Menciptakan Surga dalam Keluarga di Bulan Ramadan

Assalamualaikum warahmatullahi wabaraktuh, salam sehat untuk semua, ya, Playmates. Meskipun kajian rutin di semester dua tidak seefektif saat semester satu. Alhamdulillah, kajian hadir lagi sebelum datangnya bulan suci dan Itu menjadi amunisi untuk menyambut keagungannya. Siraman rohani kali itu berjudul Menciptakan surga dalam keluarga di bulan Ramadan.

Kami menunggu agak lama karena sang narasumber, Ustaz Asep Ridwan, M.Pd.I. rupanya salah kira perihal jadwal kajian. Yang harusnya pukul 08 00 malah beliau pikir pukul 09.00. Namun, sebelum pukul 09.00, beliau sudah berada di aula, tempat kajian berlangsung.

Setelah pembukaan dan pembacaan ayat suci Al-qur’an, Ustaz Asep Ridwan mulai memaparkan materi. Beliau mengatakan bahwa ada tiga golongan orang yang merugi, yakni:

  • Yang dibacakan salawat, tetapi tidak membacanya.
  • Yang sampai pada Bulan Ramadan, tetapi tidak memperoleh ampunan.
  • Yang hidup dengan orangtuanya, tetapi tidak berbuat baik.

Bulan Ramadan selalu menjadi bulan spesial bagi kita. Memori masa kecil kita merekam segudang kebahagiaan yang kita rasakan di bulan itu, jalan-jalan setelah salat subuh, pesantren kilat, ngabuburit, main sebelum tarawih, dan banyak lagi.

Hal seperti itu memang kerap menghiasi Bulan Ramadan, tetapi alangkah baiknya kita lebih fokus pada esensinya. Sungguh suatu kerugian bila kita tidak meningkatkan ibadah, sedangkan potensi pahala begitu bertabur di bulan suci.

Selain pahala, ampunan juga merupakan hal yang seharusnya kita perjuangkan dalam tiga puluh hari istimewa tersebut. Seperti kata-kata di atas yang menyebutkan bahwa kita termasuk golongan orang yang merugi jika Allah telah memberikan umur sampai pada Bulan Ramadan, tetapi kita tidak menerima ampunan.

1. Menciptakan Surga dalam Keluarga

Menciptakan surga dalam keluarga di Bulan Ramadan

Apa yang tebersit di pikiran kalian saat mendengar kata surga, Playmates? Pastinya surga itu sesuatu yang indah, ya. Surga itu ada yang bersifat real dan psikologis.

Surga real berarti tempat di masa mendatang yang Allah persiapkan bagi hamba-Nya yang memiliki timbangan amal kebaikan yang banyak. Sebagai orang beriman kita wajib mengimani adanya surga ini kelak.

Sedang surga yang bersifat psikologis adalah hal indah yang ada di pikiran kita dan ini subjektif. Setiap orang memiliki surga versi masing-masing. Contoh, bagi orang yang suka membaca, perpustakaan dan toko buku merupakan surga.

Untuk membangun keluarga yang harmonis, tentu kita harus menciptakan suasana dan kondisi rumah yang hangat dan penuh cinta, agar setiap anggotanya merasakan bahwa rumahku itu surgaku. Menjelang datangnya bulan suci, Ustaz Asep Ridwan memberikan tips menciptakan surga dalam keluarga di Bulan Ramadan.

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah?

1.1 Keluarga Ahli Surga dan Neraka

Ada dua jenis keluarga, yakni keluarga ahli neraka dan keluarga ahli surga. Surat Al-gosiyah menyebutkan bahwa ciri-ciri ahli neraka adalah wajah tidak bercahaya, amal yang tidak dihargai, dan tidak ada makanan. Jadi bukan omong kosong, ya, kalau air wudu memang skincare terbaik yang menjadikan wajah bersinar.

Menjaga wudu merupakan sunnah nabi. Beliau selalu berwudu saat hendak tidur. Sang putri pun selalu dalam keadaan suci saat memberikan ASI pada anak-anaknya. Tampak sepele, tetapi ini merupakan hal yang krusial. Nabi dan putrinya memulai hal baik dengan menyucikan diri terlebih dahulu.

Allah tidak hanya memerintahkan kita menjauhikan diri dari api neraka, tetapi juga keluarga kita. Oleh karena itu, sehidup sesurga harus menjadi visi dalam setiap keluarga muslim. Keluarga yang memiliki surga di rumah dan surga di akhiran kelak. Aamiin ya rabbal alamiin.

Related:

Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak

Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk!

Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?

Rahasia Emas Bagi Pemburu Ilmu

Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau, Bisakah?

1.2 Nikmat Mutlaqah dan Nikmat Muqayyadah

Nitmat mutlaqah dan nikmat muqayyadah

Selama kita di dunia, Allah telah memberikan nikmat yang sangat banyak. Namun, sering kali kita tidak menyadarinya. Inilah nikmat mutlaqah, nikmat langsung dari Allah. Kita kerap abai bahwa bisa melaksanakan ketaatan kepada Allah juga merupakan sebuah rizki.

Ketaatan itu bisa berupa saum, berhaji, dan lain-lain. Kita harus meminta nikmat mutlaqah dengan doa berikut,

allahumarzukna thaataka wataata rasulika waamalan bikitabika.

Yang kedua adalah nikmat muqayyadah, nikmat secara tidak langsung. Nikmat ini biasanya lebih terasa dari nikmat mutlaqah. Contoh nikmat muqayyadah adalah punya rumah, kendaraan, dan menikah.

Seringkali kita menukar nikmat mutlaqah dengan nikmat muqayyadah, padahal kita seharusnya menarik nikmat muqayyadah ke nikmat mutlaqah. Bagaimana caranya? Dengan meniatkan ibadah atas semua yang kita lakukan.

Contohnya, mulailah bismillah saat mentrasfer uang untuk biaya sekolah anak. Insyaallah nikmat harta kita bisa menjadi nikmat mutlaqah. Masyaallah.

Di bulan Ramadan, segala apa yang kita lakukan akan memiliki nilai pahala yang berlimpah, baik nikmat muqayyadah maupun mutlaqah. Dan inilah surga.

Related:

Kualitas Hubungan dengan Pasangan, Pentingkah?

Melembutkan Hati yang Keras, Gimana Caranya?

Kalam Illahi Hadirkan Kebahagiaan yang Hakiki

Masuk Surga Sekeluarga, Mungkinkah?

Membangun Interaksi Mendidik AUD, Bagaimanakah?

1.3 Masuk Surga Sekeluarga

Sehidup sesurga menjadi cita-cita saya dan keluarga. Dengan bersama-sama terus melakukan kebaikan, insyaallah kelak Allah pertemukan lagi kami di surga-Nya. Aamiin. Hal itu tercantum dalam Surat Ath-Thuur ayat 21 dan Ar-Ra’d ayat 23.

Dan orang-orang yang beriman, beserta anak cucu mereka yang mengikuti mereka dalam keimanan, Kami pertemukan mereka dengan anak cucu mereka (di dalam surga), dan Kami tidak mengurangi sedikit pun pahala amal (kebajikan) mereka. Setiap orang terikat dengan apa yang dikerjakannya.

(yaitu) surga-surga ‘Adn, mereka masuk ke dalamnya bersama dengan orang yang saleh dari nenek moyangnya, pasangan-pasangannya, dan anak cucunya, sedang para malaikat masuk ke tempat-tempat mereka dari semua pintu.

Related:

Menutup Aurat dengan Sempurna, Harus Menunggu Siapkah?

Muslimah Mengaji Pribadi Teruji

Futur Menghancurkan Future

Perintah Salat Saat Isra Mi’raj

Mengelola Keuangan Keluarga dalam Islam

1.4 Paket Berbuka

Kita telah memiliki visi keluarga, yaitu seshidup sesurga. Visi itu akan tampak hanya berupa omong kosong bila tidak ada usaha untuk merealisasikannya. Mulai sekarang, kita harus lebih sering mengingatkan dan mengajak keluarga pada kebaikan.

Selama Bulan Ramadan, kita bisa mengisinya dengan banyak melakukan ibadah bersama. Berikut kegiatan yang bisa dilakukan bersama keluarga sebelum dan setelah berbuka:

  • Berdoa sebelum azan magrib berkumandang
  • Berbuka sesuai sunnah, dengan kurma atau air putih
  • Salat Magrib berjamaah
  • Memohon agar saum tadi siang diterima dan berniat besok lebih baik

2. Penutup

Surga merupakan tempat asal juga insyaallah menjadi tempat kita kembali kelak, tetunya setelah melakukan ketaatan kepada Allah selama di dunia. Selain yang itu, surga juga bisa berarti ketenangan jiwa.

Selama Bulan Ramadan, kita ingin beribadah dengan khusyu. Oleh karena itu ketenangan jiwa harus diusahakan agar ibadah lebih optimal. Ketenangan dalam beribadah akan lebih afdol bila diciptakan bersama-sama sekeluarga.

Kajian rutin sebelum bulan suci tahun ini memberikan insight bahwa menciptakan surga dalam keluarga di Bulan Ramadan bukanlah merupakan hal yang mustahil. Justru akan lebih mudah bila dikerjakan bersama-sama