3 Kutipan yang Akan Membuatmu lebih Bijak

Assalamualaikum playground of Monica’s visitors, salam sehat untuk semua, ya. Semua dari kita pasti telah mengetahui bahwa saat melakukan sesuatu dan mengambil keputusan, kita sendirilah yang menentukan. Namun, dalam prosesnya hal itu dipengaruhi berbagai faktor dari luar diri, seperti keluarga, lingkup pertemanan, bacaan, tontonan, idola, dan lain sebagainya.

Maka dari itu, sudah seharusnya kita memilih untuk berada di lingkungan yang baik, setidaknya tidak toxic, agar saat bertindak dan mengambil keputusan kita tetap berada di jalur yang benar secara norma dan nilai.

Salah satu hal yang saya lakukan untuk membentengi diri dari gempuran hal-hal yang tidak baik adalah dengan memilih bacaan yang baik. Dari sebuah buku kita bisa mendapatkan pengetahuan, cara berpikir seseorang, pengalaman orang lain, bahkan sebuah doktrin.

Kelihatannya sepele, padahal sebuah buku bisa berdampak pada diri kita.
Bacaan yang paling sering saya baca adalah novel. Walaupun kebanyakan fiksi tetapi tetap ada pelajaran yang bisa diambil. Untuk karya non fiksi juga saya suka, tetapi biasanya membutuhkan waktu yang lebih lama untuk menamatkannya. ?

Semenjak kecil, buku telah menjadi sahabat saya. Ibu kerap memberikan majalah Bobo dan Mangle. Setelah itu saya menjajal komik, lalu bermuara pada novel. Dari bacaan-bacaan itu, saya kerap menemukan kata-kata bijak yang menyentuh hati. Berikut beberapa quote yang berhasil mengetuk pintu hati saya:

1. Yang Terucap Akan Lenyap, Yang Tercatat Akan Teringat

Saya menemukan kata-kata ini di buku yang ditulis Ariel, Uki, Lukman, dan David yang diberi judul Kisah Lainnya: Catatan 2010-2012. Hampir satu dekade lalu saya membacanya, tetapi kedalaman makna dari kata-kata tersebut baru saya pahami sekitar dua tahun ke belakang.

Sekitar awal tahun 2020, seorang teman mengajak saya untuk begabung dengan sebuah komunitas menulis online. Saya memang suka membaca, tetapi untuk menulis saya merasa tidak mampu. Apalagi saat mengetahui dalam komunitas itu ada tugas yang harus dikerjakan dan terdapat sistem eliminasi. Maka, saya menolak ajakan itu.

Ternyata teman saya itu tidak putus asa, beberapa saat kemudian dia mengajak lagi. Dia bilang saya pasti bisa. Dan, sekarang saya berterima kasih padanya karena berawal dari komunitas itulah saya jadi punya beberapa buku antologi dan satu buku solo.

Salah satu alasan saya menerima ajakan itu adalah karena saya teringat kata-kata bijak dari Ariel yang sudah disebutkan di atas. Bahwa, memang benar sehebat apa pun pengalaman dan pemikiran kita, semuanya akan lenyap kalau hanya diucapkan. Berbeda halnya, bila kita menuliskan sesuatu, sekecil apa pun dan sesepele apa pun pasti akan abadi.

2. Tidak Perlu Menjelaskan tentang Dirimu Kepada Siapa Pun Karena Yang Menyukaimu Tidak Butuh Itu. Dan, Yang Membencimu Tidak Akan Percaya Itu

Saya pertama menemukan kata-kata ini di sosial media. Banyak sekali orang yang mengutipnya. Sekali membaca saja, saya langsung setuju dengan quote tersebut. Dan, saya takjub saat mengetahui ternyata itu adalah kata-kata Ali Bin Abi Thalib. Masyaallah. Kata-kata itu mampu melewati waktu yang panjang. Dari ratusan tahun yang lalu masih relate dengan keadaan sekarang.

Sebagai orang yang baperan, saya sangat kesulitan untuk mengabaikan apa yang dikatakan orang lain. Pasti saja kepikiran untuk waktu yang cukup lama. Terkadang, saya sangat ingin beradu argumen dengan orang-orang yang berbicara hal-hal yang tidak mengenakkan. Namun, kata-kata dari sahabat nabi itu seratus persen benar.

Saya memang belum sepenuhnya bisa menutup telinga pada ucapan orang lain, tetapi saya berusaha mengalihkan pikiran pada hal-hal yang positif karena memang tidak ada gunanya memikirkan sesuatu yang berada di luar kendali kita.

3. Ilmu Itu Cahaya, Bodoh Itu Bahaya

Saya membaca kata-kata indah ini di buku pelajaran ilmu hadits saat saya masih duduk di bangku madrasah diniyah. Kata-kata tersebut masih jelas teringat meskipun waktu telah melesat hampir tiga puluh tahun.

Kini, saat sudah menjadi seorang ibu, saya bertekad untuk memberikan pendidikan yang terbaik untuk anak-anak, terutama pendidikan agama. Dari bayi mereka sudah diperkenalkan dengan buku yang notabenenya gudang ilmu.

Si sulung tahun ajaran baru mendatang akan masuk TK. Saya dan suami bersepakat memasukannya ke sekolah yang kental dengan atmosfer keagamaan. Walaupun biayanya cukup mahal buat kami, tetapi mudah-mudahan ini menjadi amal kebaikan bagi kami dan jalan menuju cahaya baginya.

Nah, itu dia tiga diantara banyaknya kata-kata bijak yang berpengaruh pada hidup saya. Bagaimana dengan kalian? Apa kata-kata mutiara favorit kalian? Boleh share di sini, ya. Terima kasih. ?