Sudah berapa keinginan yang tidak pernah mewujud? Semua itu mengambang dalam bayang dan tak pernah sampai di titik menjadi nyata.
Keinginan memang tidak berbanding lurus dengan kebutuhan. Seyogyanya kebutuhan menjadi prioritas. Selain itu, penting bagi kita untuk menakar sejauh mana kita boleh menuruti godaan untuk memenuhi berbagai keinginan yang timbul.
Ini berkaitan erat dengan kebutuhan dasar manusia. Tiap kebutuhan dasar terpenuhi, kita pasti membidik kebutuhan tingkat lebih atas. Hingga pada akhirnya semua kebutuhan terpenuhi, tibalah memenuhi keinginan.
Hal di atas itu bentuk idealnya, ya. Pada kenyataannya masih banyak yang bias dalam menentukan kebutuhan dan keinginan. Sehingga keadaan finansial tiap bulannya berantakan karena tidak adanya skala prioritas yang ajeg.
Saat sedang terpuruk secara ekonomi, seringkali kita membayangkan betapa nyamannya hidup yang telah mencapai tahap kebebasan finansial. Tiap ingin ini itu, kita tinggal tunjuk saja. Tanpa perlu melihat harga, tanpa perlu menunggu uang terkumpul dulu, bahkan tanpa perlu menunggu momen spesial untuk mendapatkan sesuatu.
Tentu saja hal tersebut bukan perkara mudah. Para pekerja kantoran yang mempunyai gaji rutin pun butuh waktu tidak singkat untuk mencapainya. Apalagi bagi freelancer yang penghasilannya tidak menentu. Kadang besar, kecil, bahkan bisa nol sekalipun. Namun, itu bukan perkara mustahil. Simak artikel ini sampai tuntas untuk mengetahui strategi mencapai kebebasan finansial bagi freelancer, ya.
Webinar Strategi untuk Mencapai Kebebasan Finansial
Untuk menjawab keresahan perihal kebebasan finansial ini, mahasiswa magister S2 Manajemen Universitas Pelita Harapan menyelenggarakan sebuah webinar yang bertajuk Strategies on How to Achieve Financial Freedom for Newbie and Freelancer.
Webinar ini digelar pada hari Sabtu, 9 November 2024, pukul 7 hingga 9 malam. Menariknya, acara ini tidak hanya untuk kalangan mahasiswa, masyarakat umum pun bisa mengikutinya secara gratis. Ini tentu merupakan kesempatan baik bagi para freelancer, termasuk para blogger di dalamnya.
Kegiatan ini menghadirkan dua narasumber, yakni Christie Tania, S.T.PN., CFP®., AWP® dan Fennicia Auliantika Rossianti, S.E., M.M., CFP®. Keduanya merupakan certified financial planner. Meski demikian, keduanya memiliki status yang berbeda. Kak Christie masih single, sedang Kak Fenni sudah menikah dan memiliki anak.
Apakah itu penting? Tentu saja penting karena perbedaan kondisi tiap orang akan memengaruhi kebutuhan finansialnya. Hal ini terlihat saat ada peserta webinar yang bertanya pada kedua narasumber perihal treatment terhadap “uang dingin” yang dimiliki. Kak Christie lebih memilih berinvestasi, sedangkan Kak Fenni lebih mengarahkannya untuk keperluan anak.
Dari sini kita bisa melihat bahwa kita tidak bisa meng-copy paste cara orang lain dalam mengelola keuangannya. Kita pasti harus melakukan penyesuaian-penyesuaian agar cocok dengan keadaan masing-masing.
Terlebih tidak semua orang berangkat dari kondisi keluarga yang sama. Tentu seorang sandwich generation tidak bisa berlari sekencang orang yang tidak harus menanggung beban keluarga di pundaknya.
Kegiatan seru ini dipandu oleh Kak Evanggelia A.T.P, seorang Senior Finance SUU Balm: Good Pharma Dermatology. Webinar berjalan lancar dan sersan alias serius tapi santai. Dari acara tersebut ada beberapa hal yang saya garis bawahi. Di antaranya adalah sebagai berikut.
Pentingnya Perencanaan Keuangan
Q
Apakah kalian terbiasa mencatat dan merencakan keuangan, Playmates? Kalau belum, segera untuk membiasakannya, ya. Hal ini sangat penting karena bisa menghindarkan diri dari hal-hal negatif, yakni:
- Pengeluaran yang tidak terkontrol
- Ketidaksiapan pada hal darurat
- Jebakan utang
- Tidak adanya dana pensiun
- Menciptakan generasi sandwich
- Stres dan kecemasan finansial
Maka dari itu, untuk mencapai kebebasan finansial, hal pertama yang mesti kita perhatikan adalah perencanaan. Ada pepatah yang mengatakan bahwa jika kita gagal dalam membuat rencana, pada dasarnya kita sedang merencakan sebuah kegagalan. Ngeri banget, kan, ya?
Dalam financial planning ada tiga istilah yang harus kita ketahui yaitu, financial security, financial comfort, dan wealth distribution. Istilah pertama merupakan level keuangan yang bisa para newbie jadikan target. Financial security meliputi arus kas sehat yang artinya pendapatan lebih besar dari pengeluaran, manajemen utang, dan dana darurat.
Untuk yang masih belajar merencakan keuangan bisa memokuskan perhatian pada tiga hal di atas. Sayangnya, segala perencanaan ini tidak berlaku bagi mereka yang gajinya masih di bawah UMR. Akan sulit untuk mengatur pengeluaran agar tidak melebihi pendapatan jika gaji kita masih berada pada level itu. Mengingat gaji biasanya habis untuk memenuhi kebutuhan.
Bagi yang ingin mencapai financial security dengan keadaan tersebut tentu harus mencari tambahan di luar gaji bulanan. Misalnya dengan berjualan online, membuka jastip, atau jadi dropshipper.
Meskipun hanya tiga poin, tetapi untuk memenuhinya sangat menantang, terutama dalam pengadaan dana darurat. Besaran dana darurat ini tergantung dengan kondisi masing-masing orang persis seperti yang sudah disinggung sebelumnya.
Untuk single jumlahnya adalah sebesar enam kali pengeluaran per bulan. Sedangkan untuk yang sudah menikah meningkat jadi sembilan kali pengeluaran. Dan, untuk yang sudah punya anak bertambah menjadi 12 kali pengeluaran per bulan. Wah, siapa yang sudah aman dana daruratnya, nih, Playmates? Pilihan penyimpanannya bisa di logam mulia, rekening bank, atau deposito.
Tantangan yang Dihadapi Freelancer
Tantangan terbesar yang dihadapi seorang freelancer adalah tidak tetapnya pendapatan per bulan. Kadang banyak, kadang sedikit, bahkan tidak ada. Namun, itu bukan berarti freelancer tidak bisa membuat financial planning.
Yang harus kita perhatikan sebagai freelancer adalah pengeluaran tetap setiap bulannya. Jumlah rata-rata pengeluaran itu bisa kita jadikan patokan. Saat pendapatan bulan ini besar berarti kita harus menyimpan lebih besar untuk mensubsidi pendapatan di bulan berikutnya yang misalkan kecil.
Pengeluaran tersebut bisa mengacu pada anggaran bulanan tetap sebagai berikut:
- Pajak (disesuaikan)
- Donasi/ziswaf (2,5%-10%)
- Menabung/investasi (minimal 10%)
- Cicilan (maksimal 30%)
- Premi asuransi ( maksimal 10%)
- Biaya hidup (40%-70%)
- Entertainment (maksimal 10%)
Strategi Mencapai Kebebasan Finansial bagi Freelancer
Dalam upaya mencapai segala hal, kita membutuhkan strategi agar apa yang kita targetkan tidak meleset. Dalam webinar yang diselenggarakan mahasiswa S2 Universitas Pelita Harapan tersebut, sang narasumber membagikan strategi mencapai kebebasan finansial bagi freelancer dan newbie.
Membuat dan Menjalankan Financial Planner
Tahap pertama tentu saja perencaan. Rencanakanlah keuangan secara detail. Bisa secara harian, mingguan, bulanan, atau tahunan.
Sesuaikanlah rencana dengan kondisi masing-masing. Setelah selesai merencakan, jangan lupa untuk menjalankan finacial planner tersebut.
Memiliki Dana Darurat yang Mencukupi dan Proteksi Keuangan
Pastikan dana darurat sudah aman. Besarannya berbeda untuk single, menikah, dan memiliki anak. Jadi, jika kita hendak berubah status dari single ke menikah, maka pertimbangkan pula dana darurat yang harus bertambah.
Selain itu, perhatikan pula proteksi keuangan. Karena jika kita tidak memilikinya, dana darurat akan habis pada hal-hal yang sebenarnya bisa kita atasi dengan asuransi.
Memisahkan Rekening Sesuai Tujuan Keuangan
Penyatuan rekening untuk berbagai kebutuhan bisa menjadi biang masalah. Oleh karena itu, siapkanlah setidaknya tiga rekening untuk keperluan operasional, tabungan/investasi, dan bisnis.
Dengan memisahkan rekening untuk ketiga tujuan tersebut, keuangan pun akan lebih sehat dan mudah untuk kita kelola.
Mencari Peluang untuk Mendapatkan Penghasilan Tambahan
Saat pengeluaran sudah tidak bisa dikurangi, saat itulah kita sudah harus memikirkan untuk mendapatkan penghasilan dari jalan lain. Bisnis bisa menjadi pilihan untuk itu.
Akan tetapi, jika belum ada modal, kita bisa mencoba menyewakan sesuatu, misalnya kamera. Selain itu, kita bisa mendalami lagi hobi yang memiliki potensi untuk mengasilkan tambahan.
Disiplin dan Konsisten
Rencana sebagus apa pun tentu tidak akan berhasil jika kita tidak disiplin dan konsisten. Dua hal inilah yang menjadi penentu berhasil tidaknya apa yang telah kita rencanakan.
Tentu tidak mudah dan tidak menutup kemungkinan kita gagal. Namun, setiap menemui kegagalan, jangan pernah untuk berhenti mencoba lagi.
Penutup “Kebebasan Finansial”
Kebebasan finansial adalah ketika kita bisa memenuhi keinginan tanpa khawatir perihal keuangan. Ini menjadi cita-cita semua orang, termasuk freelancer.
Sebagai blogger yang kadang berpenghasilan kadang tidak, saya merasa terbantu dengan adanya webinar yang mahasiswa magister Universitas Pelita Harapan adakan ini. Saya menjadi teredukasi untuk lebih aware pada perencanaan keuangan.
Selain itu, saya jadi tahu pada level mana posisi finansial saya kini. Sehingga bisa menentukan target yang harus dicapai.
Memang masih jauh untuk mencapai kebebasan finansial, tetapi webinar ini mengarahkan saya pada jalan untuk mencapainya. Terima kasih, teman-teman mahasiswa UPH.
Saya kemaren mau ikut webinar ini, tapi karena ada sesuatu jadi nggak bisa ikut deh. Padahal materinya sebagus ini. Nyesel kemaren nggak ikut, huhu.
Materinya ndaging banget ya. Freelancer pun bisa mencapai kebebasan finansial, asal bisa mengatur pengeluaran dan pemasukan dengan bijak. Sayang banget aku melewatkan seminar ini kemarin, next kudu ikutan buat nambah wawasan ❤️❤️
Keren banget nih temanya, tema yang selalu kunanti nih, mengelola uang itu penting banget, jangan menyepelekannya karena akan berpengaruh di masa depan, dengan pengelolaan yang baik, insyaallah masa depan akan dijemput dengan lebih baik
Setuju, mbak Dy. Salah satu kunci masa depan yang baik ada pada pengelolaan keuangan yang baik juga. Sama aja kalo punya uang lebih dari cukup jika tidak bisa dikelola dengan baik maka akan boncos pada akhirnya.
Disiplin dan konsisten yang paling sulit untuk ditepati, tapi kalau berani memulai tentu berani konsisten juga ya, Kak.
Memang butuh strategi yang mumpuni buat bisa mencapai kebebasan finansial, ya. Sulit memang, tapi bukan berarti tak bisa untuk para freelancer mencapai financial freedom ini.
Saya sendiri saat ini sudah mulai mengaplikasikan poin 3 untuk memisah-misahkan budgeting sesuai peruntukannya di kantung-kantung rekening, dan alhamdulillahnya lumayan sangat membantu dalam manajemen keuangan di keluarga kami
Pengen banget bisa finansial freedom. Kalau mau beli barang tinggal tunjuk aja tanpa harus khawatir sama harganya. Sekarang masih harus menahan dulu keinginan untuk suatu kebutuhan. Semoga nanti kita bisa mencapai financial freedom yaa, Teh 😍
Dana darurat yaa kalau kata saya penting banget apalagi bagi kaum mendang mending kaya saya wkwkwk…harus punya dana darurat khawatir ada kejadian apa gitu yang tidak terencana jadi ada yg bisa digunakan. Ada dana talangan.
Webinar menarik. Kebebasan finansial salah satu goals kami saat awal menikah. Salah satunya melunasi utang dan mulai menabung untuk beberapa tujuan.
Pengelolaan keuangan menurut saya salah satu life skill yang harus dimiliki agar hidup lebih tertata dan dapat terhindar dari hal negatif yang disebutkan di artikel
Super lengkap dan sarat ilmu. Makasih Mbak, sudah merangkumnya. Aku ketinggalan webinarnya kala itu. Ini pengingat banget sih untuk aku agar bisa merencanakan keuangan lebih baik lagi.
Dan benr banget, dana darurat itu keharusan. Beberapa kali terbantu karena dana darurat ini.
Iya setuju Mbak Vita
Rangkuman dari Mbak Mona ini lengkap sekali, jadi kita yang ketinggalan acaranya via zoom merasa jadi ikutan dengan adanya artikel financial freedom ini. Pantas saja jadi juara
Keren nih acaranya, sampai ada pembagian presentasi berapa persen setiap alokasi pengeluaran, jadi buat yang mau memperbaiki sistem manajemen keuangan sudah dibantu sekali
Bener bnaget ya, emang jadi freelancer itu butuh banget yang namanya perencanaan keuangan. Karena aku pernah mengalami keduanya, sebagai karyawan yang memiliki gaji rutin bulanan maupun sebagai freelancer dengan penghasilan tak tentu. Berapa pun penghasilannya, penting banget punya literasi financial, agar bisa mengelola dengan baik. Senangnya kemarin bisa mengikuti acara ini full dari awal sampai akhir.
Salah satu impian Umma juga ingin memiliki kebebasan finansial tapi dilema tugas negara atau tugas pribadi..heee
Dana darurat sangat penting untuk menjaga bila suatu saat ada kebutuhan mendadak, dan juga untuk masa drpan.
Senang sekali bila bisa mencapai kebebasan financial. Tetapi untuk menuju kesana juga tidak mudah, perlu usaha dan tekad untuk mewujudkannya.
Memisahkan rekening jika ada pemasukan rutin mungkin bisa dilaksanakan. Tp kalo sbg freelancer yg duitnya masuk kadang². Masih susah bahkan ngga bisa sih bikin banyak rekening. Nah ini mencari peluang lain memang solusi sih.
Selalu menarik bila diskusi ttg financial planner. Meski eksekusinya kadang sulit. Karena seringnya kurang disiplin pada pos tak terduga hehe
Untuk menjadi seornag dengan kebebasan financial sepertinya saya masih juah banget. Tapi juga ada ita-cita sih punya kebebasasn financial. Sebenarnya siapapun harus merencanakan keuangan, terutama utk dana darurat yang terkadang datangnya tidak tahu kapan.
Setelah memutuskan untuk nggak lagi kerja on office, jadi makin melek dunia financial planner. Mempraktikan rumus pengeluaran seperti yang Mbak Mon bagikan di atas. Bener banget sebagai freelance musti leterat soal ini.
Pasti ga nyesel ikut acara ini, jadi lebih paham tentang kebebasan finansial. Walau kadang eksekusi sulit tapi ikut acara ini selalu bisa jadi reminder biar keuangan jauh lebih sehat
Semua orang pasti ingin mencapai status “Merdeka” secara finansial, apapun profesinya.
Saya setuju dengan istilah “disiplin dan konsistensi adalah kunci”
Satu lagi, menurut saya, level kebebasan financial itu akan tercapai kalau kita sudah bebas utang, bibas pinjaman, bebas bunga…
Sapa nih yang setuju dengan saya?