Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau, Bisakah?

Di akhir bulan November, suasana di sekolah si cikal agak gaduh. Hal itu karena beredarnya berita bahwa mulai bulan Desember akan ada penyesuaian besaran iuran bulanan. Galau? Pastinya dong, butuh banget tips mendapatkan ketenangan hati anti galau.

Selain iuran, biaya masuk SDIT yang ada dalam naungan yayasan yang sama dengan TK tersebut mengalami kenaikan yang signifikan. Pikiran langsung mumet mengingat tahun ajaran baru nanti harus menyiapkan dana hampir dua digit.

Kabar ini langsung menjadi perbincangan hangat di antara para orang tua murid. Hampir semua berkomentar, mulai dari yang mengeluarkan pendapat dengan nada biasa hingga berapi-api. Atmosfer kegalauan meliputi lingkungan sekolah.

Entah kebetulan atau suatu kesengajaan, tema kajian rutin mingguan POMG di sekolah si cikal Jumat itu bertema tips anti galau. Seperti biasa saya bersemangat untuk menghadirinya. Untuk kali ini terselip juga rasa penasaran.

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!

1. Kata Pengantar Kajian

Kajian kala itu sedikit berbeda. Biasanya narasumber hadir seorang diri. Namun, Ustaz Acep membawa serta seorang lelaki muda untuk memberikan kata pengantar. Mungkin asistennya atau seseorang yang sedang dipersiapkan untuk menjadi pembicara juga.

Suasana agak gaduh. Gitu ya kalau ibu-ibu mah sepertinya susah untuk menutup mulut, hhe. Kalau narasumber lain biasanya mengabaikan, tetapi lelaki muda ini beberapa kali menegur dengan meminta untuk meluruskan niat hadir ke kajian ini apa. Agar telinga, mata, dan hati lebih siap menerima siraman kalbu.

Selanjutnya beliau mengatakan bahwa tidak ada pemberian yang paling berharga selain akhlak dan moral. Keduanya dapat kita ajarkan kepada anak dengan cara memberikan teladan. Aspek kognitif, afektif dan psikomotor menjadi hal yang terlibat dalam proses ini.

Anak-anak dapat melihat cara dan sikap kita dalam menghadapi kegalauan. Apakah marah-marah, memaki, terdiam, atau menepi? Mereka akan merekam dan mencontoh semua itu. So, kita harus hati-hati, ya, ada makhluk kecil yang senantiasa mengawasi.

Related:

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

2. Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau

Mendapatkan ketenangan hati anti galau

Saat giliran Ustaz Acep berbicara, masih ada suara bisik-bisik yang terdengar. Saya duduk di barisan depan, sehingga dapat melihat raut wajahnya yang agak terganggu akan itu.

Tadinya saya khawatir beliau marah, tetapi ternyata beliau malah melakukan ice breaking yang membuat suasana riuh. Setelah fokus emak-emak sudah lebih baik, Ustaz Acep mulai memaparkan materi.

Ustaz Acep menyebutkan bahwa tenang adalah kondisi saat kita terhindar dari keraguan, kebimbangan, rasa takut, cemas dan sejenisnya. Sedang galau merupakan bentuk perasaan kurang nyaman, sedih, gelisah, menyesal, bingung, dan sejenisnya.

Dari pengertian tersebut kita bisa menyimpulkan galau itu perasaaan, bukan kejadian. Beliau memberikan contoh kenaikan iuran. Sontak saja ruangan bergemuruh. Kata Ustaz Acep ini merupakan pesanan pihak sekolah. Dengan nada bercanda tentunya.

Yang merupakan kejadiannya adalah kenaikan iuran, sedangkan galau yang menyertai merupakan sebuah perasaan. Kejadian yang terjadi tentu di luar kendali kita.

Akan tetapi, kita selalu bisa mengendalikan perasaan. Itu pastinya terasa syuliiit, tetapi kita harus fokus pada hal-hal yang memang bisa kita kendalikan.

Related:

Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah?

Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak

2.1 Penyebab Galau

Sebelum menginginkan hati yang tenang dan damai, kita harus mengetahui penyebab galau terlebih dahulu. Hal yang bisa menyebabkan galau, di antaranya:

  • Kehilangan sesuatu yang dicintai
  • Kecemasan tidak bisa mengontrol pikiran
  • Persoalan hidup yang berat
  • Tidak memiliki jalan keluar

Sekali lagi, galau itu merupakan bentuk perasaan. Saat kita bisa mengelolanya dengan baik, semua akan lebih mudah.

Kehilangan sesuatu yang dicintai memang berat, tetapi sebagai seorang muslim kita harus mempunyai keyakinan bahwa semua yang terjadi itu atas seizin Allah. Kalaupun kita kehilangan, insyaallah Allah ganti dengan yang lebih baik.

Menurut penelitian, 94%-96% kecemasan itu tidak terjadi, so kita harus pintar-pintar mengelolanya. Kemudian pemecahan persoalan hidup yang berat itu ada dua kemungkinan, yakni menjadikan suatu permasalahan menjadi ringan atau menjadikan pundak kita lebih kuat dalam menopang masalah.

Perihal jalan keluar dari sebuah masalah, terdapat ayat al-quran yang membahasnya, di antaranya surat ath-thalaq ayat 2-3.

(2) Maka apabila mereka telah mendekati akhir idahnya, maka rujuklah (kembali kepada) mereka dengan baik atau lepaskanlah mereka dengan baik dan persaksikanlah dengan dua orang saksi yang adil di antara kamu dan hendaklah kamu tegakkan kesaksian itu karena Allah. Demikianlah pengajaran itu diberikan bagi orang yang beriman kepada Allah dan hari akhirat. Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya.

(3) Dan Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu.

Dari dua ayat tersebut, kita mengetahui bahwa Allah akan memberikan jalan keluar bagi orang yang bertaqwa dan bertawakal kepada Allah SWT.

Related:

Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk!

Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?

2.2 Solusi Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau

Penyebab hati galau

  • Jika kita ingin mengubah keadaan, maka kita harus mengubah diri sendiri lebih dahulu.
  • Untuk mengubah diri sendiri secara efektif, terlebih dahulu kita harus mengubah persepsi kita.
  • Dan, untuk mengubah persepsi, mulailah dengan hati kita.

Imam Al-Ghazali mengungkapkan bahwa hati merupakan sesuatu yang paling berharga dalam diri manusia. Karena dengan hatilah, seseorang mampu mengenal Allah, beramal untuk mengharap rida-Nya, dan juga guna mendekatkan diri kepada-Nya.

Sedangkan jasad pada hakikatnya hanyalah menjadi pelayan dan pengikut hati. Sebagaimana seorang pelayan terhadap tuannya.

3. Penutup

Rasa galau merupakan hal yang manusiawi. Namun, alangkah baiknya jika kita bisa mengelola rasa itu. Kita tidak bisa memaksakan suatu hal buruk untuk tidak terjadi, tetapi kita selalu bisa untuk mengendalikan perasaan.

Memang terasa sulit, tetapi fokus pada apa yang bisa kita perbaiki akan lebih baik daripada terus memikirkan hal-hal di luar kendali kita. Untuk refreshing atau healing biasanya kita lebih memilih untuk pergi ke suatu tempat yang baru.

Hal itu tidak salah, tetapi yang menjadi pangkal adalah hati. Tempat baru mungkin bisa menyegarkan pikiran untuk beberapa saat. Namun, apakah itu akan bertahan saat kita kembali ke rumah jika hati belum dibenahi?

Hal pertama yang harus diberi perhatian adalah hati. Sebagai muslim kita sepatutnya mengisi dengan hal-hal yang bisa mendekatkan diri kepada-Nya, seperti memperbanyak amal harian.

Jika biasanya sehari kita salat fardu sebanyak 17 rakaat. Saat galau cobalah menambah dengan salat sunat sehingga berjumlah 40 rakaat.

Dengan menyibukkan diri mengerjakan amal harian, insyaallah hati kita menjadi tenang karena semakin menyadari bahwa semua yang terjadi sudah menjadi ketetapan Allah. Setelah galau pergi pun, semoga amalan harian itu menjadi kebiasaan.

Masyaallah kajian kali ini sungguh bermanfaat seperti biasanya. Semoga kita bisa menerapkan tips mendapatkan ketenangan hati anti galau ini, ya, Playmates.