Habis ini kita mau beredar ke mana, nih?
Waktu itu kami baru saja mengambil raport hasil belajar anak-anak pada semester 1. Tiap pengambilan laporan hasil belajar anak tersebut, saya datang sendiri tanpa anak karena dia memang sudah libur sekolah dari dua hari sebelumnya. Acara itu tidak berlangsung lama, hanya sekitar 10-15 menit, selebihnya random talk bersama sesama wali murid.
Kenapa bisa berlangsung sebentar? Ini karena adanya sistem pembagian waktu. Tiap orang tua menerima jadwal konsultasi dan penerimaan raport, sehingga kami tidak menunggu giliran terlalu lama.
Bersiap ke sekolah, berangkat, konsultasi tidak menghabiskan waktu lebih dari satu setengah jam. Sehingga saya tidak buru-buru pulang setelah urusan selesai. Bersama teman-teman, saya ngobrol dahulu di depan kelas.
Masa menjadi wali murid ini membuat saya memiliki kawan-kawan baru. Meskipun tidak seperti ibu-ibu viral yang kerap nongkrong selama anak-anak sekolah, saya termasuk orang yang tidak tertutup pada jenis pertemanan ini.
Selain momen selepas pembagian raport, momen selepas kajian Jumat pun kerap menjadi me time bagi saya. Kajian Jumat selesai pukul 10.00, jadi kami mempunyai waktu luang selama dua jam sebelum anak-anak bubar sekolah.
Posisi sekolah si Cikal cukup strategis karena dekat dengan pusat kota, sehingga tidak susah untuk menemukan berbagai tempat makan. Of course, tidak afdal jika ngobrol-ngobrol tanpa makan-makan.
Tidak ada tempat favorit, ke mana kami akan berlabuh semuanya tergantung keadaan. Jika sedang menginginkan makan berat, tentu kami mengelana tempat baru yang menyediakan nasi. Namun, jika ingin yang segar-segar biasanya kedai baso yang kami tuju.
Begitu pun saat selesai mengambil raport itu, saya dan dua teman memutuskan meneruskan random talk dari depan kelas ke kedai baso. Sambil menenteng raport berukuran besar dan snack dari pihak sekolah kami meluncur ke daerah pusat kota.
Random Talk
Penyebab tiga kali keguguran ini masih menjadi tanda tanya besar bagi saya. Terlebih saya mengalami gatal-gatal parah di masa kehamilan kedua.
Setelah ngobrol ini dan itu, akhirnya kami sampai di cerita tentang kejadian yang telah menimpa salah seorang di antara kami bertiga. Usianya masih relatif muda, belum mencapai tiga puluh tahun.
Kalau ada orang yang keguguran, lanjutnya, pasti orang-orang langsung berasumsi pada lemah kandungan. Namun, untuk kasus dirinya hal tersebut tampaknya kurang sesuai karena dia telah memiliki dua orang anak.
Yang pertama seumuran si cikal (merekalah alasan kami sekarang berkawan) dan yang kedua satu tahun lebih muda dari si bungsu. Keduanya merupakan anak lelaki. Setelah yang kedua inilah, kawan tersebut mengalami tiga kali keguguran di usia kandungan yang masih muda.
“Terus kata dokter penyebabnya apa?” tanya saya.
Dia berkata hingga kini dokter pun belum bisa memastikan karena banyak hal yang harus dicek jika benar-benar ingin mengetahui jawabannya. Teman saya meyakini penyebabnya bukan lemah kandungan karena dia dua kali lahiran dan tidak mengalami tanda-tanda ke arah sana.
Kondisi sperma suami yang buruk pun tidak ada dalam list penyebab keguguran yang ada di benaknya. Terlebih, hal tersebut membutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Dia pun tidak tahu apakah seorang lelaki bisa mengalami penurunan kualitas sperma, mengingat mereka telah memiliki dua anak.
“Saya curiga hal ini berkaitan dengan golongan darah dan rhesus.” Teman saya melanjutkan cerita sambil menikmati baso yamin pangsit yang kami pesan.
“Kok bisa begitu?” tanya saya sambil menyeruput es jeruk.
“Oh, iya bisa jadi,” sambar teman saya satunya lagi yang berprofesi sebagai seorang apoteker.
Setahu dia perempuan yang bergolongan darah O rhesus negatif memang memiliki kemungkinan keguguran bila dirinya dan si janin memiliki rhesus yang berbeda. Teman saya yang keguguran memang memiliki golongan darah O, tetapi belum tahu rhesus-nya apa.
Teman apoteker saya tampak sepakat dengan hipotesis yang dikemukakan, terlebih teman yang keguguran itu mengalami gatal-gatal yang cukup hebat. Meskipun saya lebih banyak menjadi pendengar, tetapi obrolan ini terasa makin menarik untuk disimak.
Teman saya yang mengalami pun bercerita makin antusias karena apa yang menjadi kecurigaannya selama ini tampak makin dekat dengan titik terang. Matahari yang meninggi menjadi saksi obrolan emak-emak ini memang bisa sangat random ke sana-ke sini.
Ini saatnya Pembuktian
“Saya jadi ingat, dulu pas kuliah, seorang dosen pernah berkata memang pemilik rhesus negatif itu bisa rentan keguguran. Namun,…”
Saya makin antusias mendengarkan. Menurut teman apoteker saya, apa pun rhesus bayi pertama, baik sama ataupun berbeda dengan ibunya, dia akan selamat. Berbeda dengan yang kedua, jika berbeda denga milik sang ibu, antibodi yang telah ada akan menyerang janin karena menganggap sebagai sesuatu yang berbahaya.
Dia pun mengakui akan adanya kemungkinan itulah penyebab teman saya yang satunya lagi kerap keguguran. Namun, yang masih mengganjal, teman saya itu anaknya dua. Jadi, harus dia pastikan dulu, golongan darah dan rhesus si anak kedua ini apa.
“Saya, kan, kegugurannya tiga kali, apa iya ‘dikersakeun’ tiga-tiganya beda sama rhesus saya?”
Bakso yang saya nikmati enak banget, dagingnya itu kerasa dan bumbunya pun gurih. Saya tambahkan banyak sambal agar lebih sesuai dengan selera. Namun, cerita teman ini lebih membetot perhatian, sehingga saya tidak sepenuhnya fokus pada dua mangkok baso yang ada di hadapan. Saya pesan mie yamin pisah kuah, ya, jadi mangkoknya ada dua.
Teman saya bilang kapan-kapan akan memeriksakan seluruh anggota keluarganya dan mencari tahu apa golongan darah dan rhesus-nya. Agar semua jelas dan terang dan terang benderang.
“Kapan-kapan? Mending sekarang saja, deh, dientar-entar mah kapan realisasinya.”
Kalian bisa menebak apa yang selanjutnya yang terjadi, Playmates? Tiga emak random yang kerap random talk ini menuju sebuah Puskesmas. Setelah menghubungi salah satu teman yang bekerja di sana dan menanyakan jadwal layanan, kami meluncur ke pusat pelayanan masyarakat terdekat.
Penutup “Random Talk”
Jam digital di atas pintu Puskesmas menunjukkan angka 12.30. Itu artinya kami harus menunggu sekitar setengah jam sebelum tempat itu kembali membuka layanan setelah istirahat.
Saya bertanya kepada satpam di mana letak musala, tetapi katanya toilet di sana kotor. Jadi kami memutuskan salat di rumah saja dan berharap tidak akan ada antrean panjang.
Tiba-tiba teman saya memanggil seseorang di seberang jalan, ternyata itu rumah saudaranya. Bangunan itu berbentuk ruko yang menjual frozen food, alhasil kami sekalian belanja saja. Kebetulan si bungsu pesan chiken nugget, sedangkan teman saya membeli bakpao dan kulit lumpia.
Setelah itu, kami menyeberang jalan dan kembali ke teras Puskesmas. Tidak lama kemudian pintu terbuka dan teman saya menuju meja pendaftaran. Setelah membayar sekitar dua puluh ribuan, dia diarahkan ke tempat pengambilan darah, lalu saya dan teman satu lagi mengikutinya.
Saat itu Puskesmas cukup lengang, jadi semua berjalan lancar dan relatif cepat. Seorang perawat mengambil darah teman saya dan dalam waktu cepat kami tahu hasilnya rhesus-nya positif.
Semua teori yang kedua teman saya sampaikan dan kesimpulan yang kami susun di benak, tiba-tiba runtuh. Sebelumnya, kami yakin teman ini memiliki golongan darah O negatif dan itulah penyebab dia kerap keguguran.
Kini teman saya harus memungut puing-puing teori yang masih relevan dan mengabaikan yang tidak sesuai dengan fakta dan realita. Namun, teman apoteker lalu berkata, “itulah sebabnya anak kedua lahir dengan selamat.”
Saya sebagai penonton dan tim hore turut menyesal karena ini berarti alasan keguguran yang beruntun ini masih menyimpan misteri. Namun, saya bersyukur dari random talk ini saya bisa menambah pengetahuan.
Menurut kalian, kira-kira apa, nih, penyebab tiga keguguran tersebut? Apakah rhesus benar memiliki pengaruh besar pada keguguran? Dan, seberapa penting kita dan pasangan memeriksakan golongan darah dan rhesus sebelum pernikahan? Kita random talk di sini, yuk!
Amaziiiing 🤣🤭
Wah, luar biasa kerandoman berfaedah pertemanannya, Kak. Dari yang awalnya cuma ngobrol, bisa langsung ke puskesmas buat ngecek. Jadi berasa ikutan ngobrol bareng kakak-kakak ini.
Ini random talk yang bermutu banget.
Itulah pentingnya kita berteman dengan siapa, sehingga sambil makan mie yamin dan menyeruput es jeruk pun obrolannya jadi high quality dan penuh ilmu dan alhamdulillah ilmunya sampai ke kita yang membaca. Hatur nuhun, Teh
Nah ini yang saya ga paham Teh, tapi memang benar sih setahu saya kalau anak dan ibu beda rhesus, anak pertama dapat lahir selamat, tapi lain cerita dengan anak kedua, dia bia bisa tidak selamat karena dianggap benda asing
Sepertinya perlu pemeriksaan lebih lanjut mengapa keguguran berturut-turut sampai 3x
Asyiik banget ngobrol random nya segala hal tapi no ghibah² club😁.
Ternyata dari golongan darah juga bisa jadi penyebab keguguran yaa., saya baru tahu..dulu saya pernah keguguran bbrp kali, sampai periksa mendetail tapi gak ada apa² katanya. Akhirnya pasrah saja laah dah punya 2 alhamdulillah nikmati saja syukuri pemberian Allah.