Review Suka-suka Novel Death on the Nile

Judul : Death on the Nile (Pembunuhan di Sungai Nil)
Penulis : Agatha Christie
Tebal: 408 Halaman
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan kedelapan, Januari 2018

Blurb: Gadis itu terbaring miring. Posisinya wajar dan tenang. Tapi di atas telinganya ada lubang kecil dengan bekas darah kering di sekelilingnya. Kemudian pandangan Poirot tertuju pada dinding putih di depannya dan ia menarik napas dalam-dalam. Dinding putih bersih itu dikotori huruf “J” berwarna merah kecoklatan yang ditulis dengan gemetar. Poirot membungkuk di atas mayat gadis itu dan dengan hati-hati mengangkat tangan kanan si gadis. Salah satu jarinya bernoda merah kecoklatan….

***

Novel ini bercerita tentang cinta segitiga antara Linnet Ridgeway, Simon Doyle, dan Jacqueline de Bellefort. Simon dan Jacky merupakan pasangan kekasih yang sama-sama miskin, mereka telah bertunangan. Sedangkan Linnet merupakan sahabat Jacky yang di usia dua puluh sudah menjadi salah seorang gadis terkaya di Inggris.

Cerita ini dibagi dua bagian, bagian Inggris dan bagian Mesir. Bagian pertama merupakan perkenalan para tokoh selain Linnet, Simon, dan Jacky, juga alasan bagi mereka yang akan mengunjungi Mesir.

Mereka adalah Joanna Southwood (teman Linnet yang julid), Lord Windlesham (seorang bangsawan yang menaruh hati pada Linnet), Tim Allerton (sepupu Joanna), Mrs. Allerton (ibu Tim), Miss Van Schuyler (wanita tua Amerika yang galak), Miss Bowers (Perawat Miss Van Schuyler), Cornelia Robson (wanita muda saudara Miss Van Schuyler), Andrew Pennington (wali Linnet), Sterndale Rockford (rekan Pennington), William Carmichael (pengacara Linnet), Jim Fanthorp (keponakan Carmichael), Mrs. Otterbourne (penulis novel), dan Rosalie Otterbourne (anak Mrs. Otterbourne) serta ada beberapa tokoh yang baru diperkenalkan di bagian dua and the last but not least Hercule Poirot, our intellegent detective.

Simon yang telah bertunangan dengan Jacky secara tiba-tiba malah menikah dengan Linnet. Pernikahan ini menjadi perbincangan hangat karena adanya perbedaan status sosial yang mencolok.

Simon dan Linnet kemudian berbulan madu ke Mesir, yang mengejutkan ternyata Jacky mengikuti terus kemana pun mereka pergi. Linnet merasa terintimidasi, sedang Simon marah besar.

Setting tempat cerita ini kebanyakan di sebuah kapal yang menyusuri sungai Nil. Pada suatu malam Jacky terlalu banyak minum. Dia meracau dan menjadi tidak terkendali hingga menembak kaki Simon.

Keesokan paginya, berita penembakan kaki Simon kalah menggemparkan dengan ditemukannya Linnet dalam keadaan tidak bernyawa dengan luka tembak di kepala.

Siapakah yang membunuh Linnet? Samakah pelakunya dengan yang menembak Simon, mengingat di dinding dekat tempat tidur Linnet ada tanda huruf “J” berwarna merah darah?  Mampukah Hercule Poirot menemukan pelakunya dengan mudah, sedang ada beberapa pihak yang diuntungkan dengan kematian Linnet? Tragisnya, kematian itu ternyata merupakan awal dari dua kematian berikutnya. Biar lebih seru baca sendiri saja novelnya 🤭❤️

***

Saya selalu jatuh cinta pada buku-buku Agatha Christie. Di bagian-bagian awal memang belum terlalu menggebu-gebu saat membacanya, tetapi begitu mendekati klikmaks rasanya tidak mau berhenti, penasaran.

Dari awal saya sudah mengira bahwa yang akan meninggal itu Linnet, tetapi tidak menyangka waktunya itu tepat setelah penembakan kaki Simon. Saat sedang fokus pada Simon, ternyata di bab berikutnya tanpa ada aba-aba langsung ada kabar Linnet meninggal, saya shock 

Part yang paling mengesankan adalah saat Hercule Poirot berbincang dengan Linnet, Jacky, dan Simon secara terpisah. Mereka menceritakan kisah cinta segitiga itu menurut sudut pandang masing-masing. Hal ini tampak sepele, tetapi mampu menggambarkan karakteristik tiga tokoh utama secara gamblang, dengan pendekatan psikologi. Kapan ya saya bisa nulis seperti itu? 😂