membaca karya Dee, tetapi tidak mau berpusing-pusing ria.
Yang namanya tulisan seorang Dee Lestari, biarpun tidak terlalu bikin pening, alurnya tetap menyimpan misteri dan menyajikan pengalaman membaca yang kaya dan menyenangkan.
Suka banget dengan susunan kalimat dan ketiadaan typo-nya. Saya terkadang berlama-lama di salah satu bagian hanya untuk meresapi kata-katanya. Di antara penulis Indonesia yang kerap saya baca karyanya, menurut saya, tulisan Dee menonjol secara kerapian tata bahasa.
Kesimpulan Novel Perahu Kertas
Hati tidak perlu memilih. Ia selalu tahu ke mana harus berlabuh. (Halaman 539)
Itulah yang menjadi benang merah dari novel Perahu Kertas. Saat kita bertemu dengan orang yang tepat, radar kita akan menangkap sinyalnya. Tanpa ada yang memaksa, bahkan sekadar meminta, kita akan selalu berusah memberikan segala.
Sekeras apa pun kita berusaha menghindar, bahkan mendatangkan orang lain sebagai pelampiasan, tetap hati akan tahu kepada siapa radar itu tertuju.
Kisah Kugy dan Keenan ini makin memperjelas bahwa menghadirkan pihak lain dalam hubungan hanya akan menambah jumlah orang yang terluka. Orang yang mencintai kita, tetapi tidak kita cintai mungkin akan berbahagia di awal saat kita memilihnya. Namun, itu tidak akan bertahan lama.
Tidak akan ada orang yang akan kuat bertahan jika dia telah menyadari bahwa dirinya tidak diinginkan. Demikianlah kesimpulan novel Perahu Kertas. Kalau ini terjadi pada kalian, kalian memilih mempertahankan atau melepaskan, Playmates?
Dee Lestari, panutanku 😀 suka banget sama penulisannya