Ustadz Felix Siauw sudah sangat melekat dengan hal-hal yang berhubungan dengan Muhammad Al-fatih dan Konstantinopel. Namun, kini beliau mengisahkan cerita singkat Salahuddin Al-Ayubi. Berbeda dengan sebelumnya, kali ini saya menyimak videonya bukan dari akun Youtube sang ustadz.
Saya pernah merangkum kajian Ustadz Felix tentang sejarah Baitul Maqdis. Di situ beliau menyebutkan bahwa proses pembebasan tanah suci itu bukan sekadar donasi, tetapi harus ada edukasi terus menerus seperti yang sudah Rasulullah upayakan.
Pada kesempatan ini pun, Ustadz kembali menegaskan hal tersebut. Donasi adalah sebuah bentuk peduli kita pada saudara seiman, tetapi kita tidak boleh melupakan fondasinya, yakni edukasi tentang Baitul Maqdis.
Oleh karena itu, beliau bergabung sebagai penasihat di sebuah komunitas yang pada saat itu mengadakan kajian yang beliau isi. Komunitas tersebut tidak terlalu ngoyo untuk berdonasi, tetapi lebih concern pada kajian-kajian mengenai Baitul Maqdis.
Berbicara tentang pembebasan Baitul Maqdis tentu juga berbicara tentang dua tokoh utamanya. Yang pertama adalah Umar Bin Khatab yang membebaskannya tahun 638 M. Kemudian yang kedua adalah Salahuddin Al-Ayubi yang membebaskan tanah suci tersebut pada tahun 1187 M.
Pada kesempatan itu, Ustadz Felix menceritakan tokoh yang kedua. Melalui kisahnya, beliau memotivasi kita agar tidak putus asa jika sekarang belum bisa menjadi siapa-siapa. Ikutilah siapa-siapa, kita tidak akan pernah tahu ke depannya akan seperti apa.
Begitu pulalah cerita singkat Salahuddin Al-Ayubi. Beliau sepanjang hidupnya dikelilingi orang hebat, sehingga mempunyai role model tepat walaupun dirinya belum bisa menjadi orang besar. Oleh karena itu, saat kesempatan untuk beliau bersinar tiba, Salahuddin Al-Ayubi telah siap menyambutnya.
Keadaan Umat Muslim Sebelum Masa Salahuddin Al-Ayubi
Setelah Rasulullah wafat, kepemimpinan beralih ke khalifaturrasyidin. Kemudian setelah itu berlanjut ke kekhalifahan Umayyah. Sampai masa ini umat muslim belum terlalu mengalami kemajuan di bidang sains dan teknologi. Namun, semangat jihadnya senantiasa membara.
Setelah masa bani Umayyah berakhir, kekahlifahan Abbasiyah melanjutkan tampuk kepemimpinan. Pada masa ini, sains dan teknologi mengalami kemajuan pesat sehingga membuat lalai di sektor pertahanan.
Baitul Maqdis yang sejak kekhalifahan Umar Bin Khatab berada di bawah kekuasaan umat Islam pun terlepas. Selama sekitar 90 tahun, tanah suci itu berada di bawah kendali bangsa Romawi. Sebelum akhirnya, Salahuddin Al-Ayubi mengembalikan Baitul Maqdis ke pangkuan umat Islam.
Di Balik Sosok Salahuddin Al-Ayubi
Sebelum menaklukkan Baitul Maqdis, Al-Ayubi bukanlah sosok istimewa. Tidak banyak yang mengenalnya, tetapi beliau mempunyai ayah dan paman yang hebat. Dari sang Ayah, beliau belajar administrasi kota dan agama, sedangkan dari sang paman, beliau belajar tentang jihad dan peperangan.
Ayah Salahuddin bernama Nazmuddin Ayyub dan pamannya Assadudin Syirkuh. Pamannya ini merupakan panglima perang hebat di masa pemerintahan Sultan Nurruddin Zanki. Sang sultan merupakan role model bagi Salahuddin.
Ayah Nuruddin Zanki, yakni Imaduddin Zanki, merupakan sultan yang pertama kali membangkitkan umat Muslim saat melawan pasukan salib. Salahuddin belum menjadi orang hebat, tetapi orang-orang hebat mewarnai hidupnya.
Nazmuddin Ayub, Assadudin Syirkuh, dan Nurruddin Zanki merupakan tiga sosok penting di balik kesuksesan Salahuddin Al-Ayubi. Mereka memberikan pengaruh besar kepada pembebas Baitul Maqdis tersebut.
Pelajaran dari Cerita Singkat Salahuddin Al-Ayubi
Pada masa kecilnya, Salahuddin pernah hendak ayahnya bunuh karena dianggap sebagai anak pembawa sial. Momen kelahirannya bertepatan dengan sang paman yang mendapat masalah. Untungnya, sang ayah segera menyadari kekhilafannya.
Ustadz Felix mengatakan bahwa sosok Al-Ayubi bukan sosok yang terlalu tinggi untuk menjadi teladan kita karena beliau pun bukan seseorang yang dari mudanya istimewa. Berikut beberapa pelajaran yang bisa saya petik dari kisah ini.
- Jika sekarang kita belum menjadi siapa-siapa bukan berarti selamanya akan seperti demikian. Tetaplah berada di jalan yang lurus dengan mengikuti orang hebat yang taat, agar kita senantiasa dapat mengambil kebaikan dari mereka.
- Orang saleh tidak selalu menjalani hidup dengan lurus. Adakalanya dia terpeleset, seperti halnya yang terjadi pada Nazmuddin Ayub.
- Salahuddin merupakan sosok yang tawakal. Setiap hendak berperang, beliau bersujud terlebih dahulu. Ini menunjukkan ketawakalannya atas takdir Allah. Selain itu, beliau figur orang yang rajin beribadah. Bahkan saat dalam kondisi perang sekali pun.
- Salahuddin Al-Ayubi merupakan orang yang adil. Pemakanannya layaknya pemakaman para nabi yang mendatangkan kesedihan yang mendalam. Tidak hanya dari kalangan orang Islam, di luar itu pun merasa sangat kehilangan.
- Kalian sudah nonton Kingdom of Heaven, Playmates? Film tersebut merupakan PoV orang Barat, tetapi Al-Ayubi digambarkan sebagai sosok yang kesatria. Ini menjadi bukti sosoknya yang adil kepada siapa pun.
- Baitul Maqdis sempat terlepas dari genggaman Islam karena kondisi umat yang tercerai berai dan kembali kepada Islam di bawah kepemimpinan Salahuddin Al-Ayubi yang solid. Ini merupakan teladan bagi kita bahwa persatuan Islam itu sangatlah penting. Sejalan dengan apa yang Allah firmankan dalam surat Ali Imran ayat 101-103.
Penutup “Cerita Singkat Salahuddin Al-Ayubi”
Tidakkah kita merasa rindu dengan tokoh-tokoh masa lalu Islam yang hebat? Ada seorang penyair yang menceritakan keinganan umat Muslim untuk membangkitkan kembali Salauddin Al-Ayubi. Namun, tanah yang mengubur jasadnya malah mengejek, “Berapa kali kalian akan membangunkannya hanya karena lemahnya kalian?”
Tentu ini menjadi pukulan telak bagi kita, mengingat kondisi muslim saat ini yang bercerai berai. Ketidakbersatuan ini otomatis menjadikan lemah. Semoga cerita singkat Salahuddin Al-Ayubi di bisa membangkitkan girah kita. Bukankah menceritakan sirah seperti ini merupakan satu dari tiga hal yang bisa membangkitkannya?
Wah jadi inget pelajaran sejarah kebudayaan Islam pas sekolah dulu, Salahuddin Al ayyubi adalah salah seorang pemimpin yang dihormati oleh musuh karena sikapnya yang adil. Masya Allah, semoga kita temukan lagi pemimpin seperti ini ya, kak
Suka banget motivasinya meskipun sekarang belum bisa menjadi siapa-siapa. Ikutilah siapa-siapa yg hebat, kita tidak akan pernah tahu ke depannya akan seperti apa.
Benar, Kak. Sejarah-sejarah Baitul Maqdis seperti ini harus gencar di syi’arkan juga, sejalan dengan penggalangan donasi. Karena semakin paham dengan sejarah, diharapkan rasa cinta dan kepedulian terhdap baitul maqdis pun tumbuh makin subur dan antara manusia satu dengan lainnya bisa menularkan semangat untuk selalu berupaya terhadap kemerdekaan Plestina