Saat zaman kuliah, saya pernah keranjingan Facebook. Sedikit-sedikit update status, sedikit-sedikit upload foto. Sampai pada satu masa, saya lelah dengan semua itu. Bahkan, saat Instagram mulai menggeser FB, saya tetap tidak terlalu aktif. Hingga kemudian saya menyadari pentingnya optimasi media sosial.
Kesadaran itu muncul kala saya menjadi penulis ala ala. Bagaimana mungkin, saya bisa mem-branding diri dan menunjukkan karya kalau tidak aktif di media sosial? Mulailah saya memakmurkan Instagram.
Saya yang sudah pada tahap tidak suka wara-wiri di dunia maya mulai memaksakan diri membuat huru-hara. Meskipun tidak menampakkan wajah, saya rajin posting kegiatan sebagai penulis atau memasarkan buku.
Saya pun rajin join berbagai komunitas untuk follow for follow atau like for like untuk meningkatkan engagement media sosial. Jempol ini sampai pegal seharian melakukan tugasnya. Follower, love, dan comment memang meningkat, tetapi sayangnya kerap ada yang berbuat curang.
Semenjak aktif menjadi seorang blogger, saya tidak terlalu aktif mengoptimasi Instagram. Sekarang saya lebih fokus menerapkan SEO di blog. Seharusnya optimasi media sosial juga tetap dilakukan, tetapi saya belum bisa mengatur waktunya.
Optimasi Media Sosial
Saya beruntung pada Kamis lalu mendapatkan kelas materi perihal optimasi media sosial dan copywriting. Panita OPREC ODOP menghadirkan Kak Karyati Niken sebagi narasumber. Kak Niken merupakan Direktur Digital PR Agency Casa Creative.
Sang narasumber menyebutkan bahwa media sosial adalah media komunikasi dalam format teks, foto, video, maupun suara yang pemanfaatannya menggunakan perangkat internet. Media online disebut juga cybermedia, internet media, dan new media.
Jenis-jenis media online meliputi:
- Portal (situs web, blog, dan media sosial)
- Radio online
- TV online
Dari pembagian jenis media online di atas berarti selama ini saya melakukan optimasi pada jenis portal. Hanya saja berpindah yang tadinya lebih aktif di media sosial menjadi lebih fokus ke blog.
Media Online VS Konvensional
Sekitar tahun 2009, media online mulai ujuk gigi. Perlahan ia muncul menggeser kedigjayaan media konvensional. Dalam kurun waktu relatif singkat terjadilah perubahan sangat signifikan di dunia penyebaran berita.
Sebelumnya kita mendapatkan berita dari media cetak atau media elektronik. Kita membutuhkan jeda dalam memperoleh informasi karena berita tidak langsung tersebar saat itu juga.
Berikut karakteristik media online yang menjadi antitesis dari media konvensional.
- Kecepatan (publikasi dalam hitungan detik)
- Kemudahan akses
- Bisa di-update/dihapus kapan saja
- Interaksi dengan pembaca/pengguna
Mengenal SEO
SEO merupakan akronim dari Search Engine Optimization. Singkatnya, ia merupakan teknik yang digunakan untuk optimasi suatu website. Perannya adalah untuk memengaruhi peringkat pencarian dan jumlah pengunjung ke situs berita.
SEO sangat penting baik bagi blogger maupun situs berita online karena ia bisa meningkatkan visibilitas dan aksesibilitas. Optimasi konten berbasis SEO bisa diterapkan dengan:
- Keyword research (penggunaan dan penempatan kata kunci)
- Konten marketing (kejelasan 5W1H)
- Kecepatan akses (terkait teknik website/penyedia layanan)
- Link (tautan) internal
- Sub header (penempatan H1,H2,H3 sesuai kebutuhan)
Pada dasarnya SEO bagi blogger dan situs berita online itu hampi sama. Bedanya ada di personal touch. Blogger bisa leluasa menuliskan pemikirannya dalam jumlah kata yang banyak. Namun, situs berita online biasanya hanya berjumlah sekitar 300 kata.
Dalam 300 kata tersebut harus memuat 5W1H. Berita tetap wajib memuat nilai berita, bukan sekadar kata kunci. Setiap kalimatnya harus singkat, jelas, informatif, serta berdasarkan data dan fakta.
Selain itu prinsip dasar penulisan dituntut efektif. Itu berarti berita tersebut harus mengandung lead, badan artikel/isi berita, dan closing/CTA (call to action)
Penutup “Optimasi Media Sosial, Sepenting Apakah?”
Jika kita mau menelaah, sosial media itu bukan hanya wadah untuk eksistensi kealayan diri. Ia merupakan media efektif untuk personal branding dewasa ini. Misal, kita berniat menjadi seorang blogger, kita harus mengoptimasi media sosial agar tercipta image bahwa kita memang seorang blogger.
Dalam upaya tersebut, kita wajib belajar SEO agar visibilitas dan aksesibilitas website meningkat. Pada dasarnya SEO bagi blogger dan situs berita online hampir sama. Namun, bagi situs berita online tetap harus mengedepankan nilai berita di banding sekadar kata kunci.
Media sosial dan segala dinamikanya seyogyanya bisa membuat kita semakin kreatif. Alih-alih menyerah dengan segala perubahan yang terjadi. Selama mau belajar, kita tidak akan pernah tertinggal. Yuk, optimasi media sosial, jangan biarkan dirimu terpental!
Sekarang ini personal branding emang jadi kebutuhan banget. Apalagi yang kerjanya dari digital. Nice sharing kak
Makanya kemarin aku sempet lumayan stress waktu akun instagranku ilang. Karena udah secapek itu branding selama 6 tahun ðŸ˜