Bandung selalu menempati ruang istimewa di hati meskipun saya di sana hanya saat kuliah. Kini, rumah makan Sunda di Bandung yang enak dan murah masih menjadi salah satu incaran jika saya sedang bertandang ke sana. Rasa dan harga terjangkau memang pilihan utama, tetapi suasana “nyunda” pun memberikan nilai tambah tersendiri.
Dewasa ini banyak tempat makan yang tidak hanya menjual makanan, tetapi juga pengalaman yang kita dapat saat bersantap ria. Konsep makan enak telah bergeser ke makan nikmat. Sebagai putri daerah tentu makan nikmat itu kalau kita bisa mengisi perut dengan kuliner khas setempat dan suasana familier yang membuat nyaman serasa zaman dulu saat masih kanak-kanak.
Oleh karena itulah, menjamur restoran bertema tradisional, salah satunya yang mengusung tema adat Sunda. Suara sinden, meski dari rekaman, yang melagukan kawih Sunda menemani tamu menandaskan hidangan.
Hal itu mengingatkan pada suasana resepsi pernikahan adat Sunda. Banyak pula pihak pengelola yang mendesain tempatnya sedemikian rupa sehingga menghasilkan gemericik air. Vibes ini begitu erat dengan suasana pedesaan.
Orang Sunda yang tinggal di sekitar tanah Pasundan saja kerap berburu tempat makan seperti itu, apalagi para perantau Sunda yang merindukan atmosfer kampung halaman.
Garut yang masih kental suasana pedesaannya pun memiliki banyak resto semacam itu. Apalagi di kota tetangga yang merupakan ibu kota provinsi Jawa Barat, Bandung si Kota Kembang.
Lantas rumah makan Sunda di Bandung yang Enak dan Murah itu ada di mana, ya? Terus baca artikel ini sampai selesai, ya, kita cari tahu tempatnya.
Rumah Makan Sunda di Bandung yang Enak dan Murah
Ayah Surayah Pidi Baiq pernah berkata:
Dan Bandung bagiku bukan cuma masalah geografis, lebih jauh dari itu melibatkan perasaan yang bersamaku ketika sunyi.
Kalian sudah nonton atau baca kisah Dilan yang fenomenal itu, bukan? Meskipun banyak yang menyesal nyimak kisah tersebut pakai hati karena ternyata endingnya Dilan dan Ancika yang bersatu, tidak bisa kita mungkiri karya Ayah ini memberikan kesan Bandung yang romantis di hati penggemarnya.
Selain kutipan di atas, ada pula kutipan lain yang terpampang di Jalan Asia Afrika, yakni:
Bumi Pasundan lahir ketika Tuhan sedang tersenyum.
Kata-kata M.A.W Brouwer di atas mencerminkan keindahan Jawa Barat. Bukan hanya perihal alam, tetapi juga budaya, termasuk makanan. Makanan tradisional inilah yang kemudian banyak dijadikan menu utama oleh banyak rumah makan.
Rumah makan tersebut berlomba-lomba menghadirkan suasana Sunda seotentik mungkin, mulai dari hidangan, peralatan, suasana, hingga desain interior. Tak lupa juga mem-branding diri sebagai rumah makan Sunda di Bandung yang enak dan murah.
Rekomendasi Rumah Makan Sunda
Saya sudah lama tidak ke Bandung, jadi kurang update perihal rumah makan Sunda di sana. Namun, saya punya seorang teman yang beberapa waktu lalu kembali ke kota itu. Setelah sebelumnya tinggal cukup lama di Garut.
Saya dan dia merupakan wali murid di salah satu taman kanak-kanak di Garut. Kami kerap menghadiri kajian rutin mingguan di sana. Pada awal semester dua, suaminya pindah tugas ke Bandung, sehingga mereka sekeluarga pun ikut pindah.
Waktu terus melaju, tak terasa hampir dua tahun kami sudah berpisah. Saya dan kawanku itu masih menjaga silaturahim di dunia maya. Oleh karena itu, dia menjadi sosok pertama yang saya ingat saat membutuhkan informasi perihal restoran Sunda di Bandung yang Enak dan murah.
Tanpa ragu dia menyebutkan sebuah rumah makan yang viral di Bandung, yakni Warung Nasi Ibu Imas. Katanya di sana ada menu istimewa bernama jukut goreng. “Jukut” dalam bahasa Indonesia berarti “rumput”. Otak saya langsung membayangkan rumput hias di depan rumah, lalu kita goreng. Macam mana, ya, itu rasanya?
Akan tetapi, kemudian kawanku menjelaskan bahwa jukut itu adalah selada air. Oh, kalau itu saya tahu karena menu favorit suami. Selada air umumnya menjadi lalapan dan disajikan mentah. Namun, akhir-akhir ini banyak yang mengolahnya dengan cara digoreng. Sama halnya seperti yang terjadi pada kol goreng.
Aromanya nikmat dan jadi biang keladi nasi cepat habis. Namun, saya agak susah mengunyah dan menelannya. Selain itu, karena gorengan-gorengan tidak baik juga kalau kita terlalu sering mengonsumsinya.
Warung Nasi Ibu Imas
Setelah mendapatkan rekomendasi, saya langsung meluncur ke akun Instagram Warung Nasi Ibu Imas. Akunnya terlihat hidup dengan 71.100 follower. Bukan hanya itu, di sana bertebaran testimoni orang-orang beken, mulai dari Uno, Melky Bajaj, DJ Katty Butterfly, Lesti Kejora, Rizky Billar, hingga Raffi Ahmad.
Tempat makan tersebut memiliki tagline “jagonya karedok dan sambal dadak”. Menu di sana layaknya menu di warung Sunda lainnya. Ada ayam bakar/goreng, jeroan, belut, gepuk, sop kikil, tahu, tempe, petai, lalapan, dan lain sebagainya.
Setiap harinya, warnas Ibu Imas selalu ramai. Mereka buka mulai pukul 07.00 pagi sampai 00.00 tengah malam. Lokasinya ada di Jalan Balong Gede yang tersebar di berapa titik, yakni nomor 69, 38, 48, dan 93 Bandung.
Melansir dari Liputan6.com, berdasarkan informasi dari beberapa sumber, Ibu Riswati awalnya berjualan nasi rames menggunakan gerobak dorong. Beliau memulai usahanya sejak tahun 1980. Usaha tersebut sempat berjalan baik, sebelum akhirnya gulung tikar di akhir 1999.
Beberapa saat kemudian Ibu Riswati kembali membuka usaha di sebuah kios kecil bekas toko buku di Jalan Balong Gede. Tempatnya tidak terlalu besar, hanya cukup untuk 15 orang. Meskipun begitu, pelanggan makin bertambah setiap harinya. Hingg kemudian, beliau membuka tiga cabang, masih di Jalan Balong Gede.
Penutup “Rumah Makan Sunda di Bandung yang Enak dan Murah”
Bumi Pasundan menawarkan segala keindahan, mulai dari alam, senyum, hingga kuliner. Kekhasan makanan Sunda terlihat dari sambal dan lalapan segar. Selain itu, tentu ada nasi timbel, ikan asin, jeroan, tempe, tahu, dan tumis kangkung.
Akhir-akhir ini, ada santapan baru yang viral, yakni jukut goreng. Kalau dari namanya agak membingungkan, ya, tetapi makanan ini nikmat banget. Saking nikmatnya jadi bikin boros nasi.
Kalian pernah mencicipinya, Playmates? Jukut itu adalah selada air. Biasanya selada tersebut kami jadikan lalapan segar, tetapi kini banyak orang suka yang melahapnya setelah digoreng. Meskipun nikmat, jangan kalap, ya. Ingat minyak yang akan turut mampir ke lambung.
Ada rumah makan Sunda di Bandung yang Enak dan Murah menyediakan menu viral tersebut. Jika kalian tertarik, silakan mampir ke daerah Jalan Balong Gede. Di sana ada tempat makan yang menyajikannya. Jangan khawatir, rumah makan itu punya empat cabang yang berdekatan. Kalau yang satu ramai, kalian bisa pilih tiga yang lainnya. Selamat mencoba.