Pengalaman Berkesan Saat Mengikuti Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut

Assalamualaikum, Playmates. Salam sehat untuk semua, ya. Pandemi memang berangsur menghilang, tetapi imunitas tubuh harus tetap diperhatikan karena cuaca yang sungguh tidak menentu. Alhamdulillah, saya diberi kesehatan sehingga bisa mengikuti kajian bersama Ibu Wakil Bupati Garut.

Jumat kala itu agak mendung. Malah hujan deras mengguyur kota Garut saat kajian tengah berlangsung. Udara dingin tidak menyurutkan antusias kami dalam menyimak apa yang disampaikan dr. Hani Firdiani.

Kegiatan rutin mingguan yang diadakan POMG di sekolah cikal ini kedatangan tamu istimewa. Biasanya yang mengisi kajian itu narasumber dari intern sekolah. Kali ini yang diundang adalah Ibu Wakil Bupati yang juga seorang dokter, sama seperti suaminya.

Akan tetapi Bu Dokter ini bukan 100% orang luar sekolah karena beliau menyekolahkan anak-cucunya di TK ini dan juga pernah bertugas di poliklinik yang berada di bawah yayasan yang sama dengan sekolah.

Related:

Label Baru di Blogku

Keutamaan Ilmu

Menyambut Ibu Wakil Bupati

dr. Hani Firdiani, Ibu Wakil Bupati Garut

Suasana aula TK hari itu sedikit berbeda dari suasana kajian sebelumnya. Ruangan lebih terang dan karpet yang digelar lebih banyak. Kursi untuk narasumber pun lain dari biasanya, lebih mewah.

Biasanya pengisi acara cukup tiga orang, seorang master ceremony, pembaca kalam illahi, dan narasumber. Kala itu selain ketiganya, ditambah pula ketua POMG dan kepala sekolah TK yang memberi sambutan serta moderator.

Kebetulan suami sedang ada di Garut, jadi bisa dititipi si bungsu sehingga saya bisa menyimak materi dengan lebih baik. Namun, kajiannya bersifat santai, sih. Tidak banyak materi yang disampaikan, lebih ke ngobrol saja.

Bu dokter merupakan sosok yang cheerful dan asik. Beliau mampu menghidupkan suasana dengan candaan serta seabrek hadiah. Kedoyanan emak-emak, nih.

Ada coklat, batik, dan jam tangan olahraga itu loh yang bisa mengukur detak jantung. Hadiah diberikan untuk mama yang bertanya dan mama yang bisa menjawab pertanyaan yang diajukan Bu Dokter.

Karena introvert, saya diam saja di pojokan. Tidak bertanya dan tidak pula menjawab. Malas rasanya kalau harus jadi pusat perhatian, padahal mupeng juga sama jam tangannya.

Setiap penanya langsung diberi coklat. Untuk yang menjawab pertanyaan diberi beberapa batik dan satu buah jam tangan olahraga. Pertanyaan yang diberikan tentunya seputar kesehatan.

Bu dokter ini baik hati karena meskipun kebanyakan mama-mama nyontek jawaban dari Google, hadiah tetap diberikan.

Related:

Jenis-jenis Watak Anak, Kenali, Yuk!

Benarkah Kusta dan Disabilitas Identik dengan Kemiskinan?

Kajian Bersama Ibu Wakil Bupati Garut, Seru Banget!

Keseruan Kajian bersama Ibu Wakil Bupati Garut

Tema yang disediakan panitia adalah Konsep Kesehatan dalam Islam. Bu dokter bilang tema ini terlalu luas, jadi apa yang disampaikan pun pembahasan secara umum tentang kesehatan.

Aspek Kesehatan

Aspek kesehatan dibagi ke dalam tiga bagian, yakni fisik, mental, dan sosial. Orang yang sehat secara fisik memiliki organ tubuh yang berfungsi dengan baik serta tidak merasakan keluhan atau sakit secara objektif.

Lah memangnya ada sakit secara subjektif? Ternyata ada ya, Playmates. Subjektif di sini maksudnya si individu merasakan sesuatu yang salah dalam dirinya, tetapi saat diperiksakan ke dokter tidak ada masalah. Singkatnya, cuma perasaan gitu.

Selanjutnya sehat secara mental. Issue kesehatan mental ini sekarang sedang booming, bahkan diangkat menjadi tema sebuah film. Di satu sisi tentunya hal ini baik karena tingkat kesadaran masyarakat tentang mental ilness semakin tinggi.

Di sisi lain hal ini juga menciptakan generasi strawberry, yakni generasi menye-menye yang sedikit-sedikit merasa terpuruk karena merasa sakit secara mental. Kata “healing” pun kini hits banget, padahal “refreshing” tidak berbanding lurus dengan “healing“.

Kita tidak bisa melakukan self-diagnozed bahwa kita mengalami mental illness. Ini harus diperiksakan kepada ahlinya.

Selanjutnya kesehatan sosial. Orang yang sehat secara sosial adalah orang yang mampu berinteraksi di masyarakat dengan baik. Orang ini mempunyai toleransi yang tinggi dan menjunjung persatuan.

Ruang Lingkup Kesehatan

Lebih lanjut Bu Dokter melanjutkan ruang lingkup kesehatan itu meliputi individu dan lingkungan. Penting bagi kita untuk memperhatikan keduanya karena individu dan lingkungan saling memengaruhi.

Semakin banyak manusia semakin banyak pula masalah kesehatan yang ada. Hal ini bisa dilihat dari penyakit-penyakit zaman sekarang yang dahulunya tidak ada, seperti kanker. Pengobatan merupakan suatu ikhtiar, tetapi alangkah baiknya kita lebih berfokus pada pencegahan.

Islam pun sangat concern dalam pencegahan penyakit ini dengan dibahasnya bab tentang bersuci (thaharah) agar kita senantiasa sehat dan bersih. Ilmu kedokteran Islam memberikan sumbangsih yang sangat besar bagi kemajuan teknologi kesehatan dewasa ini.

Pada abad kedelapan Masehi merupakan masa kejayaan Islam. Ilmu pengetahuan berkembang pesat, salah satunya ilmu kedokteran. Di akhir abad kesembilan mencuatlah seorang ahli ilmu kedokteran bernama Ibnu Sina. Orang Barat menyebutnya Avicenna.

Sesi Tanya Jawab

Quote Tentang Kesehatan dari Umar Bin Khatab

Dari uraian di atas bisa dilihat bahwa apa yang disampaikan Bu Dokter itu merupakan kesehatan secara umum. Namun, pada saat sesi tanya jawab mama-mama menanyakan hal-hal yang spesifik bahkan personal.

Ya, namanya juga emak-emak, pasti pintar melihat peluang. Ketemu dokter bawaannya pengen konsultasi, mumpung gratis.

Berikut beberapa pertanyaaan dan jawaban yang dapat saya ingat. Tadinya sesi ini tidak akan saya masukkan ke artikel jadi saat tanya jawab berlangsung saya tidak mencatat.

Konsultasi saat KajianĀ 

Q: Anak saya beberapa kali kena DBD dan Typus. Apakah DBD dan Typus itu satu paket?

A: Rata-rata orang Indonesia itu di perutnya ada kuman Typus karena kerap mengonsumsi makanan yang kurang higienis. Namun, kuman Typus itu dalam jumlah kecil sehingga tidak terasa dampaknya. Nah, pada saat kena DBD kondisi tubuh drop yang menyebabkan kuman Typus meningkat. Itulah yang menyebabkan DBD dan Typus tampak seperti satu paket.

Q: Di masyarakat ada anggapan bahwa anak yang gendut itu lucu, sedangkan orang dewasa dengan barat bedan berlebih dipandang “tidak enak”, jadi apa parameter sederhana yang menunjukkan bahwa kita sehat?

A: Sederhananya bisa dilihat dari berat badan. Kalau berat badan ideal itu salah satu indikasi badan sehat.

Q: Anak-anak kan rentan demam, kapankah waktu yang tepat untuk membawanya ke dokter?

A: Umumnya saat deman sudah tiga hari atau mencapai 39%C. Namun, kondisi setiap anak berbeda. Ada yang demamnya belum terlalu tinggi, tetapi kerap kejang, atau sebaliknya. Sebagai orang tua kita harus hapal kondisi ini sehingga tahu kapan harus mencari bantuan.

Q: Bu dokter, anak saya kan beberapa kali kepalanya terbentur, apakah tidak berbahaya?

A: Selama anak ibu menangis bersyukurlah. Benturan di kepala itu berbahaya apabila sampai menyebabkan hilang kesadaran, muntah, atau mimisan. Kalau pun terlihat biasa-biasa saja harus ditunggu sampai 3×24 jam. Kalau lewat dari itu tidak ada keluhan, insyaallah tidak ada yang perlu dikhawatirkan.

Sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan lagi, tetapi lupa apa saja. Kalau ada yang teringat, nanti langsung saya tambahkan di sini.

Penutup

Alhamdulillah saya diberi nikmat sehat sehingga bisa mengikuti kajian rutin di sekolah si cikal. Banyak ilmu tentang kesehatan yang saya dapat dari Bu Dokter Hani Firdiana. Sungguh pengalaman yang berharga dan mengesankan.

Meskipun ilmu kedokteran sekarang ini dikuasai Barat, tetapi para ilmuwannya banyak yang berasal dari Asia, terutama India, Arab, dan Jepang. Dasar-dasar ilmunya pun banyak yang diambil dari ilmu kedokteran Islam.

Islam sangat peduli pada kebersihan dan kesehatan. Oleh karena itu kita sebagai umat muslim harusnya menjalani hidup sehat seperti yang telah dianjurkan ajaran agama. Kajian bersama Ibu Wabup Garut ini memberikan insight betapa pentingnya kesehatan, terutama pada tahap pencegahan.