Sejarah Baitul Maqdis, Perjalanan Panjang Tanah Suci Tiga Agama

Sebelumnya, saya menulis tentang sejarah Hagia Shopia. Ternyata membahas masa lalu, merenunginya, dan mengambil pelajaran atas apa yang telah terjadi memberikan pengalaman batin yang memuaskan. Oleh karena itu, kini saya tertarik menambah wawasan lagi dengan mempelajari sejarah Baitul Maqdis.

Baitul Maqdis bisa merujuk pada tiga tempat, yakni Masjidil Aqsa, Yerussalem, dan Ardhul Mubaraq. Ketiganya sama saja, terletak di Palestina. Hanya berbeda ruang lingkup wilayahnya. Masjidil Aqsa berarti komplek masjid, Yerussalem berarti kota, dan Ardhul Mubaraq artinya bumi yang diberkahi.

Membahas Palestina memang tidak ada habisnya. Ia semacam “aib” di zaman modern. Bagaimana mungkin di masa kebebasan HAM dan demokrasi masih ada negara yang dijajah secara terbuka di depan mata dunia. Lebih ironisnya lagi, negara lain tidak bisa berkutik.

Palestina memang merupakan tanah suci bagi tiga agama, sehingga sejak zaman dulu menjadi wilayah yang mereka perebutkan. Setiap agama memiliki alasannya masing-masing, berikut di antaranya:

  • Bagi Yahudi, Yerussalem adalah tanah terjanji.
  • Bagi Nasrani, Yerussalem merupakan tempat Yesus mengadakan perjamuan terakhir, sebelum salah satu muridnya, yakni Yudas Eskariot, berkhianat. Selain itu, di sana juga terdapat bukit Golgota yang mereka percaya sebagai tempat penyaliban Sang Juru Selamat.
  • Bagi Islam, Baitul Maqdis merupakan kiblat pertama. Selain itu, Nabi Muhammad pernah bersabda, bahwa kita tidak perlu bersusah-susah, kecuali untuk mengunjungi tiga tempat, yakni Masjid Haram, Masjid Nabawi, dan Masjid Aqsa.

Sejarah Baitul Maqdis

Untuk mempelajari sejarah Baitul Maqdis, saya kembali mengunjungi kanal Youtube Ustadz Feliz Siauw. Sejauh ini, jika ingin mengetahui sesuatu yang berhubungan dengan sejarah, saya seringnya memilih konten yang Ustadz Felix bawakan.

Bukan berarti tidak suka penceramah lain, tetapi lebih ke preferensi pribadi saja. Untuk urusan lain, tidak jarang saya pun menyimak ceramah ustadz lain yang sama bagusnya.

Di video tentang Baitu Maqdis ini, Ustadz Felix mencoba meluruskan bahwa yang kita sebut Masjid Aqsa itu merupakan sebuah komplek, jadi bukan satu bangunan masjid. Di sana terdapat beberapa masjid.

Yang menyebabkan salah persepsi ini adalah karena di pikiran kita telanjur terbentuk suatu ide. Bahwasannya masjid itu adalah suatu bangunan yang ada kubahnya dan biasanya ada simbol bulan bintang. Padahal syarat sebuah masjid itu adalah hanya memiliki tempat, batas, dan kiblat.

Membahas Baitul Maqdis berarti juga akan membahas Bani Israil dan Yahudi. Sebagai bangsa dan agama tertua di antara dua agama samawi yang lain membuatnya memiliki ikatan erat dengan Baitul Maqdis.

Israil merupakan nama lain dari Nabi Ya’kub, sehingga seluruh keturunannya kita sebut bani Israil. Nabi Ya’kub mempunyai 12 anak dari 4 istri. Salah satu anaknya bernama Yahuda dan anak keturunannya yang kita sebut Yahudi. Jadi, Yahudi itu merupakan bagian dari Bani Israil.

Linimasa Bani Israil Sebelum Masehi

Sejarah Baitul Maqdis, perjalanan panjang tanah suci tiga agama

  • Nabi Yusuf menjadi bendahara di Mesir. Beliau mengajak seluruh saudaranya pindah ke sana demi kehidupan yang lebih baik. Mereka beranak pinak dan tinggal di sana untuk waktu yang lama.
  • Pada zaman Nabi Musa dan Nabi Harun, Bani Israil masih tinggal di Mesir. Namun, karena Firaun memperbudaknya, jadi kedua nabi tersebut mengajak mereka ke tanah yang dijanjikan. Bani Israil lolos dari kejaran sang raja, tetapi Allah menyesatkan mereka dalam empat masa karena mereka ingkar kepada Allah dan Nabi-Nya.
  • Bani Israil bisa masuk Palestina pada masa Yusha Bin Nun, tetapi mereka masih Ingkar. Yusha membagi Palestina menjadi 12 bagian sesuai jumlah anak Nabi Ya’kub. Kemudian Yusha membagi lagi Palestina menjadi dua bagian, yakni Israel di sebelah utara yang beribu kota Samaria dan Yehuda di Selatan yang beribu kota di Yerussalem.
  • Pada 722 SM Assyria menaklukkan bagian utara. Tidak lama kemudian, Babilonia yang dipimpin Nebukanezar menaklukkan Assyria.
  • Tahun 597 SM kerajaan Babilonia menaklukkan kerajaan Yehuda.
  • Kerajaan Babilonia menghancurkan Haikal Sulaiman pada tahun 596 SM. Banyak bangsa Yahudi yang dibawa ke Babilonia untuk dijadikan budak.
  • Pada tahun 539 SM, Persia mengalahkan Babilonia. Raja Cyrus mengembalikan bangsa Yahudi ke daerah asal.
  • Saat Darius Agung berkuasa, dia kembali membangun Haikal Sulaiman pada tahun 516 SM.

Linimasa Bani Israil Sebelum Masehi

  • Haikal Sulaiman kembali hancur karena serangan bangsa Romawi pada tahun 70 M. Bangsa Yahudi terusir lagi dan menyebar ke negara-negara Eropa. Inilah yang kita sebut diaspora.
  • Dari tahun 250 sampai 1948 M ada lebih dari 80 kasus anti-Yahudi. Mereka memiliki sifat serakah, ingkar janji, pengecut, suka mengolok-olok, dan berbagai sifat tercela lainnya, sehingga terusir dari berbagai negara.
  • 1860 lahirlah seseorang yang kelak kita kenal sebagai Bapak Zionis. Dialah Theodor Hezrl, seorang Yahudi Austria.
  • Pada saat berusia 36 tahun. Hezrl menulis buku yang berjudul Der Judenstaat/The Jewish State. Buku itu berisi pentingnya Yahudi memiliki sebuah negara. Hezrl mendapatkan sponsor dari Lord Rothschild.
  • Kongres Zionis pertama menghasilkan keputusan bahwa Yahudi harus memiliki sebuah negara. Kongres tersebut berlangsung pada tahun 1897. Tentu saja wilayah yang menjadi incaran adalah tanah terjanji. Pada saat itu, khilafah Usmani yang sedang berkuasa di Palestina di bawah kepemimpinan Sultan Abdul Hamid II.

Penutup “Sejarah Baitul Maqdis, Perjalanan Panjang Tanah Suci Tiga Agama”

Bagaimana tanggapan Sultan Abdul Hamid II terhadap kongres Yahudi tersebut? Dan negara mana saja yang turut memuluskan upaya bani Israel untuk memiliki sebuah negara?

Penjelasan Ustadz Felix Siauw berhenti di sana karena ini baru bagian pertama. Next, insyaallah saya lanjutkan lagi ulasan mengenai sejarah Baitul Maqdis ini, ya. Playmates, setelah saya menonton bagian keduanya.

Satu pemikiran pada “Sejarah Baitul Maqdis, Perjalanan Panjang Tanah Suci Tiga Agama”

Tinggalkan komentar