Every Child Matters: Menjaga Nyala Asa di Tanah Papua melalui Gerak Bersama

Bagai tikus mati di lumbung padi.

Peribahasa itu terasa begitu senyawa dengan Tanah Papua. Bagaimana tidak, di bumi yang kaya akan sumber daya, banyak anak masih kesulitan sekadar membaca – hal sederhana yang seharusnya menjadi hak semua.

Memiliki tanah yang kaya tak lantas membuat masyarakatnya hidup sejahtera. Nun jauh di timur sana, Papua merana dalam sunyi, meratapi nasib karena sedikit yang peduli pada mimpi anak negeri.

Kekayaan alamnya terkeruk, tetapi kondisi Bumi Cenderawasih justru terpuruk. Jangan bayangkan mereka mampu bersaing dengan anak-anak dari pulau lain – anak Papua kerap menepi memikirkan nasibnya sendiri.

Ketimpangan di segala sisi membuat perjuangan terasa tidak adil. Dahulu, ketika sistem ujian nasional masih berlaku, bagaimana mungkin mereka menjawab soal yang sama dengan anak-anak dari ibu kota, sementara buku pun menjadi barang langka?

Akan tetapi, di tengah gulitanya ketimpangan itu, hadir pelita kecil yang kian hari nyalanya kian nyata. Dari Pulau Mansinam, Manokwari, seorang pemuda bernama Bhrisco Jordy Dudi Padatu menjaga api harapan tetap menyala melalui gerakan literasi. Ia percaya, hal sederhana seperti membaca dapat menjadi fondasi masa depan Papua.

Melalui komunitas Papua Future Project (PFP), Bhrisco mengajak relawan dan anak muda menjadi penjaga nyala asa di Tanah Papua. Di bawah panji “Every Child Matters”, mereka bergerak bersama menghadirkan buku dan cerita bagi anak-anak yang nyaris terlupakan oleh masa.

Nyala Api Berbuah Aksi: Pemantik Gerakan Papua Future Project

Bhrisco Jordy Dudi Padatu, sang inisiator Papua Future Project (PFP)
sumber: hasil tangkapan layar dari akun Instagram @papuafutureproject

Mungkin sebagian orang setuju bahwa pengalaman adalah guru terbaik. Namun, bagi saya menjadi seorang guru adalah pengalaman terbaik. Karena kalau bukan sekarang kita berkontribusi, kapan lagi? Dan, kalau bukan kita pemuda, siapa lagi? – Bhrisco Jordy Dudi Padatu

Pernyataan itu menjelaskan banyak hal tentang sosok Bhrisco. Ia memiliki integritas dan kepekaan yang tumbuh dari pengalaman hidup di sekitarnya. Di saat banyak kaula muda sibuk mengejar kesenangan fana, Bhrisco justru memilih mengabdikan masa muda untuk bergerak bagi sesama.

Penampilannya yang berbeda dengan kebanyakan masyarakat Papua bukan alasan untuk menutup mata. Selama 17 tahun hidup di Tanah Papua membuat ia tahu betul bagaimana kerasnya perjuangan hidup di pulau yang terasing dari hiruk pikuk ibu kota.

Pemuda itu menjadi saksi hidup keterbatasan teknologi yang nyaris tak menyentuh keseharian anak-anak – kontras dengan anak-anak kota yang akrab dengan gawai dan tren terkini. Hidup di zaman yang sama, di negeri yang sama, tetapi dalam realitas yang berbeda.

Dalam bidang pendidikan pun, program wajib belajar sembilan tahun masih terasa seperti buih di lautan: hilang dalam satu kali sapuan. ketidakhadiran lembaga pendidikan, minimnya tenaga pendidik profesional, dan fasilitas belajar yang tak memadai menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Lingkaran itu bermuara pada tingginya angka buta huruf. Banyak anak terperangkap dalam kegelapan, menanti pelita dalam keputusasaan. Namun, di tengah gelap itu, muncul sosok seperti Bhrisco Jordi Dudi Padatu – pemantik nyala asa di Tanah Papua.

Bhrisco menahkodai Papua Future Project (PFP), komunitas nirlaba yang ia inisiasi sebagai wahana menjaga nyala api pendidikan. PFP berfokus pada pemberdayaan literasi bagi anak-anak pelosok Papua, berlayar dari satu kampung ke kampung lain di bawah moto “Every Child Matters.”

Atas dedikasi dan konsistensinya dalam menyalakan api literasi, Bhrisco Jordy Dudi Padatu kemudian menerima SATU Indonesia Awards 2022 dari Astra, mewakili Provinsi Papua Barat. Penghargaan ini menjadi bukti bahwa langkah kecil yang tulus pun bisa bergaung hingga ke seluruh negeri.

Setiap Langkah Membawa Pelita: Dampak Nyata Gerak Bersama

Pojok Buku Keliling dan Donasi Buku merupakan gerak nyata Bhrisco dan kawan-kawan
sumber: hasil tangkapan layar dari akun Instagram @papuafutureproject

Buku adalah jendela dunia.

Papua Future Project menyadari benar hal ini. Karena itulah mereka perlahan membuka jendela di ujung timur negeri – jendela yang telah lama tertutup dan membuat gelap kehidupan anak-anak di Tanah Cenderawasih. Setiap langkah PFP ibarat pelita kecil yang menuntun anak Papua mengenal huruf dan angka, menerangi mereka dengan cahaya pengetahuan.

Berawal dari pesisir Manokwari Barat, gerak mereka kian meluas. Pulau Mansinam perlahan benderang sebab PFP tak henti berkeliling membawa obor pengetahuan. Obor itu hadir dalam wujud buku – bukan semata hasil jerih payah Bhrisco dan kawan-kawan, tetapi juga buah kepedulian banyak hati yang memilih untuk berbagi.

Dari satu buku yang dibagi, hadir senyum di wajah anak-anak yang menyejukkan hati. Mereka kini akrab dengan deretan huruf yang bertaut, bersahabat dengan cerita rakyat yang sarat amanat, hingga fasih menulis nama sendiri – sebuah pencapaian kecil, tetapi bermakna besar di tanah yang lama senyap dari literasi.

PFP memiliki tiga program unggulan. Yang pertama adalah bimbingan belajar gratis yang berfokus pada literasi dan kesadaran lingkungan – dua hal mendasar yang mesti anak-anak miliki sebelum melangkah menuju masa depan yang lebih benderang.

Program kedua adalah pojok membaca, misi yang membuat PFP tak lelah menjelajah dari satu kampung ke kampung lain demi menghadirkan bacaan yang menumbuhkan rasa ingin tahu dan cinta belajar. Sementara itu, program ketiga, yakni pelatihan relawan, bertujuan memberdayakan pemuda lokal untuk turut berkontribusi bagi pendidikan di daerahnya sendiri.

Poin terakhir inilah yang tak hanya memantik harapan bagi anak-anak, tetapi juga membakar semangat para pemuda setempat. Mereka menjadi relawan, guru, sekaligus penjaga api perubahan. Bersama para putra daerah, PFP menjelma menjadi sebuah wadah kolaborasi – bukti bahwa sekecil apa pun langkah, jika dilakukan bersama, akan memberi arti bagi masa depan.

Menjaga Nyala Asa, Melanjutkan Gerak Bersama

"Every Child Matters" merupakan moto dari Papua Future Project
sumber: hasil tangkapan layar dari akun Instagram @papuafutufeproject

Every Child Matters

Moto itu menjadi bahan bakar perjuangan Bhrisco dan kawan-kawan. Di mana pun anak-anak negeri berada – bahkan di pulau terluar sekalipun – mereka tetap berhak mendapatkan kesempatan yang setara dengan anak lainnya.

Di tengah segala keterbatasan, Bhrisco dan Papua Future Project membuktikan bahwa pergerakan bisa kita mulai sekarang juga. Tak perlu menunggu datangnya sesuatu yang besar – berupa fasilitas, dana, atau perhatian. Satu langkah kecil yang dilakukan bersama sudah cukup untuk memantik api perubahan.

Kini, misi literasi PFP tak lagi sebatas membaca dan menulis. Mereka bergerak bersama melalui kelas inspirasi, permainan edukatif, serta pelatihan kreatif yang menumbuhkan kecintaan belajar dan rasa percaya diri. Perlahan, tetapi pasti, pelita itu berpendar ke kampung-kampung sekitar, menembus batas geografis dan sosial yang perlahan mulai memudar.

Gerakan literasi yang mereka perjuangkan mungkin tampak sederhana, tetapi dampaknya ibarat efek domino. Dari satu anak yang berhasil masuk ke dunia aksara, lahir bara semangat bagi yang lain untuk mencoba. Dari satu kampung yang tersentuh sinarnya, tumbuh kesadaran bahwa pendidikan adalah simpul menuju masa depan.

Bhrisco mengajak kita percaya: masa depan Papua berawal dari setitik cahaya pengetahuan di kepala setiap anak. Cahaya itu tak akan lahir dari tambang emas – yang entah siapa menikmatinya – melainkan dari tangan-tangan kecil yang berani bermimpi dan beraksi. Ia dan PFP terus menjaga binar itu agar tak padam ditelan waktu.

Akan tetapi, tugas menjaga nyala itu bukan hanya milik para relawan. Kita juga bisa ikut menambah terang cahaya itu dengan apa pun yang kita mampu – donasi buku, perhatian, atau dukungan moril maupun materil. Karena sejatinya, setiap langkah kecil dari ribuan kaki mampu menjelma menjadi bintang paling terang di dunia.

#SatukanGerakTerusBerdampak #KitaSATUIndonesia #APA2025-BLOGSPEDIA

Referensi: https://www.instagram.com/papuafutureproject

16 pemikiran pada “Every Child Matters: Menjaga Nyala Asa di Tanah Papua melalui Gerak Bersama”

  1. Tersentuh banget sama perjuangan Bhrisco Jordy Dudi Padatu lewat Papua Future Project (PFP)! Peribahasa “tikus mati di lumbung padi” memang pas buat kondisi pendidikan di Papua. Salut karena Bhrisco memilih bergerak, bukan meratapi.

    Gerakan “Every Child Matters” PFP ini sangat penting, fokusnya pada literasi dan pemberdayaan pemuda lokal. Benar, sekecil apa pun langkahnya, asalkan konsisten dan dilakukan bersama, ia bisa jadi pelita terang di Bumi Cenderawasih. Semangat terus!

    Balas
  2. Senang anget dengan adanya Gerakan “Every Child Matters” PFP, bisa membantu anak-anak Ppua di sana menambah ilmu mulai dari mengajaran literasi dan mencintai buku. Semoga program-program dari PFP semakin berkembang ke depannya seperti mengenalkan skill kmputer juga, aamiin

    Balas
  3. Every child matter ini nggak sekedar jargon di tangan Bhrisco. Bangga banget ada pihak-pihak muda yang mandiri dan inisiatif seperti Bhrisco. Ia bahkan nggak menunggu uluran tanggan pemerintah untuk mencapai program PFP.

    Makin banyak pemuda sepertinya, maka indonesia emas bukan lagi nggak mungkin. Bahkan mungkin bisa kepelosok yang kondisinya jarang terekspos. Bangga polll !! 🥰🥰

    Balas
  4. Salut dengan langkah yang dilakukan Bhrisco dan teman-temannya. Setiap anak itu penting, mereka pun mempunyai asa. Satu hal lagi negara ini juga bergantung pada mereka lho. Karena nantinya mereka juga yang akan membawa kemana negara ini.

    Balas
  5. Adanya gerakan Every Child Matters PFP yg digawangi Bhrisco sangat memberi dampak.positif di dunia literasi, bagi anak-anak di Papua. Mereka yg selama ini mendapat pendidikan yg tidak maksimal, dengan adanya program ini sangat terbantu di bidang pendidikan.

    Balas
  6. Kadang aku juga mikir, Papua yang kaya dengan SDA itu tapi kenapa tidak bisa mensejahterakan masyarakatnya. Kekayaannya dikeruk, tapi masyarakatnya terpuruk. Seperti ada yang aneh dengan sistem kita. Aku bersyukur ada sosok seperti Bhrisco dan Papua Future Project untuk meningkatkan SDM masyarakat Papua lewat peningkatan Literasi. Semoga Allah SWT selalu menjaga mereka dan semangatnya.

    Balas
  7. Anak-anak itu begitu polos…mau dibentuk seperti apa pun mereka nurut dan akan mengikuti, pnn jika tak ada yang membentuknya, mereka akan mengalir aja entah jadi seperti apa nanti. Mungkin seperti para pendahulunya.

    Dengan hadirnya Bhrisco Jordy Dudi Padatu dan orang-orang yang peduli, anak-anak itu mendapatkan harapan menikmati secercah harapan. Melalui ilmu membaca dan mencintai buku, masa depan mereka akan lebih terang

    Balas
  8. Setiap melihat berita terkait kekayaan Papua, saya selalu berfikir “Sekaya ini tapi masyarakatnya bahkan membaca saja belum bisa? Siapa yang salah?” Sekarang bukan lagi waktunya mencari siapa yang salah, tapi bergerak untuk memantik cahaya di tanah kaya tersebut. Perjuangan Bhrisco menjaga cahaya apo yang hampir padam membawa angin segar bagi masa depan Papua.

    Balas
  9. Kak Brischo Jordy ini memang luar biasa. Beliau dan teman-temannya membawa harapan cerah untuk anak-anak Papua. Anak-anak bisa terus belajar, bahkan mengenal dunia teknologi yang dulu kurang mereka ketahui. Tetap semangat kak Brischo dan teman-teman

    Balas
  10. Salut sama perjuangan Bhrisco Jordy yang membangkitkan semangat belajar anak2 pelosok Papua. Masa depan Papua ada di pundak mereka, semoga bisa memberikan perubahan besar untuk kehidupan mereka nantinya

    Balas
  11. aku terharu membacanya bahwa ini bukan gerakan satu orang tapi bener gerak bersama . perjuangan di tanah papua oleh para penggerak di sana seperti kak jordi ini menjadi bukti bahwa kemanfaatan kita makin terlihat ketika bisa bergerak bersama

    Balas

Tinggalkan komentar