Membangun Interaksi Mendidik AUD, Bagaimanakah?

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh, Playmates. Salam sehat untuk semua, ya. Alhamdulillah tiba saatnya si cikal menerima raport. Enam bulan terakhir sungguh memberikan pengalaman yang berbeda bagi saya yang baru pertama kali memiliki anak sekolahan. Saat pembagian raport berbarengan dengan parenting day dengan tema membangun interaksi mendidik AUD (Anak Usia Dini).

Parenting day merupakan salah satu event akbar yang diadakan setiap tahun di taman kanak-kanak tempat si cikal bersekolah. Pihak sekolah menggelar acara tersebut di akhir semester satu. Hanya orang tua yang menghadiri acara tersebut, sedang anak-anak sudah mulai liburan panjang dua hari sebelumnya.

Meskipun judulnya parenting day, tetapi yang menghadiri acara tersebut hampir semuanya bunda-bunda. Para ayah yang datang bisa dihitung dengan jari. Itu pun duduknya di barisan belakang. Sehingga dominasi emak-emak kian terasa.

Acara digarap dengan serius. Dekorasi mewah, aula yang wah, sponsor melimpah menjadi identitas acara parenting day hari itu. Begitu datang, saya langsung menerima snack, berbagai voucher dari sponsor, dan nomor doorprize yang nantinya bisa ditukar dengan hadiah yang memiliki nomor yang sama.

Posisi menunjukkan prestasi. Saya duduk di barisan depan, hanya dibelakangi ibu guru, narasumber, dan pimpinan pesantren. Sengaja saya memilih posisi itu agar dapat mendengar materi parenting dengan jelas.

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

Parenting day 2022 TK Persis Tarogong

1. Mendidik anak mengakibatkan stres?

Anak merupakan anugrah. Namun, pada perjalanan membersamai dan membesarkannya seringkali orang tua merasa stres. Berikut beberapa hal yang dapat membuat orangtua tertekan:

  • Tekanan kehidupan sehari-hari membuat banyak orang tua merasa bersalah.
  • Terganggu oleh perasaan bahwa kita dapat melakukan pekerjaan dengan lebih baik jika saja kita memiliki lebih banyak waktu, tidak terlalu lelah, atau mengetahui harus mulai dari mana. Seolah-olah kita dipaksa menjadi orang tua di waktu luang kita, setelah memenuhi tuntutan pekerjaan dan tanggung jawab rumah tangga.
  • Lupa untuk mengurus diri sendiri sehingga menyebabkan suasana hati buruk, keluhan somatik, bahkan gangguan fisik/mental, serta mengganggu kualitas pengasuhan.

Di sisi lain, ada pula orang tua yang tetap tenang menghadapi anaknya, bahkan saat anaknya memiliki kondisi spesial. Mereka mendidik anak dengan bahagia, tanpa drama, dan tanpa huru-hara. Dan, anak-anaknya pun mengalami kemajuan pesat.

Apa rahasia mereka? Mereka berkomunikasi kepada diri sendiri dan anak secara berbeda. Mereka memandang seluruh pengalaman mendidik anak dari sudut pandang baru.

Related:

Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah?

Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak

2. Bagaimana Membangun Interaksi Mendidik AUD di keluarga?

Membangun interaksi AUD (Anak Usia Dini)

Orang tua sering salah kaprah dengan menganggap bahwa setelah anak bersekolah maka hilanglah tanggung jawabnya dalam mendidiknya. Padahal sampai kapan pun orang tua tetap menjadi penanggung jawab utama. Pihak sekolah hanya membantu menambal kekurangan orang tua, baik dalam hal waktu atau kemampuan.

Oleh karena itu, orang tua harus mampu membangun interaksi mendidik AUD (Anak Usia Dini) yang berkualitas agar anak bisa tumbuh sesuai fitrahnya. Apakah itu mudah? Tentu saja tidak. Dr. Tina Hayati Dahlan sebagai narasumber pada parenting day kala itu menyebutkan setidaknya ada empat pilar utama dalam membangun interaksi yang berkualitas.

Empat pilar tersebut yaitu disiplin positif, penuh kedamaian, penuh kebersyukuran, dan welas asih. Interaksi mendidik yang demikian akan membuat anak percaya diri, mencintai dan menghargai dirinya dan orang lain, bahagia, bersyukur, menikmati berbagai pengalaman, dan mengembangkan perilaku positif.

Related:

Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk!

Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?

Rahasia Emas Bagi Pemburu Ilmu

2.1 Membangun Interaksi Mendidik AUD; Disiplin Positif

Membangun interaksi mendidik AUD; disiplin positif

Praktik disiplin positif dapat berupa:

  • Memberi batasan dan mengomunikasikan harapan kita secara jelas kepada anak.
  • Memberikan alasan tentang aturan dan batasan.
  • Mengajarkan dan melatih anak untuk mengendalikan diri.
  • Mengabaikan perilaku tertentu.
  • Mengarahkan perilaku anak.
  • Menggunakan konsekuensi yang alami dan logis.

2.2 Membangun Interaksi Mendidik AUD; Penuh Kedamaian

Membangun interaksi mendidik AUD; penuh kedamaian

Berikut rahasia orang tua yang penuh kedamaian:

  • Mengelola emosi dan tindakan diri sendiri
  • Membina keterhubungan
  • Melatih, bukan mengendalikan

Related:

Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau, Bisakah?

Kualitas Hubungan dengan Pasangan, Pentingkah?

Melembutkan Hati yang Keras, Gimana Caranya?

2.3 Membangun Interaksi Mendidik AUD; Penuh Kebersyukuran

Bersyukur adalah kegembiraan dan rasa terima kasih sebagai respons dari dalam diri dalam menanggapi situasi menerima ‘hadiah’ — baik berbentuk materi atau suatu kebaikan.

Ketika kita dengan sengaja membuka perhatian kita pada hal-hal yang kita syukuri, kita dapat melihat kesulitan yang kita hadapi sebagai orang tua dan kesulitan yang dihadapi anak kita dalam cahaya yang lebih terang dan akan memudahkan kita untuk memaafkan.

Bersyukurlah mulai dari bangun tidur. Duduk sejenak, bernapas dengan tenang dan tidak tergesa-gesa. Kemudian dengan khusyu’ berdoa:

Segala puji bagi Allah yang menghidupkan aku kembali setelah mematikan aku dan kepada Allah akan bangkit.

Tarik napas panjang, hirup oksigen sebanyak-banyaknya sampai memenuhi paru-paru, kemudian embuskan perlahan-lahan. Nikmati udara yang keluar masuk ke dalam tubuh kita.

2.4 Membangun Interaksi Mendidik AUD; Welas Asih

  • Membangun interaksi mendidik AUD; welas asih

Welas asih meliputi kasih sayang terhadap diri secara jasmani dan rohani. Sebelum menunjukkan kasih sayang pada orang lain, termasuk anak, pastikan kita telah memiliki welas asih pada diri sendiri.

Sayangi raga (jasmani) kita dengan cara:

  • Berkomunikasi dan berterima kasih pada anggota tubuh
  • Makan sesuai kebutuhan tubuh, bernutrisi, dan tepat waktu
  • Berolah raga rutin, istirahat yang cukup, dan tidur yang lelap

Sayangi diri (rohani) kita dengan cara:

  • Sadari pikiran dan perasaan
  • Proporsional
  • Carilah makna hidup
  • Nikmati pengalaman demi pengalaman
  • Memaafkan diri dan orang lain
    Produktif

Related:

Kalam Illahi Hadirkan Kebahagiaan yang Hakiki

Masuk Surga Sekeluarga, Mungkinkah?

3. Penutup

Alhamdulillah acara parenting day di sekolah si cikal berjalan lancar. Saya merasa takjub dengan meriahnya acara tersebut. Pihak sekolah dan para panitia bekerja sangat keras demi terlaksananya acara.

Saya senang bisa menghadiri acara tersebut. Saya merasakan banyak keseruan dan mendapatkan ilmu yang mahal tentang parenting.

Parenting merupakan ajang belajar bagi anak dan orang tua. Pada prosesnya orang tua mengasuh, tetapi pada kenyataannya anak sering kali memberi pelajaran pada kita.

Lebih jauh lagi, parenting bukan hanya mengasuh, tetapi juga mendidik, membimbing, dan merawat Hal itu menjadikan mendidik anak menjadi salah satu pekerjaan terberat sehingga sering mengakibatkan stres.

Meskipun anak merupakan makhluk pemaaf, kita tidak bisa terus-terusan mengabaikan perasaannya. Akan ada saatnya, jatah maaf anak habis sehingga bisa menyimpan dendam dan itu akan menjadi mata rantai yang sulit diputus.

Oleh karena itu kita harus mampu merangkul anak dan menciptakan suasana rumah yang aman dan nyaman bagi mereka. Dan, hal itu membutuhkan interaksi yang berkualitas dengan anak.

Dr. Tina Dahlan selaku narasumber memberikan banyak insight tentang pentingnya membangun interaksi yang berkualitas dengan anak usia dini. Kita bisa mencapai itu jika kita menerapkan pola asuh yang disiplin positif, penuh kedamaian, penuh kebersyukuran, dan welas asih.

Setelah mengetahui cara membangun interaksi AUD, semoga kita punya semangat baru dalam membersai anak-anak. Sehingga kita bisa menjalani hari-hari dengan lebih ikhlas dan lapang dada.