Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Playmates. Salam sehat untuk semua, ya. Alhamdulillah, saya bisa merasakan kenikmatan mudahnya mencari ilmu melalui wasilah POMG sekolah si cikal. Minggu ini temanya adalah wanita perindu surga.

Ustaz Yasir Ismail memulai uraiannya dengan salam. Kemudian beliau menjelaskan bahwa salam itu ada tiga jenis, yakin doa, liqo, dan ibadah. Untuk yang kedua diawal salam harus dibalas, sedang yang terakhir tidak membutuhkan balasan.

Saat mengucapkan salam dianjurkan untuk mengucapkannya selengkap mungkin. Oleh karenanya, mulai saat itu saya pun menulis salam lengkap seperti di artikel ini. Biasanya saya hanya mengetik “assalamualaikum“.

Saya senang, rata-rata narasumber di acara POMG itu kalau memulai kajian kerap membukanya dengan memberikan penguatan kepada orang-orang yang mau hadir ke majelis ilmu itu. Bukan senang karena disanjung-sanjung, ya, Playmates, tetapi lebih kepada senang mendapatkan motivasi untuk istiqomah.

Ustaz Yasir berkata bahwa bukanlah kendaraan atau kesehatan yang mengantarkan kita pada sebuah majelis ilmu. Lalu apa dong? Ada yang tahu? Jawabannya taufiq dan hidayah.

Masyallah, semoga kita termasuk golongan yang senantiasa Allah berikan dua hal itu.
Hidayah adalah petunjuk dari Allah SWT kepada orang-orang yang sudah Islam. Sedangkan taufiq itu berupa restu Allah yang ditandai dengan mudahnya kita berbuat kebaikan.

Lebih lanjut beliau berdoa agar ilmu yang didapat itu berkah. Keberkahan dapat dilihat dari terus bertambahnya kebaikan, konsistensi, dan bertambahnya amal.

Dan, bagi mereka yang menuntut ilmu, Allah akan mempermudah masuk surga dan jalan mendapatkan dunia dan akhirat.

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

1. Wanita Perindu Surga

Wanita perindu surga, kita termasukkah?

Kajian kali ini menarik perhatian saya semenjak dari flyer-nya disebar di grup wa orang tua murid. Judulnya begitu puitis menambah rasa penasaran. Ustaz Yasir menyampaikan materi dengan santai dan akrab membuat suasana menjadi hangat.

Sebuah hadits menjadi inti dari uraiannya. Hadits tersebut berbunyi:

إِذَا صَلَّتِ الْمَرْأَةُ خَمْسَهَا وَصَامَتْ شَهْرَهَا وَحَفِظَتْ فَرْجَهَا وَأَطَاعَتْ زَوْجَهَا قِيلَ لَهَا ادْخُلِى الْجَنَّةَ مِنْ أَىِّ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ شِئْتِ

Jika seorang wanita menunaikan salat lima waktu, berpuasa di bulan Ramadan, Menjaga kemaluannya, dan menaati suaminya; niscaya akan dikatakan padanya: “Masuklah ke dalam surga dari pintu manapun yang kau mau.” (H.R. Ahmad dari Abdurrahman bin ‘Auf ra. dan dinyatakan hasan oleh Syaikh al-Albany)

Masyaalah, sungguh Allah telah memberikan kisi-kisi bagi para wanita perindu surga. Sekarang kita sudah tahu arahnya, semoga dikuatkan dalam menjalaninya.

Hadits tersebut menyebutkan bahwa para wanita itu bisa masuk ke surga dari pintu manapun. Memangnya ada berapa, sih, pintu surga itu. Simak uraian di bawah ini, ya.

  • Ar-Rayyan -> Pintu surga bagi orang yang gemar berpuasa
  • Ash-Shadaqah -> Pintu surga bagi yang gemar bersedekah
  • Ash-Shalat -> Pintu surga bagi yang menunaikan salat wajib, ditambah salat sunat, serta menyempurnakan wudu, gerakan, dan bacaan salat.
  • Al-Jihad -> Pintu surga bagi orang yang ikhlas dalam berjihad
  • Adz-Dzikra -> Pintu surga bagi orang yang gemar berzikir
  • Al-Ayman -> Pintu surga bagi orang yang masuk surga tanpa hisab
  • Al-Kadziminal Ghaidz wal Afina -> Pintu surga bagi orang yang mampu mengendalikan amarah
  • Babul Walid -> Pintu bagi orang yang berbakti pada orang tua

Related:

Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah? 

Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak

Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk!

1.1 Menunaikan Salat Lima Waktu

Wanita perindu surga menunaikan salat lima waktu

Salat merupakan tiang agama dan rukun Islam yang kedua. Gerakannya dimulai dari takbir dan diakiri dengan takbir. Ibadah ini bersifat dan dzahir dan batin, jadi bukan hanya menyangkut fisik saja yang bergerak, tetapi perihal yang berhubungan pula dengan batin.

Amalan dzahir pada salat meliputi niat, kaifiyat atau tata acara, serta waktu. Dari awal salat kita harus melakukannya dengan niat yang benar. Tata caranya pun harus sesuai contoh Nabi. Dan, dilakukannya pada saat-saat yang tepat.

Sedangkan amalan batin ditandai dengan kekhusuan salat kita. Sulit memang khusu saat salat itu karenanya berpahalakan surga Firdaus. Bagi yang tidak salat, neraka Sahorlah balasannya. Yang lalai salat pun masuk neraka. Allah akan memasukkan mereka ke neraka Wel.

Sedih, ya, kita yang melaksanakan salat pun masih ada kemungkinan untuk masuk neraka. Untuk meningkatkan kualitas salat, kita harus memperhatikan perihal kelalaian tersebut.

Lalai salat itu bisa terjadi sebelum, saat, dan setelah kita melaksanakannya. Lalai sebelum salat bisa berupa penunda-nundaan padahal azan telah lama berkumandang. Kalau saat salat, misal kita melamun atau mengkhayal. Sedang lalai setelah salat ditandai dengan gagalnya salat tersebut mencegah dari berbuat kemaksiatan.

1.2 Berpuasa di Bulan Ramadan

Wanita perindu surga berpuasa di bulan Ramadan

Saum merupakan rukun Islam yang keempat. Sama halnya seperti salat, saum pun merupakan amalan dzahir dan batin. Amalan dzahirnya adalah menahan rasa lapar dan haus, sedangkan amalan batinnya menahan hawa nafsu.

Adapun tanda-tanda keberhasilan kita dalam melaksanakan ibadah puasa di bulan Ramadan adalah:

  • Mempermudah ibadah di bulan Sya’ban
  • Memenuhi target bacaan Al-Quran, minimal khatam dalam waktu satu bulan
  • Memelihara lidah
  • Memelihara pandangan
  • Menghidupkan malam dengan ibadah
  • Tidak makan berlebihan saat berbuka
  • Mengoptimalkan infaq
  • Memaksimalkan 10 hari terakhir
  • Tidak bermaksiat setelah Ramadan berlalu
  • Tidak berhenti melakukan amalan yang dilakukan saat bulan Ramadan

1.3 Menjaga Kemaluan

Wanita perindu surga menjaga kemaluan

Menjaga kemaluan di sini berarti menjauhkan diri dari:

  • Zina mata
  • Zina telinga
  • Zina kaki
  • Zina tangan
  • Zina pikiran

Seperti yang telah dijelaskan hadits berikut:

Sesungguhnya Allah telah menetapkan atas diri anak keturunan Adam bagiannya dari zina. Dia mengetahui yang demikian tanpa dipungkiri. Mata bisa berzina, dan zinanya adalah pandangan (yang diharamkan). Zina kedua telinga adalah mendengar (yang diharamkan). Lidah (lisan) bisa berzina, dan zinanya adalah perkataan (yang diharamkan). Tangan bisa berzina, dan zinanya adalah memegang (yang diharamkan). Kaki bisa berzina, dan zinanya adalah ayunan langkah (ke tempat yang haram). Hati itu bisa berkeinginan dan berangan-angan. Sedangkan kemaluan membenarkan yang demikian itu atau mendustakannya. (H.R. Bukhari no. 6243 dan Muslim nom 2657. Lafadz hadits di atas milik Muslim)

1.4 Menaati Suami

Wanita perindu surga menaati suami

Banyak hadits yang menjelaskan kewajiban menaati suami, di antaranya adalah:

Pernah ditanyakan kepada Rasulullah shalallahu alaihi wassalam, “Siapakah wanita yang paling baik? Jawab beliau, “Yaitu yang paling menyenangkan jika dilihat suaminya, menaati suami jika diperintah, dan tidak menyelisihi suami pada diri dan hartanya sehingga membuat suami benci.” (H.R. An-Nasai no. 3231 dan Ahmad 2:251. Syaikh al-Albani mengatakan bahwa hadits ini hasan shahih)

“Istri mana saja yang meninggal dalam keadaan suaminya rido kepadanya maka niscaya dia akan dimasukkan kedalam surga. ” ( HR Tarmidzi )

Rasulullah bersabda, “Seandainya aku akan memerintahkan seseorang sujud kepada seorang niscaya aku perintahkan istri sujud kepada suaminya.” (HR Tirmidzi)

Masyaallah sungguh ini merupakan tamparan bagi wanita yang tidak menaruh rasa hormat pada suami. Lalu adakah batasan dalam ketaatan pada suami? Hadits berikut menjelaskannya.

“Tidak ada ketaatan di dalam maksiat, taat itu hanya dalam perkara yang ma’ruf.” (H.R. Bukhari no. 7257; Muslim no. 1840)

Jadi, perintah taat kepada suami itu terbatas pada ketaatan dalam hal yang ma’ruf. Jika suami memerintah untuk melakukan maksiat, tidak ada kewajiban untuk mematuhinya.

Lalu apakah ma’ruf itu?

“Al-ma’ruf artinya perbuatan kebaikan dan perbuatan ketaatan dan semua yang diketahui baiknya oleh syariat dan akal sehat.” (Tafsir as-Sa’d, 1/194-196)

Penutup

Alhamdulillah kajian minggu ketujuh berjalan lancar. Dari majelis ilmu ini saya menjadi tahu bahwa seorang wanita itu punya kesempatan untuk memasuki surga dari pintu mana pun.

Kita bisa mendapatkan kesempatan itu dengan memenuhi beberapa syarat. Syarat yang pertama adalah menunaikan salat lima waktu, kemudian berpuasa di bulan Ramadan, menjaga kemaluan, dan menaati suami.

Bagi para wanita perindu surga, yuk, mulai berbenah dengan menyempurnakan syarat-syarat di atas agar kedelapan pintu surga terbuka lebar.

12 pemikiran pada “Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?”

  1. Bingung mau komentar apa dari tulisan ini.. mau sih mau mengusahakan jadi wanita yang mendapat syurga, tapi cemas dan rasanya hampir tak mungkin, mengingat masih banyak kekurangan diri.. Semoga kita semua diberi kemampuan oleh Allah untuk meraih cita cita mulia ini Amiin

    Balas
  2. Perempuan di mata Agama sebenarnya kedudukannya sangat dibutuhkan tak hanya melengkapi sang imam dan melahirkan keturunan semata. Tapi juga menjaga sebaik-baiknya manusia untuk dunia agar bisa menjadi penghuni surga.

    Balas

Tinggalkan komentar