Lima Alasan Kalian Harus Mengunjungi Kampung Inggris Pare

Pada tahun 2011, sekitar bulan Juli-Agustus, saya dan dua orang sahabat pergi ke Pare, Kediri. Kami ke sana untuk mengunjungi sebuang kampung yang terkenal sebagai kampung Bahasa Inggris, yaitu Tulungrejo. Itu merupakan cita-cita saya semenjak lama. Kalau saja saya tahu tentang Pare lebih awal, tentu saya akan ke sana begitu lulus SMA, kalau perlu menunda kuliah selama satu tahun agar bisa mendalami Bahasa Inggris di sana ?

Saya tinggal di sana selama satu bulan setengah, sedangkan kedua sahabat saya dua bulan saja. Jadi dua minggu setelahnya, saya di sana sendirian. Uh, what a brave girl ? Padahal di sana banyak juga teman-teman baru. Namun, ya, tetap saja saya nangis sesenggukan saat dua sahabat saya pulang ke Garut.

 


Kami berangkat dari stasiun kereta Cimahi, di sana bergabung satu orang lagi. Kami berempat naik kereta api kelas ekonomi. Itu merupakan pengalaman pertama saya naik kereta api. Saat itu pelayanan transportasi kereta belum senyaman sekarang, masih ada pedagang asongan yang berlalu lalang, dan masih ada penumpang yang tidak kebagian tempat duduk. Namun, itu tidak mengurangi rasa antusias saya terhadap hal-hal baru.

Kami sampai di Kediri kurang lebih dua puluh empat jam setelahnya. Begitu turun dari kereta api kami menuju sebuah mobil sewaan yang sebelumnya telah disiapkan saudara salah seorang teman seperjalanan. Berbeda dengan di kota asal saya yang gampang sekali menemukan angkutan umum, di sana rasanya saya tidak melihat angkot berseliweran. Mungkin kalau sekarang itu tidak akan lagi menjadi kendala, mengingat sudah adanya aplikasi ojek online.

Periode belajar di Pare dimulai pertanggal 10 dan 25 jadi bagi yang ingin belajar di sana sebaiknya sudah sampai di lokasi sebelum tanggal itu, sehingga kalian mempunyai waktu untuk mencari tempat tinggal dan belajar yang sesuai keinginan. Kami pun saat itu tidak kebagian camp, yang tersisa hanya tempat kost biasa.

Untuk yang benar-benar ingin cepat bisa speaking memang dianjurkan memilih camp karena di camp biasanya diberlakukan 24 jam full english. Pada siang hari kita bisa memilih kursusan yang kita mau. Pada saat itu Daffodils yang paling dikenal sebagai jagonya kursusan speaking dan Smart sebagai jagonya grammar.

 


Kami tinggal selama dua minggu di kost-an, setelah itu alhamdulillah kami bisa tinggal di camp Cherry. Selain belajar di Cherry, saya juga mengambil kelas vocabulary dan speaking di Global English (sebenarnya ada satu lagi, tapi saya lupa kelas apa ?), kelas speaking di Oxford, dan kelas translation di Kresna.

Selain belajar, kami pun beberapa kali jalan-jalan. Kami menyewa sepeda, saat itu biaya sewanya 50.000/minggu. Pokoknya kenangan indah bin seru yang tak terlupakan ? Kami pergi ke Gumul untuk melihat bangunan yang mirip bangunan di Prancis itu, JJS ke Simpang Lima, foto-foto di masjid agung. Lain kali saya akan membahas lebih lengkap kalau sudah menemukan foto-fotonya ?

Sayang memang saat itu ponsel saya ponsel kentang yang tidak ada kameranya. Kalau tidak salah ponsel berkamera saya hanyut di pantai selatan ? Namun, tidak apa-apa lah karena kenangan itu masih tetap hidup dalam ingatan saya sampai sekarang ?

Nah, sekarang saya mau memaparkan lima alasan kenapa kalian harus mengunjungi Pare:

 


1. Tempat belajar bahasa yang intensif dan kondusif
Saat kalian memutuskan belajar bahasa Inggris di sana dijamin kalian akan lebih cepat mahir. Satiap harinya kalian bisa mengambil beberapa kelas sesuai minat. Ada kelas speaking, listening, grammar, vocabulary, translation, dan lain-lain. Kalau kalian tinggal di camp, itu lebih bagus lagi karena bisa mengakselerasi speaking skill kalian. Selain bahasa Inggris, di sana juga ada kursus bahasa Arab dan Mandarin.

2. Tutor kompeten
Kebanyakan tutor di sana bukan lulusan bahasa Inggris, tetapi kemampuannya tidak diragukan. Mayoritas dari mereka merupakan pengajar muda, sehingga pembelajaran lebih menyenangkan. Selain itu, tidak jarang kami belajar di luar ruangan sehingga suasana tidak membosankan.

3. Teman Lintas Daerah
Saya menemukan teman dari berbagai daerah di sana. Selain teman yang berasal dari pulau Jawa, ada juga yang dari Sumatra dan Kalimantan.

4. Biaya Hidup Murah
Mahal dan murah itu sebenarnya relatif, tetapi menurut saya harga makanan dan biaya sewa saat itu terbilang murah. Total pengeluaran saya selama satu setengah bulan adalah Rp. 1.500.000. Sudah mencakup tempat tinggal, biaya makan, biaya kursus, jajan, dan lain-lain.

5. Liburan
Selain belajar, kita bisa juga liburan. Setiap camp biasanya mengadakan sebuah tour. Saat itu camp Cherry mengadakan perjalanan ke Pulau Sempu, Malang, tapi saya enggak ikut ?

Buat kalian yang pernah ke Pare boleh menambahkan di kolom komentar apa lagi alasan harus mengunjungi Pare biar yang lain jadi tahu ?