Kalam Illahi Hadirkan Kebahagiaan yang Hakiki

Assalamualaikum, Playmates. Salam sehat untuk semua, ya. Apa kabar hari ini? Bahagiakah? Semoga Allah anugrahkan kepada kita kebahagiaan dunia akhirat. Btw, kajian rutin POMG minggu 12 ini temanya juga tentang kebahagiaan, yakni kalam Illahi hadirkan kebahagiaan yang hakiki.

Ustaz Muhammad Anwar sebagai narasumber memberikan insight tentang menuntut ilmu sebagai pembuka kajian. Beliau mengutip sebuah hadits dari At-TirmidzibNo. 2682, Abu Dawud No. 3641, dishahihkan Al-Albani dalam shahih Abu Dawud:

Barang siapa menempuh jalan menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan untuk menuju surga.

Serta:

Tidaklah berkumpul suatu kaum di rumah-rumah Allah, membaca kitab dan mempelajarinya, kecualu Allah turunkan ketenangan, rahmat, dinaungi malaikat, dan dibanggakan Allah.

Masyaallah jadi lebih semangat untuk berburu ilmu. Betapa banyak keutamaan yang Allah akan karuniakan bagi mereka yang senantiasa menuntut ilmu.

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu, Cari Tahu, Yuk!

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

1. Definisi Bahagia

Bahagia menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah:

keadaan atau perasaan senang dan tentram yang terbebas dari segala yang menyusahkan; beruntung.

Bahagia definisinya sederhana, tetapi tidak menghalangi orang-orang untuk memperingatinya. Orang-orang memperingati kebahagiaan dalam international day of happiness yang ditetapkan oleh PBB setiap tanggal 20 Maret.

Berikut ini merupakan hal-hal yang bisa mendatangkan perasaan bahagia:

  • Bisa berbagi cerita
  • Berkumpul bersama keluarga
  • Berkarya
  • Dicintai
  • Dihargai
  • Bisa memberi
  • Menjadi diri sendiri
  • Sehat wal’afiat

Manusia bahagia menurut sebagian orang adalah manusia yang terpenuhi kebutuhan syahwat dunianya, yaitu harta, tahta, dan wanita. Selain itu, mempunyai tetangga yang baik dan memiliki rumah yang luas pun bisa memberikan kebahagiaan.

Related:

Pendidikan Tauhid Kepada Anak, Sepenting Apakah?

Pentingnya Cinta Murni dalam Pembentukan Karakter dan Fondasi Iman pada Anak

Menghayati Doa Nabi Ibrahim, Amalkan, Yuk!

Wanita Perindu Surga, Kita Termasukkah?

2. Percayalah Kalam Illahi Hadirkan Kebahagian!

Kalam illahi hadirkan kebahagiaan yang hakiki

Hal-hal di atas memang menghadirkan kebahagiaan. Namun, mengingat kembali dasar penciptaan kita di dunia, hakikikah semua kebahagian itu? Kita ada hanya untuk beribadah. Lantas apakah yang bisa membuat kita bahagia dan tetap berada di jalan Allah? Jawabannya adalah kalamullah, atau Al-Qur’anulkariim.

2.1 Al-Quran sebagai Kalamullah

Setiap kata yang disandarkan pada Allah mengandung kemuliaan. Seperti rasulullah, rasul itu utusan. Siapa pun bisa menjadi utasan. Namun ketika menjadi rasulullah, ada kemuliaan tak berbatas di sana.

Begitu juga dengan kalamullah. Kalam itu perkataan, saat menjadi kalamullah, tiada ada yang bisa menandingi kemuliaannya. Setelah mengetahui kalamullah atau Al-Qur’an ini mulia, sebagai hamba sepatutnya kita tahu bagaimana cara mencari kebahagiaan, karena tidak ada kebahagiaan melebihi saat kita bisa berkomunikasi dengan sang pencipta.

2.2 Al-Quran adalah Ruh atau Energi

Allah menurunkan Al-Qur’an kepada manusia agar menjadi cahaya, petunjuk dalam menjalani kehidupan. Dari Al-Qur’an juga kita jadi paham tentang keimananan yang menjadi ruh dalam diri. Seperti yang tertulis dalam surat Asy-Syura ayat 52:

Dan demikianlah Kami wahyukan kepadamu wahyu (Al Quran) dengan perintah Kami. Sebelumnya kamu tidaklah mengetahui apakah Al Kitab (Al Quran) dan tidak pula mengetahui apakah iman itu, tetapi Kami menjadikan Al Quran itu cahaya, yang Kami tunjuki dengan dia siapa yang kami kehendaki di antara hamba-hamba Kami. Dan sesungguhnya kamu benar-benar memberi petunjuk kepada jalan yang lurus.

2.3 Bahagia bersama Al-Qur’an

Dikatakan kepada orang yang saleh, “Berapa sering saya harus membaca Al-Qur’an dalam sehari?” dia berkata, “Sesuai dengan berapa banyak bahagia yang kau inginkan.”

Masyaallah. Selain itu Al-Qu’an juga merupakan sumber pahala dan syafaat. Kalau dipikir membaca Al-Qur’an itu merupakan ibadah yang mudah dan murah. Namun, seringkali kita membiarkan kamullah itu teronggok penuh debu di atas meja. Na’uzubillahiminzalik.

2.4 Predikat Terbaik

Dari Nabi Muhammad saw, yang terbaik di antara kalian adalah orang yang belajar dan mengajarkan Al-Qur’an. (H.R. Bukhori)

Al-Qur’an merupakan makhluk Allah yang semua aspeknya memiliki predikat terbaik:

  • Yang menyampaikannya -> Makaikat Jibril (malaikat terbaik)
  • Yang menerimanya -> Nabi Muhammad (nabi terbaik)
  • Waktu turunnya -> Bulan Ramadan (bulan terbaik)
  • Malam turunnya -> Lailatul Qadar (malam terbaik)
  • Tempat turunnya -> Makkah dan Madinah (tempat terbaik)

2.5 Diangkat derajatnya

Di antara kita pasti sering mendengar para penghapal Al-Qur’an yang mendapat beasiswa atau beragam hadiah. Yang memberikannya bisa dari perorangan atau kelompok, seperti kerajaan Arab. Dengan menghapal Al-Qur’an para hafiz bisa mengangkat derajat diri dan keluarga.

Itu baru di dunia. Belum lagi kemuliaan yang Allah janjikan bagi para penghapal kalamullah di hari akhirat nanti. Bukan anaknya saja, sang orang tua pun akan mendapatkan mahkota.

Sebuah hadits menyebutkan:
Sesungguhnya Allah Swt mengangkat derajat suatu kaum/kelompok dengan Al-Qur’an dan menghinakan yang lainnya. (H.R. Muslim)

2.6 Keberkahan (khairan katsiran)

Kitab (Al-Qur’an) yang Kami turunkan kepadamu penuh berkah agar mereka menghayati ayat-ayatnya dan agar orang-orang yang berakal sehat mendapat pelajaran. (Q.S. Sad ayat 29)

2.7 Sehat, Obat Penyembuh

Dan Kami turunkan dari Al-Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian. (Q.S. Al-Isra ayat 82)

2.8 Keluarga Istimewa

Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya Allah mempunyai keluarga dari kalangan manusia. ‘ Beliau SAW ditanya, ‘Siapa mereka wahai Rasulullah.’ Beliau SAW menjawab, ‘Mereka adalah Ahlul Qur’an, mereka adalah keluarga Allah dan orang-orang khusus-Nya.” (HR. Ahmad dan Ibnu Majah).”

3. Penutup

Definisi Bahagia

Kebahagian menjadi tujuan setiap orang dalam hidup. Apakah yang bisa membuat bahagia? Bisa rumah luas, pakaian bagus, tetangga baik, dan lain sebagainya. Setiap orang mempunyai kriterianya sendiri. Namun, seperti apakah kebahagiaan yang hakiki? Jawabannya kalam Illahi hadirkan kebahagiaan yang hakiki.

Dikatakan kepada orang yang saleh, “Berapa sering saya harus membaca Al-Qur’an dalam sehari?” dia berkata, “Sesuai dengan berapa banyak bahagia yang kau inginkan.”

Sekarang semua tergantung kita. Setelah memegang kunci kebahagiaan, apakah kita akan mengejarnya atau mengabaikannya. Kita bisa bekerja, belajar, dan bermain selama berjam-jam. Sungguh miris jika kita tidak membiasakan membaca Al-Qur’an setiap hari.

Kita mulai dari sekarang, yuk, untuk menjadikan Al-Qur’an sebagai sahabat. Kita biasakan membaca satu halaman perhari. Setelah terbiasa, kita bisa menambah jumlah halamannya. Pelan-pelan saja asal konsisten.

Kita sepatutnya menyadari Al-Qur’an tidak membutuhkan kita. Namun, kitalah yang membutuhkan syafaatnya nanti di akhirat. Masyaallah, semoga kita pun semakin bisa menghayati kalam Illahi hadirkan kebahagiaan yang hakiki.

Related:

Rahasia Emas Bagi Pemburu Ilmu

Mendapatkan Ketenangan Hati Anti Galau, Bisakah?

Kualitas Hubungan dengan Pasangan, Pentingkah?

Melembutkan Hati yang Keras, Gimana Caranya?