Sekitar Oktober 2024, beredar kabar bahwa akan ada sharing time Ustadz Hanan Attaki di Garut dengan tema Hilang untuk Healing. Kontan saja circle pertemanan saya langsung gerak cepat untuk mendaftar.
Jadwal sharing tersebut adalah 23 Februari 2025 dalam empat sesi, yakni pagi, siang, sore, dan malam. Saya dan teman-teman alhamdulillah kebagian waktu paling ideal di siang hari. Jadwal pukul 11.00 ini menjadi sesi yang pertama full booked dengan peserta kurang lebih berjumlah seribu orang.
Dalam waktu singkat, sesi lain pun menyusul sold out. Mungkin karena melihat antusias warga Garut dalam menghadiri kajian itu sangat tinggi, pihak panitia menambah empat sesi di hari sebelumnya, yakni Sabtu 22 Februari 2025.
Kalau dari awal tersedia jadwal di hari Sabtu, tentu saya akan lebih memilih yang hari itu. Daftar duluan, tetapi jadi keduluan kalau dipikir-pikir agak gendok, ya.
Untuk bisa mengikuti kajian tersebut, kita harus mengeluarkan dana seratus ribu rupiah. Hal ini menjadi salah satu alasan banyak cibiran pada sharing time UHA di media sosial.
Saya melihat orang-orang yang memposting kehadiran meraka di sharing time UHA ini banyak yang mendapatkan hate comment dari netizen. Bahkan slogan recharging my soul pun menjadi bahan olokan.
Ustadz Hanan biasanya mengadakan acara di hotel jadi wajar jika kajian tersebut berbayar. Untuk nominalnya mengapa sebesar itu, saya positif saja mungkin itu untuk keperluan operasional.
Selain masalah itu, netizen pun mempermasalahkan kajian yang katanya membahas perkara cinta melulu. Namun, menurut saya, setiap penceramah memiliki spesialisasinya sendiri, jadi tidak harus setiap ustadz membahas hal yang sama.
Terlebih kalau saya perhatikan kajian UHA itu lebih ke self love dan tema ini cocok untuk anak muda. Kita tidak pernah tahu barangkali banyak orang yang berproses menjadi pribadi yang lebih baik dan semuanya berawal dari sharing time Ustadz Hanan Attaki.
Sharing Time Ustadz Hanan Attaki
Acara mulai pukul 11.00, tetapi gate sudah buka dari pukul 10.00. Terdapat enam gate untuk akhwat dan satu gate untuk ikhwan. Saya dan teman-teman sudah berada di lokasi sebelum pukul 10.00, tetapi kami kebagian di barisan tengah. Entah dari jam berapa, mereka stand by di salah satu hotel yang kerap dijadikan acara wisuda itu.
Pihak panitia menyediakan dua banner besar yang bisa kami jadikan backgroud foto. Namun, kami hanya sempat berfoto di satu titik, saking ramainya orang saat itu. Kami janjian untuk mengenakan dress code hitam dan uniknya hampir semua peserta pun berbusana hitam.
Sebelum masuk ke ballroom, kami mengantre untuk scan barcode. Kami mendapatkan gelang penanda, buku kecil, pena, dan selembar plastik untuk membungkus sepatu. Acara berlangsung secara lesehan, jadi sepatu kami bawa ke dalam.
Beberapa menit sebelum pukul 10.00, dua host sudah menyapa kami. Saat itu yang menjadi host adalah Bunny Asfian dan Nabila Ishma. Saya beberapa kali melihat Nabila di layar kaca dan ponsel, tetapi masyaallah aslinya jauh lebih cantik.
Selain mereka, di sharing time Ustadz Hanan Attaki di tempat lain biasanya ada Syifa Haju atau Alwi Fachry sebagai host. Saya pernah melihat di media sosial Ayah Amanah, Kadam Siddiq pernah menjadi bintang tahu. Kalian tahu dia, Playmates? Itu, loh, pendakwah muda yang bernama asli Husein Basyaiban.
Bunny Asfian dan Nabila Ishma membuka acara dengan meriah. Mereka memanggil beberapa orang ke depan sehingga suasana makin hidup. Setiap orang yang maju mendapatkan souvenir. Seperti biasa, saya kebagian nyimak dan tepuk tangan.